Angka Pencurian Sepeda Motor di Banda Aceh Tinggi, Polisi Beberkan Modus Pelaku

Merdeka.com - Kapolresta Banda Aceh Kombes Pol Trisno Riyanto menyebutkan, selama tahun 2019 kasus yang banyak terjadi adalah pencurian bermotor (Curanmor). Namun jika dibandingkan tahun sebelumnya, kasus kriminalitas mengalami penurunan. Angka kriminalitas semua kasus terjadi di Banda Aceh sebanyak 324, turun dibandingkan tahun sebelumnya 411.

Curanmor paling menonjol terjadi di Banda Aceh sebanyak 170 kasus, pencurian disertai pemberatan 119 kasus, pencurian disertai kekerasan 25 kasus. Kriminalitas lainnya kasus penganiayaan 5 kasus, pembunuhan 3 kasus, pemerkosaan dan penculikan hanya 1 kasus.

"Kriminalitas itu yang paling tinggi adalah curanmor," kata Trisno Riyanto, Senin (23/12).

Sementara itu Kasatreskrim Polresta Banda Aceh, AKP Muhammad Taufik mengaku, ada juga ditemukan modus lain. Yaitu motor yang dikredit, lalu tidak sanggup lagi membayar. Lalu pemilik kendaraan tersebut membuat laporan polisi motor miliknya hilang.

Berdasarkan surat polisi itu, pemilik motor mengajukan klaim asuransi agar diganti dengan kendaraan lain. Sehingga asuransi menggantikan motor tersebut dengan yang baru, dan pemiliknya tidak perlu lagi membayar kredit selanjutnya.

"Setelah tidak mampu bayar kredit lagi buat laporan polisi hilang untuk diklaim ke asuransi, ini juga ada terjadi," ungkap Taufik.

Kabag Ops Polresta Banda Aceh, Kompol Juli mengaku, motor curian itu biasanya diperjualbelikan kembali ke pihak perkebunan sawit di seluruh Aceh. Motor curian yang dijual murah itu dipergunakan moda transportasi di perkebunan sawit.

"Faktor masih tinggi curanmor karena masih ada penampung. Biasanya dijual ke pekerja di perkebunan sawit, ditampung di sana," ungkapnya.

Secara umum sebagaimana disampaikan oleh Kapolresta dalam konferensi pers itu. Keamanan dan ketertiban masyarakat dalam wilayah hukum Polresta Banda Aceh terkendali dan kondusif.