Berapa Usia Terbaik untuk Anak Laki-Laki Sunat? Ini Penjelasan Dokter
Dari sisi kesehatan, sunat bisa menjaga kebersihan zakar (penis) dan mencegah timbulnya berbagai penyakit kelamin (venereal disease).
Saat ini, belum banyak yang tahu usia yang tepat bagi anak laki-laki melakukan sunat.
Berapa Usia Terbaik untuk Anak Laki-Laki Sunat? Ini Penjelasan Dokter
Sunat wajib dilakukan bagi laki-laki muslim. Perintah sunat atau khitan ini berkaitan dengan salah satu syarat salat, yaitu thaharah atau bersuci dari hadas dan najis.
Bila kulit yang menutup pucuk kemaluan laki-laki belum dipotong, tidak menutup kemungkinan sisa air kencing masih terkumpul di balik kulit tersebut sehingga menghalangi kesucian.
Dari sisi kesehatan, sunat bisa menjaga kebersihan zakar (penis) dan mencegah timbulnya berbagai penyakit kelamin (venereal disease). Saat ini, belum banyak orang tua yang tahu usia tepat bagi anak laki-laki melakukan sunat.
Pakar bedah anak subspesialis bedah digestif anak, Yessi Eldiyani merespons hal tersebut. Menurut dia, dari sisi medis, tidak ada usia tertentu yang dipandang optimal untuk melakukan prosedur khitan.
Jika tidak ada masalah atau indikasi medis tertentu, khitan dapat dilakukan kapan saja. Saat ini, lanjut Yessi, orang tua tak segan membawa anaknya untuk dikhitan sejak dini, bahkan sebelum si kecil berusia satu tahun.
Selain karena adanya indikasi medis, khitan juga dilakukan untuk meminimalkan risiko terjadinya infeksi saluran kemih.
Yessi lalu mengingatkan bahwa selain memerhatikan usia yang tepat untuk menjalani proses khitan, orang tua juga perlu memerhatikan kondisi kesehatan anak.
Ini karena ada beberapa kondisi medis tertentu yang tidak disarankan untuk dilakukan tindakan khitan karena dapat berisiko terjadinya komplikasi.
Kondisi medis tersebut di antaranya hipospadia yakni kondisi pasien seakan-akan telah disunat dari dalam kandungan dan anak mengalami kelainan pembekuan darah seperti hemofilia dan anemia aplastik.
Yessi yang berpraktik di RS Pondok Indah – Bintaro Jaya itu mengingatkan orang tua agar berkonsultasi dengan dokter apabila menemukan adanya kelainan organ atau kondisi medis tertentu pada anak.
"Ada baiknya tindakan khitan dilakukan di rumah sakit bersama dokter spesialis bedah umum atau dokter spesialis bedah anak," kata dia, Selasa (2/7).
Kurangi Aktivitas Usai Sunat
Yessi menyarankan pasien yang baru dikhitan hendaknya mengurangi aktivitas yang menimbulkan gesekan seperti naik sepeda, naik motor atau menunggang kuda selama satu pekan.
"Jangan sampai luka jahitan kembali terbuka karena ada gesekan dengan sadel," ujarnya, dikutip dari Antara.
Yessi yang tergabung dalam Perkumpulan Spesialis Bedah Anak Indonesia (Perbani) juga menyarankan pasien menggunakan celana dalam yang lebih longgar atau celana dalam sunat.
Hal lain yang juga dia sarankan yakni membersihkan sisa air setelah berkemih dengan tisu atau kasa khususnya pada tiga hari pertama setelah disunat.
Yessi mengatakan, setelah tindakan sunat atau khitan, pasien akan mengalami beberapa reaksi jangka pendek yang tidak membahayakan sehingga tak perlu dikhawatirkan.
Reaksi tersebut salah satunya rasa ngilu pada kepala penis yang baru dikhitan.
"Hal tersebut wajar terjadi karena kepala penis menjadi lebih sensitif terhadap sentuhan atau ketika kontak dengan celana dalam," kata dia.
Rasa ngilu akan berangsur-angsur berkurang dalam kurun waktu dua hingga empat minggu.