Batik warna alam khas Kota Tarakan
Merdeka.com - Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan terbesar di dunia. Sebagai negara kepulauan, tentunya beragam kebudayaan lahir dari individu-individu kreatif. Salah satunya batik yang telah menjadi ikon Indonesia dan diakui oleh PBB.
Hampir di tiap sudut wilayah Indonesia bisa menghasilkan kain batik. Salah satunya Kota Tarakan, Kalimantan Utara. Batik khas kota paling utara di Kalimantan ini dikenal dengan batik Tarakan.
Adalah Sonny Lolong salah satu pengrajin batik Tarakan. Dari tangan kreatif Sonny, batik Tarakan dengan warna-warna alam terlahir. Pria usia 53 tahun ini sangat tertarik untuk melestarikan batik Tarakan menggunakan bahan dasar pewarna dari alam.
-
Motif apa yang khas di batik Tarakan? Batik tarakan sendiri memiliki motif khas, yakni nuansa melayu yang sesuai dengan khazanah masyarakat Tidung.
-
Kenapa batik Tarakan ingin dikenal secara nasional? 'Kami bermimpi batik ini bisa go internasional, bisa dikenal di nasional. Karena itu kami menggandeng desainer, membuat buku agar bisa bersaing di masyarakat dan secara nasional,' tambahnya.
-
Bagaimana cara membuat batik Tarakan? Proses pembuatan batik tarakan sendiri hampir sama dengan pengrajin batik lainnya, mulai dari mencuci bahan yang digunakan, melakukan pengeringan, pengecapan atau cantik untuk batik tulis hingga poles warna dan penguncian warna agar tidak pudar.
-
Apa motif khas Batik Tangerang? Kembang mayang merupakan motif batik yang bisa Anda temukan saat bertandang ke kota tersebut. Desainnya beragam, dengan menyesuaikan tren warna yang kekinian membuatnya kian modis dipandang.
-
Kenapa Kampung Batik Kauman terkenal? Semua batik di Kampung Batik Kauman ini dibuat dengan tangan sendiri alias homemade.
-
Dimana acara promosi Batik digelar? Dari Gedung Floating Island yang berlokasi di tepi Sungai Han, tepuk tangan riuh membahana terdengar dari audiens pada saat Duta Besar Republik Indonesia untuk Republik Korea, Gandi Sulistiyanto beserta istri, Susi A. Sulistiyanto, berjalan dengan elegan di atas panggung catwalk sambal mengenakan Batik.
"Saya 100 persen menggunakan warna-warna alam untuk batik saya, karena kan kalau di Kalimantan itu masih banyak hutan dan pohon-pohonnya jadi enggak susah. Saya juga menggunakan limbah pasar seperti kulit jengkol dan kulit rambutan sebagai bahan dasar warna batik Tarakan. Jadi sebelum itu benar-benar jadi sampah kita manfaatkan dulu," kata Sonny saat ditemui merdeka.com di Gandaria City, Minggu (21/8) malam.
Sekda Tarakan bersama Sonny pengrajin batik ©2016 Merdeka.comAyah 6 anak ini mengaku tantangan terbesar dalam batik Tarakan warna alam yaitu proses pembuatan warna alam. Sebab dengan bahan-bahan dan tahapan yang sama, akan menghasilkan warna yang berbeda. Berbeda dengan pewarna sintesis yang hanya mencampurkan bahan-bahan yang sudah ada pasti akan menghasilkan warna yang sama.
"Jadi di hari yang beda, dengan bahan dan formula yang sama, tapi hasil bisa beda. Di situ tantangan terbesarnya bagi saya," ungkap Sonny.
Adapun motif kain batik tulis Sonny mengambil tema budaya lokal yakni suku tidung. Suku asli Tarakan yang biasanya terinspirasi dari kekayaan alam flora dan fauna Kalimantan. Mengingat, Kalimantan Utara masih banyak kekayaan alam yang belum tersentuh.
