AMDI Harap Korban Pemerkosaan di Toba Samosir Dapat Perlindungan & Pendampingan
Merdeka.com - Ketua Yayasan Anak (AMDI) Clara Tampubolon mengecam empat pelaku pemerkosaan di Toba Samosir, Sumatera Utara. Dia meminta korban yang berusia 14 tahun itu mendapatkan perlindungan dan pendampingan.
Dia meminta kepada Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) untuk turun tangan langsung. Harapannya, korban yang tengah hamil 6 bulan itu mendapatkan perawatan kesehatan dan psikologi.
"AMDI mengecam pemerkosaan yang melibatkan 4 orang paruh baya. Tapi bagi kami, keselamatan korban jadi yang utama. Kami akan meminta P2TP2A terkait memberikan perlindungan dan pendampingan," katanya di Jakarta, Selasa (21/1).
-
Siapa yang dapat memberikan dukungan untuk perempuan? Organisasi non-pemerintah juga dapat berperan dalam memberikan pendidikan dan pelatihan kepada wanita, meningkatkan kesadaran masyarakat tentang isu-isu emansipasi wanita, serta memberikan layanan dan dukungan kepada korban kekerasan atau diskriminasi.
-
Bantuan apa yang diberikan? Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini atau Risma serahkan santunan kepada para korban banjir dan tanah longsor di Nagari Sungai Durian Kecamatan Patamuan, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat (Sumbar).
-
Di mana bantuan diberikan? Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini atau Risma serahkan santunan kepada para korban banjir dan tanah longsor di Nagari Sungai Durian Kecamatan Patamuan, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat (Sumbar).
-
Siapa yang perlu berperan aktif dalam pengasuhan? 'Jadi, simpulannya, dalam pengasuhan anak pada orang lain, dituntut peran orangtua untuk dapat memaksimalkan peran pengasuhan dalam sisa waktu di rumah saat bersama anak-anak,' katanya.
-
Bagaimana cara meminta bantuan? Saat meminta bantuan, mintalah untuk kepentingan pribadi orang, jangan pernah untuk belas kasihan atau rasa syukur.
-
Siapa yang membantu gadis itu? Seorang pria yang kebetulan lewat dan sedang mengemudi sebuah mobil menemukan gadis malang tersebut. Ia pun langsung menolongnya dan memasukan gadis tersebut beserta sang adik ke dalam mobilnya.
Selain itu, Komisaris Utama Public Speaking SEPIKUL ini juga mengimbau kepada orang tua untuk memastikan anak mereka tidak mudah terayu.
"Peran orang tua sangat penting untuk memastikan anak tidak mudah terbujuk rayu orang lain, baik yang dikenal atau enggak. Karena kebanyakan pelaku memanfaatkan kondisi ekonomi korban sebagai modus," tegasnya.
Sementara itu, anggota DPR dari Fraksi NasDem Martin Manurung meminta pelaku mendapatkan hukum yang berat. Sehingga masyarakat tidak lagi berpikir untuk melakukan tindakan serupa.
"Hukuman harus membuat jera. Jangan sampai mereka bebas tanpa membawa rasa penyesalan. Ini harus menjadi pengingat bahwa negara kita negara hukum," tegasnya.
Anggota DPR RI yang mewakili Sumatera Utara ini juga mengharapkan korban mendapatkan perlindungan dan pendampingan.
"Keselamatan korban menjadi yang utama saat ini. Biar tidak ada intimidasi kepada korban," tutupnya.
Sebelumnya, empat orang terduga pelaku tindak kejahatan pemerkosaan ditahan Polres Tobasa di Mako Polres Tobasa, Minggu (19/1). Kasatreskrim Polres Tobasa AKP Nelson Sipahutar menyampaikan, keempatnya dijemput paksa dari Desa Horsik, Kecamatan Ajibata, Kabupaten Toba Samosir Sabtu 18 Januari.
"Benar, kami telah mengumpulkan keterangan dan bukti dan empat pria diduga pelakunya telah diamankan di Polres Toba Samosir," katanya.
Menurut Nelson kejadian itu diketahui Polres Tobasa pada Sabtu 18 jan 2020 sekira Pukul 17.00 WIB dari masyarakat. Pencabulan terhadap remaja 14 tahun atau gadis di bawah umur desa Horsik tersebut berujung pada kehamilan.
Menindaklanjuti info tersebut Unit PPA dan tim Resmob sat reskrim Polres Tobasa dipimpin langsung Kasat Reskrim AKP Nelson Sipahutar meluncur ke lokasi.
Setelah bertemu dengan korban dan orang tuanya serta aparat desa, dari hasil keterangan korban yang membenarkan kejadian tersebut selanjutnya 4 orang laki-laki dewasa 2 yang diduga pelakunya langsung diamankan dari tempat yang berbeda.
Keempatnya ternyata sudah paruh baya masing-masing antara lain AS (62), SS (62), AS (62) dan ARC (30). Kejadian persetubuhan dan pencabulan tersebut dilakukan para tersangka sejak bulan September 2019 sampai Januari 2020.
"Menurut keterangan bidan desa horsik yang melakukan pemeriksaan terhadap korban mengatakan bahwa korban diperkirakan sudah hamil jalan 5 bulan. Selanjutnya para tersangka sudah diamankan di Polres Tobasa untuk dilakukan proses penyidikan dan terhadap korban akan dilakukan visum dan koordinasi dengan dokter kandungan," tutup Nelson.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) memastikan juga memberikan pendampingan terhadap pelajar pelaku kekerasan dan perundungan di SMA Binus School Serpong.
Baca SelengkapnyaPemkab Banyuwangi langsung memberikan pendampingan pada keluarga korban kasus dugaan kekerasan seksual dan pembunuhan anak berusia 7 tahun.
Baca SelengkapnyaPolisi Diminta Dampingi Psikologis Anak dan Istri korban Pencabulan Oknum Petugas Damkar
Baca SelengkapnyaPembentukan direktorat baru ini dianggap sebagai terobosan besar dalam memperkuat perlindungan perempuan dan anak sebagai kelompok paling rentan terhadap TPPO.
Baca SelengkapnyaKorban dan pelaku merupakan anak di bawah umur yang sama-sama berstatus sebagai pelajar SMP.
Baca SelengkapnyaTerduga pemerkosa gadis keterbelakangan mental hingga hamil enam bulan asal Banyuasin, Sumatera Selatan, IN (23), bertambah menjadi 10 orang.
Baca SelengkapnyaSiswi SD yang menjadi korban kekerasan seksual dan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO), di Bandung K (12) kini menjalani pemulihan trauma.
Baca SelengkapnyaKondisi korban anak saat ini ketakutan dan merasa trauma. Apalagi setelah mengetahui kasus ini viral.
Baca SelengkapnyaPrengki menyebut sebelumnya sudah dilakukan mediasi dengan beberapa terlapor.
Baca SelengkapnyaBintang menyebut, perempuan dan anak-anak selama ini kerap menjadi korban kekerasan sehingga tergolong kelompok rentan.
Baca SelengkapnyaKedua pelaku sempat kabur. Namun polisi berhasil meringkus keduanya.
Baca SelengkapnyaKondisi psikis itu diketahui usai KPAI bertemu korban di kantor P2TP2A Tangerang Selatan.
Baca Selengkapnya