BNN pakai senjata dan rompi antipeluru baru saat gerebek di Medan
Merdeka.com - Kepala BNN Komjen Budi Waseso mengungkapkan, anggotanya menggunakan senjata baru dalam penggerebekan komplotan terduga bandar narkoba di kawasan Sunggal dan Medan Johor, Sumatera Utara, Rabu (1/3) pagi. Menurut Waseso, senjata itu khusus digunakan anggota BNN dalam memberantas pelaku narkoba.
"Ada empat jenis. Laras pendek hanya pistol. Sisanya laras sedang dan panjang," kata Waseso di Kompleks Mabes Polri, Jakarta Selatan.
Waseso mengatakan, empat jenis senjata itu memiliki keunggulan masing-masing. Salah satunya dapat menghancurkan pintu berbahan besi atau brankas yang digunakan pelaku narkoba bersembunyi maupun menyimpan barangnya.
-
Senjata apa yang digunakan pelaku? Terkait dengan senjata api yang dibawa pengemudi mobil tersebut, Kompol Margono mengatakan bahwa senjata yang digunakan pelaku diduga hanya senjata mainan.
-
Siapa yang menggunakan senjata ini? “Kita kemungkinan besar sedang berhadapan dengan senjata yang digunakan suku barbar selama Kekaisaran Romawi, mungkin bersama kebudayaan Przeworsk (abad pertama SM-abad kedua/ketiga Masehi).“
-
Bagaimana cara TNI selundupkan senjata? “Jumlahnya cukuplah, dua kapal selam penuh,“ kata Presiden Sukarno. Menyelundupkan senjata ke Aljazair yang tengah berkonflik menjadi misi pertama dua kapal selam tersebut.
-
Kenapa senjata itu penting? Artefak berupa kayu dengan usia ratusan ribu tahun sangat jarang ditemukan karena kayu sangat mudah membusuk dan hancur.
-
Apa yang diambil pelaku? Akibatnya banyak harta benda yang raib antara lain lima sertifikat tanah, emas perhiasan, dan uang senilai dua puluh juta rupiah raib diambil pelaku.
-
Bagaimana senjata paling mematikan ini bekerja? Senjata mematikan juga menjadi alat gertak untuk mencapai tujuan politik.
"Kalibernya beda beda, ada yang dinamakan 12 GA, ada lima jenis pelurunya. Ada yang loper (kapasitas senjata menyimpan peluru-Red) 12, 7, 9, ada juga loper single. Itu untuk penghancur pintu besi atau pintu tebal, bisa dihancurkan dengan senjata itu. Jadi kalau dobrak enggak mesti dengan mesin pemotong. Cukup tembakkan sekali saja langsung rusak," ujar dia.
Menurut dia, senjata itu tidak dibuat oleh PT Pindad melainkan dipesan dari luar negeri. Senjata itu dipesan dari Cekoslowakia, Amerika, Jerman dan Rusia.
"Ada buatan Ceko, Amerika, Jerman, dan Soviet (Rusia-Red). Jadi kita lihat kebutuhan dan kualitas senjata. Yang di medan itu biasa karena peningkatan perlawanan semakin meningkat. Maka kemarin kita enggak bisa berbuat apa apa karena peralatan belum hadir," bebernya.
Mantan Kabareskrim itu menambahkan, alasan menggunakan senjata produksi luar negeri lantaran kualitasnya yang telah teruji. Selain menggunakan senjata baru, anggota BNN juga dilengkapi rompi anti peluru yang tak kelihatan dengan mata alias seperti baju.
"Semua buatan luar negeri karena harus menjamin senjata itu akurasinya dijamin, efektifitasnya juga dijamin, karena kita berhadapan dengan nyawa. Jadi enggak boleh ragu dan enggak boleh senjata kualitasnya enggak terjamin. Jadi akurasi tembakan harus tepat," kata Budi.
Waseso menuturkan, pembelian senjata canggih ini memakai anggaran dari negara karena didukung Presiden Joko Widodo. Menurut dia, senjata canggih ini tak digunakan anggota Polri dan TNI karena penggunaannya berkaca dari pengalaman anggota BNN yang gugur saat mengungkap kasus narkoba.
"Ada yg digunakan militer Amerika, Meksiko, ada beberapa negara yang pakai. Tetapi di TNI enggak dipakai karena kalibernya enggak kaliber standar TNI Polri di Indonesia, tetapi kalau di negara luar digunakan untuk kepentingan militer," pungkasnya.
Sebelumnya, Badan Narkotika Nasional (BNN) menggagalkan peredaran puluhan Kg sabu-sabu di Medan, Rabu (1/3). Sejumlah orang diamankan, seorang di antaranya tewas didor. Penyergapan dilakukan tim BNN di sejumlah lokasi, di antaranya kawasan Sunggal dan Medan Johor.
Petugas yang ditemui seusai melakukan penggeledahan rumah di Jalan Melinjo 3 No 6, Gedung Johor, Medan Johor, menyatakan sabu-sabu yang disita sekitar 39,8 Kg. "Di sini 1,8 Kg, di TKP Sunggal 38 Kg. Ini masih mau dikembangkan," katanya.
Rumah cukup besar di Jalan Melinjo 3 itu dihuni H, warga asal Aceh. Pria muda 3 anak itu terlihat dibawa petugas BNN ke dalam mobil. Dari dalam rumah, petugas BNN juga membawa ransel anak-anak berwarna merah muda.
"Tadi ada ditemukan 1,8 Kg sabu-sabu di dalam kamarnya. Dia ini baru 3 bulan menyewa rumah ini. Kata petugas tadi, penangkapan ini merupakan pengembangan penangkapan di Sunggal. Di sana ada yang tewas ditembak," jelas Edwin Faisal, Lurah Gedung Johor yang ikut menyaksikan penggerebekan itu.
Selain H, petugas BNN juga mengamankan sejumlah orang di kawasan Sunggal. Petugas dilaporkan menyergap 2 unit mobil di Jalan Medan-Binjai Km 10,3. Ada penembakan dalam penyergapan itu. Sejumlah orang diamankan, seorang di antaranya tewas. (mdk/eko)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jelang hari pencoblosan Pemilu 2024, TNI AD menyiapkan sejumlah rangkaian antisipasi pengamanan
Baca SelengkapnyaAlat penghisap narkoba ditemukan di tempat Indra Septiarman (26), tersangka pembunuh NKS, ditangkap.
Baca SelengkapnyaAksinya pun banjir sorotan hingga gelak tawa dari warganet.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Meskipun memikat untuk dinikmati, menu-menu lebaran sebaiknya dinikmati dengan porsi yang terkendali demi mencegah timbulnya sejumlah masalah kesehatan.
Baca SelengkapnyaBerikut jejak mentereng Mayjen Hasan yang kini menjadi Jenderal Bintang 3 TNI.
Baca SelengkapnyaKasad Jenderal TNI Maruli Simanjuntak terima Brevet Anti Teror Kehormatan. Begini aksinya bersenjata lengkap.
Baca SelengkapnyaPenyebab jerawat punggung dan cara mencegahnya yang penting diketahui.
Baca SelengkapnyaJerawat punggung menjadi masalah yang sering dialami banyak orang. Begini penyebab dan cara mengatasinya.
Baca SelengkapnyaPenyakit jantung merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi di dunia, termasuk di Indonesia.
Baca Selengkapnya