Bayi beruang ditemukan pegawai perkebunan HTI Arara Abadi saat panen
Merdeka.com - Seekor bayi beruang (Helarctos malayanus) berusia sekitar dua bulan ditemukan dalam kondisi terlantar di perkebunan HTI Akasia, PT Arara Abadi. Bayi beruang betina berumur sekitar 2 bulan itu saat ini telah direlokasi ke Balai Besar KSDA Riau.
"Bayi beruang ditemukan oleh karyawan PT Arara Abadi di areal HTI yang sedang panen, tepatnya di Desa Dundangan, Kecamatan Pangkalan Kuras, Kabupaten Pelalawan," ujar Humas BBKSDA Riau, Dian Indriati Rabu (10/10).
Pada saat ditemukan, anak beruang masih sangat kecil. Dikarenakan di areal tersebut sedang dilakukan pemanenan dan terdapat alat berat yang sedang bekerja, maka anak beruang diselamatkan terlebih dahulu. Sebelumnya karyawan berupaya mencari dan berharap induk beruang akan datang untuk membawa anaknya.
-
Kenapa pekerja kebun binatang diserang singa? Kandang itu berisi tiga ekor singa, tetapi pekerja itu tidak mengunci pintu bagian dalam yang akan memisahkannya dari mereka,' jelas komite dalam sebuah pernyataan.
-
Dimana singa menyerang pekerja kebun binatang? Kandang itu berisi tiga ekor singa, tetapi pekerja itu tidak mengunci pintu bagian dalam yang akan memisahkannya dari mereka,' jelas komite dalam sebuah pernyataan.
-
Apa yang terjadi pada pekerja kebun binatang? 'Seorang pekerja di taman margasatwa di Krimea meninggal pada hari Rabu (16/10) ketika ia diserang singa,' ungkap pihak berwenang seperti yang dilaporkan oleh AP pada Kamis (17/10).
-
Siapa yang menyerang pekerja kebun binatang? 'Seorang pekerja di taman margasatwa di Krimea meninggal pada hari Rabu (16/10) ketika ia diserang singa,' ungkap pihak berwenang seperti yang dilaporkan oleh AP pada Kamis (17/10).
-
Siapa yang mengamankan biawak tersebut? Saat itu, prajurit TNI mengenakan seragam PDL nampak memegang bagian ekor biawak dan mencoba memindahkannya ke tempat lebih aman.
-
Kenapa buaya itu dievakuasi? Proses evakuasi buaya itu berlangsung menegangkan lantaran hewan buas itu sempat mengamuk saat hendak diamankan.
Namun induk yang diharapkan tidak terlihat. Karena karyawan takut jika anak beruang ditinggalkan akan mati atau dimangsa satwa lain, maka salah satu karyawan berinisiatif membawanya pulang untuk diberi susu kaleng.
"Setelah menunggu cukup lama tidak juga muncul induknya di areal tersebut, maka bayi beruang segera diserahkan ke BBKSDA Riau," ucap Dian.
Di sekitar lokasi temuan, pencarian induk beruang masih terus dilakukan. Untuk saat ini terdapat tiga ekor anak beruang di kandang transit Balai Besar KSDA Riau, setelah sebelumnya ada dua ekor anak beruang yang diserahkan.
Satu ekor beruang betina berumur kurang lebih 5 bulan berasal dari penyerahan warga di Rengat, Kabupaten Indragiri Hulu dan satu ekor anak beruang jantan berumur sekitar 3 bulan yang juga diserahkan oleh seorang karyawan PT Arara Abadi. Ketika itu dia saat sedang melakukan pemanenan di areal HTI di Perawang, Kabupaten Siak.
Dian mengatakan, dari keterangan drh Rini Deswita, ketiga anak beruang saat ini dalam kondisi sehat dan belum dapat dilepasliarkan mengingat ketiganya masih terlalu kecil sehingga harus diberi asupan susu sampai berumur sekitar dua tahun dan betul betul siap untuk dilepasliarkan.
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Satwa dengan nama latin helarctos malayanus itu kini sudah diserahkan ke Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau.
Baca SelengkapnyaJasad bayi itu sudah dimakamkan di pemakaman keluarga H. Uspu Dusun Kampung Beru.
Baca SelengkapnyaSaat itu, warga melihat seekor anjing tengah menggusur sesuatu yang awalnya diduga sampah.
Baca SelengkapnyaKepolisian tengah menyelidiki siapa yang tega membuang bayi tersebut.
Baca SelengkapnyaSebuah video yang memperlihatkan dua orang utan berjalan di wilayah tambang Kalimantan Timur (Kaltim) dengan kondisi fisik yang sangat kurus menghebohkan media.
Baca SelengkapnyaPara awalnya sekelompok pemuda hendak mencari kucing hutan, namun yang mereka temukan justru seekor buaya.
Baca SelengkapnyaProses evakuasi buaya berukuran cukup besar ini menghebohkan warga sekitar.
Baca SelengkapnyaDalam kasus ini, kepolisian menerapkan restoratif justice sehingga pemilik hanya diminta buat pernyataan tidak diproses hukum.
Baca SelengkapnyaSetelah dibawa ke rumah sakit dan diperiksa, kondisi orok bayi begitu mengenaskan. Selain tak bernyawa, beberapa bagian tubuhnya mengalami luka parah.
Baca SelengkapnyaKondisi bayi lahir prematur dengan panjang 47 centimeter dan berat badan 2,8 kilogram.
Baca SelengkapnyaPolisi menyelidiki pembuangan bayi di Halte Bus SMPN 2 Minasatene, Jalan Poros Makassar-Pangkep, Sulawesi Selatan. Penemuan bayi itu viral di media sosial.
Baca SelengkapnyaSaat ditemukan, jasad bayi berjenis kelamin perempuan itu sudah dalam kondisi membusuk.
Baca Selengkapnya