Anak penderita tumor otak telantar di RSUP Dr Kariyadi
Merdeka.com - Nasib malang menimpa pasien BPJS yang tengah berobat di rumah sakit milik pemerintah. Kali ini, kasus pasien terlantar menimpa Aulia Zulfa Safira (7), penderita tumor otak yang tengah terbaring lemah di Ruang Anak RSUP Dr Kariyadi, Semarang, Jawa Tengah.
Bukannya mendapatkan perawatan yang baik, namun pihak rumah sakit justru mengusir pasien tersebut. Orangtua bocah penderita penyakit Cranio Varingioma tersebut, Siti Mimbar Qomariati, mengaku kecewa dengan pelayanan medis di rumah sakit tersebut.
Sebab, Siti menjelaskan, dia menilai dokter rumah sakit keterlaluan karena menyuruh anaknya dibawa pulang.
-
Kapan harus bawa anak ke rumah sakit? 'Kalau terganggu salah satunya, makan kurang, minum nggak mau, nggak bisa tidur karena nggak bisa nafas, dia lemas terus, kita nggak bisa (mengobati) hanya pijat di rumah atau obat-obatan herbal,' terang dr. Dimple dilansir dari Antara.
-
Siapa yang sedang sakit? Sule menyempatkan diri untuk menjenguk Adzam yang sedang sakit di tengah-tengah kesibukannya sebagai seorang publik figur.
-
Kenapa anak kanker di Indonesia susah sembuh? Salah satu penyebab utama rendahnya angka kesembuhan kanker pada anak di Indonesia adalah keterlambatan diagnosis. Hal ini sangat memengaruhi keberhasilan pengobatan.
-
Kapan anak itu diperbolehkan pulang? Setelah menjalani perawatan selama 13 hari di rumah sakit, anak tersebut akhirnya diperbolehkan pulang. Keluhan mengenai bau tidak sedap yang selama ini dirasakannya juga sudah hilang.
-
Apa yang harus dilakukan jika anak kanker tetap menolak makan? 'Jika pakai susu khusus tidak mau juga, ini adalah saatnya ibu bapak bersedia anaknya dipasang selang,' kata Yoga.
-
Kenapa pasien kanker anak susah makan? Anak dengan kanker yang susah makan, bisa disebabkan karena sedang menjalani kemoterapi, atau karena memang ada zat-zat yang dikeluarkan oleh tumornya yang mempengaruhi nafsu makan, kita bisa melakukan bebrapa tips untuk membantu mereka,' kata Yoga.
"Dengan kondisi kesehatan anak saya yang belum membaik, saya tidak bisa membawa pulang. Tapi pihak rumah sakit tetap menyuruh pulang sejak hari Kamis kemarin," ujarnya saat berbincang dengan merdeka.com, Senin (3/11).
Siti menceritakan, sejak menjalani operasi penyedotan cairan pada bagian otak, kesehatan anaknya hingga sekarang belum stabil. Badan bocah malang itu masih tampak gemetaran dan belum sadar sepenuhnya. Tak hanya itu, anaknya pun baru bisa mengonsumsi asupan cairan susu dan tidak bisa bicara karena suhu tubuhnya sempat meninggi.
"Melihat kondisi kesehatan anak seperti itu, seharusnya rumah sakit bisa merawatnya sampai sembuh. Bukannya disuruh pulang," kata wanita yang tinggal di Lambangan Wetan RT 04/RW II ini.
Lebih lanjut, dia mengungkapkan, gejala penyakit tumor otak yang menimpa siswi kelas II SD Lambangan Wetan, Kecamatan Bulu Rembang, tersebut mulai terlihat pada Februari 2014 lalu. Awalnya, dia mengira Aulia terkena penyakit paru-paru dan dibawa ke RS Mardi Rahayu Kudus. Di situ, anaknya dirawat sampai akhirnya diizinkan pulang.
Namun, beberapa bulan kemudian dia akhirnya berinisiatif mencari ahli paru-paru di RS Elizabeth dan hasil pemeriksaannya negatif. Lambat laun melihat kesehatan anak kelima dari enam bersaudara itu semakin menurun, Siti kemudian merujuk Aulia ke RSUP Dr Kariyadi.
Di rumah sakit tersebut, kesehatan anaknya masih labil. Meski sebelumnya dibolehkan pulang namun tak lama kemudian anaknya kembali dirawat karena penyakitnya kembali kambuh.
Setelah dibawa lagi ke RSUP Dr Kariyadi pada 29 September 2014, ternyata baru didiagnosa kalau anaknya menderita tumor otak. "Tapi sejak dioperasi, kondisinya belum stabil sampai sekarang," kata Guru Biologi di Mts Arrahman Rembang tersebut.
"Karena saya kecewa dengan layanan di rumah sakit ini, maka kalau ada biaya saya akan memindahkan anak saya ke RS Tlogorejo agar dapat layanan lebih baik. Kita butuh perawatan lanjutan tim medis," terang sang ayah, Subawoto. (mdk/mtf)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bocah yang sakit itu sudah tampak lemas. Hidungnya terus mengeluarkan darah.
Baca SelengkapnyaA divonis mengalami mati batang otak karena tidak sadarkan diri usai operasi amandel
Baca SelengkapnyaRumah Sakit Umum Pusat (RSUP) M Djamil Padang buka suara terkait meninggalnya pasien anak atas nama inisial AR (11) di RSUP M Djamil Padang.
Baca SelengkapnyaSebelum meninggal, A didiagnosis mengalami mati batang otak.
Baca SelengkapnyaPencopotan sesuai dengan janji Rahmatullah jika ditemukan pelanggaran dalam pemeriksaan yang dilakukan Inspektorat.
Baca SelengkapnyaSeorang bocah meninggal dunia diduga korban malapraktik usai menjalani operasi amandel di Rumah Sakit Kartika Husada, Jatiasih, Kota Bekasi
Baca Selengkapnya