68.988 Anak di Papua Barat Putus Sekolah
Merdeka.com - Ketua Tim Percepatan Penanganan Pendidikan Provinsi Papua Barat Dr. Ir. Agus Irianto Sumule mengatakan penambahan jumlah guru di Papua Barat bisa menjadi solusi anak putus sekolah di Papua Barat yang jumlahnya mencapai 68.988 anak.
Agus Irianto Sumule di Sorong, Jumat (21/10) mengatakan total kekurangan guru di Papua Barat adalah 5.507 orang untuk 137 kelas.
Kekurangan guru tersebut terbatas pada sekolah-sekolah yang sudah ada, belum termasuk penyediaan guru untuk anak-anak putus sekolah.
-
Apa yang ditemukan di Papua? Viral Penemuan Tank Terkubur di Dalam Tanah di Papua, Diduga Peninggalan Perang Dunia II
-
Siapa yang terlibat dalam konflik Papua? Gerakan Papua Merdeka semakin terorganisir melalui budaya, sosial, politik luar negeri, senjata, bahkan berhasil menarik perhatian aktivis NGO.
-
Apa yang menjadi masalah akar konflik Papua? Peneliti dari Yayasan Bentala Rakyat, Laksmi Adriani Savitri mengatakan bahwa salah satu akar masalah dari konflik Papua adalah dorongan modernisasi yang dipaksakan.
-
Di mana anak-anak Papua berlatih sepak bola? Putra-putri Papua yang mendapatkan kesempatan tersebut yakni 4 orang dari SSB Nafri Binaan Kodim 1701/Jayapura Korem 172/PWY sebagai juara 1 sepakbola atas nama Jezreel Geroda, Chris joddy Ayello, Alfian Muhandani dan Sdrian Malibela dan 1 orang dari SSB Heijnes sebagai juara 2 sepakbola atas nama Ezra Koridama.
-
Mengapa Suku Piliang memiliki banyak sub-suku? Mengutip beberapa sumber, Suku Piliang memiliki beberapa sub-suku yang cukup beragam dan tersebar di beberapa wilayah di Sumatra Barat, di antaranya:
-
Dimana sekolah itu berada? Peristiwa itu terjadi di Sekolah Al-Awda di Abasan al-kabira, bagian selatan Jalur Gaza dekat Khan Younis.
"Padahal, atas dasar APM (angka partisipasi murni) masih ada sekitar 68.988 orang penduduk usia sekolah yang tidak bersekolah di Provinsi Papua Barat mereka juga memerlukan guru, ini yang harus kita fikirkan bersama," jelas Sumule saat memberikan presentasi pada Rapat kerja Bupati dan Wali kota di Kabupaten Sorong.
Dalam penjelasannya, angka anak lutus sekolah di wilayah Papua Barat terbagi menjadi dua wilayah adat Bomberai dan Doberai.
Wilayah Bomberai mencakup Kabupaten FakFak, Kaimana dan Teluk Bintuni, di mana Kabupaten Teluk Bintuni merupakan penyumbang terbesar anak putus sekolah sebanyak 5.598, selanjutnya Kabupaten Kaimana sebanyak 4.588, dan Kabupaten Fakfak sebanyak 4.318 anak.
Sementara di wilayah Doberai yang mencakup Kabupaten Manokwari, Pegunungan Arfak, Manokwari Selatan, Kabupaten Sorong, Raja Ampat, Teluk Wondama, Tambrauw, Kota Sorong dan Kabupaten Sorong Selatan.
"Kabupaten Manokwari merupakan penyumbang terbesar angka anak tidak bersekolah, sebanyak 12.804 anak, kemudian Kabupaten Pegunungan Arfak dengan 8.508 anak, sedangkan di urutan ketiga Kota Sorong dengan jumlah 6.577 anak putus bersekolah," jelas Akademisi dari Universitas Papua itu.
Menindaklanjuti pemaparan tersebut Penjabat Gubernur Papua Barat Paulus Waterpauw mengatakan forum Raker Bupati dan Wali kota merupakan sarana penting untuk membahas masalah pendidikan.
Menurut Waterpauw angka putus sekolah di Papua Barat yang tinggi jika dibiarkan maka akan berpengaruh pada tingkat pengangguran di masa depan.
"Kalau ada investor masuk dan tercipta lapangan kerja, bagaimana anak-anak kita ini mau bekerja jika tidak berpendidikan formal," kata Waterpauw.
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
KPAI menyebut jumlah anak putus sekolah di Sumatera Utara (Sumut) menempati posisi kedua secara nasional.
Baca SelengkapnyaIronisnya ratusan anak di ibu kota Provinsi Banten itu alami putus sekolah.
Baca SelengkapnyaSetiap hari mereka menyeberang sungai itu tanpa didampingi orang tua
Baca SelengkapnyaOrganisasi Papua Merdeka (OPM) dengan brutal membakar sekolahan di Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua Pegunungan.
Baca SelengkapnyaPada PPDB 2022 terdapat 12 siswa baru dan 2021 ada 7 siswa baru.
Baca SelengkapnyaKekeringan melanda dua distrik yakni Lambewi dan Agandugume.
Baca SelengkapnyaBanjir lahar dingin ini juga mengakibatkan akses jalan terputus karena jembatan rusak.
Baca SelengkapnyaSido Muncul gerak cepat memberikan bantuan sebesar Rp350 juta untuk korban terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki.
Baca SelengkapnyaAparat keamanan menyatakan situasi di Distrik Homeyo, Kabupaten Intan Jaya, Papua sudah kondusif.
Baca SelengkapnyaSementara untuk kerugian keuangan negara masih dalam formulasi penyidik bersama pihak terkait.
Baca SelengkapnyaBeberapa sekolah kekurangan siswa. Namun kegiatan belajar mengajar tetap berjalan.
Baca SelengkapnyaSD Negeri 23 Lolong di Kota Padangkekurangan peserta didik. Sekolah itu hanya mendapatkan 2 siswa baru.
Baca Selengkapnya