Dalam memproduksi batik tulis tarakan, Sonny hanya dibantu oleh sang istri dan 2 orang tetangganya. Dalam satu minggu, Sonny bisa menghasilkan 20 helai kain batik Tarakan dengan ukuran 2 meter x 1,15 meter.
Hasil-hasil batik warna alam karya Sonny kemudian dipasarkan ke outlet oleh-oleh khas Tarakan. Harga yang ditawarkan untuk sehelai kain batik tulis ini mulai dari Rp 250 ribu hingga Rp 1,5 juta untuk jenis batik sutra tulis.
Selain itu, Sonny juga sering mengikuti pameran yang diadakan oleh Pemda atau Pemkot untuk memperkenalkan batik Tarakan karya dirinya.
"Saya sangat bersyukur ikut pameran karena dengan pameran kan minimal orang tahu kalau di Tarakan ada batik. Semakin sering ikut pameran semakin banyak orang lain tahu, kalau banyak yang tahu kan enak. Saya enggak muluk-muluk dikenal ke luar negeri, yang penting se-nusantara dulu yang tahu ada batik dari tarakan," terang Sonny.
Setiap mengikuti pameran, kakek 3 orang cucu ini mengaku hanya ingin memperkenalkan batik Tarakan, bukan untuk menjual produknya. Bila batik tulisnya laku terjual saat pameran itu merupakan bonus dari karyanya.
"Kalau masalah laku itu bonus buat saya. Saya laku tidak laku tetap happy. Karena tujuan pameran kan untuk memperkenalkan bukan untuk menjual. Nah kalau terjual itu bonus," ungkap Sonny.
Meski demikian, nyatanya batik Tarakan ini sudah laku hingga ke mancanegara seperti Malaysia dan Brunei Darussalam. Sonny mengatakan para turis yang membeli karyanya pun sangat tertarik dengan warna-warna alam yang soft ketimbang dengan warna-warna sintesis.
"Kalau turis itu lebih menghargai batik-batik dengan warna alam karena memang warnanya yang soft," kata Sonny. (mdk/dan)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Memperingati Hari Batik Nasional, ini empat motif batik yang populer di Pulau Sumatra.
Baca SelengkapnyaBatik ini punya motif otentik khas Jakarta, mulai dari buah sampai kesenian.
Baca SelengkapnyaDengan motifnya yang segar dan kekinian, batik kembang mayang khas Tangerang cocok untuk referensi busana lebaran Anda
Baca SelengkapnyaBatik tarakan sendiri memiliki motif khas, yakni nuansa melayu yang sesuai dengan khazanah masyarakat Tidung.
Baca SelengkapnyaKunjungi Kalimantan Timur dan bawa pulang 9 oleh-oleh khas yang mencerminkan kekayaan budaya, kuliner lokal. Mulai dari kain songket hingga bingka dan mantau.
Baca SelengkapnyaMotifnya unik, salah satunya bergambar sosok yang tengah bermain debus
Baca SelengkapnyaBatik tulis binaan BRI di Klaten ini rupanya sudah mendunia
Baca SelengkapnyaHampir setiap daerah di Indonesia memiliki batik dengan motif khas tersendiri. Dari banyaknya motif yang ada, terdapat beberapa motif batik yang paling populer.
Baca SelengkapnyaBatik Dahon memiliki berbagai jenis produk pakaian sampai sepatu. Yang menarik adalah penggunaan warna alam yang menaikkan nilai jual
Baca SelengkapnyaKearifan lokal yang satu ini diperkirakan sudah ada sejak abad ke-17 atau bertepatan dengan masa Kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia.
Baca SelengkapnyaPengguna batik ini diharapkan bisa mengagumi keindahan alam Priangan Timur.
Baca SelengkapnyaAsal-usul batik jadi perbincangan usai live-streamer asal Amerika Serikat dapat hadiah batik dari penggemar di Malaysia.
Baca Selengkapnya