Bukan Rebutan Pacar, Wagub Jabar Sebut Penyayatan Siswi SMK Ciamis karena Salah Paham
Merdeka.com - Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Barat (Jabar) Uu Ruzhanul Ulum menyebut bahwa aksi penyayatan terhadap siswi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Ciamis karena salah paham. Hal tersebut disebutnya setelah melakukan pertemuan dengan sejumlah pihak menyikapi kejadian tersebut pada Selasa (20/6).
“Saya hadir di sini disuruh pak Gubernur, sebagai pimpinan Jawa Barat peduli kepada masyarakat dan juga tingkat SLTA adalah tanggung jawab pemerintah provinsi. Saya bersama Kepala Dinas Pendidikan dan Alhamdulillah ada pemerintah Kabupaten Ciamis, pak Camat, dan pak Kades dan orang tuanya, dan kowincab hadir,” kata Uu kepada wartawan.
Dalam pertemuan tersebut, Uu mengatakan bahwa ia sempat menggali informasi lebih jauh terkait aksi penganiayaan menggunakan senjata tajam terhadap siswi SMK. Hal itu dilakukan setelah dirinya menerima informasi bahwa aksi itu dilakukan karena ada rebutan pacar, satu laki-laki diperebutkan oleh dua perempuan.
-
Apa yang membuat netizen salah paham? Netizen heboh, awalnya mereka mengira suami Ria Ricis sedang dibaptis.
-
Siapa yang merasa marah? Jordi Onsu, pamannya, merasa marah. Jordi menegaskan bahwa Betrand Peto telah diberi kasih sayang penuh oleh keluarga Ruben Onsu dan tidak pernah dianggap sebagai anak angkat, tetapi sebagai bagian dari keluarga.
-
Mengapa kejadian ini viral? Video penemuan tersebut dibagikan di platform Douyin (media sosial China) dan menarik perhatian publik.
-
Kenapa kata-kata hati yang tersakiti viral? Kata-kata hati yang tersakiti bisa menjadi salah satu cara untuk mengekspresikan perasaanmu ketika sedang merasa sedih. Kata-kata hati yang tersakiti menjadi ungkapan ekspresi yang bisa diucapkan saat seseorang merasa kecewa dan terluka.
-
Siapa yang merasa sakit hati? Ruben mengaku bahwa konflik ini sangat mendalam dan membuatnya merasa sakit hati.
-
Siapa yang bisa dianggap menyinggung? Apa yang dianggap 'bahasa yang tidak pantas' oleh seorang kolega bisa jadi tampak tidak berbahaya bagi kolega lain, kata Brandon Smith, seorang terapis dan pelatih karier yang dikenal sebagai The Workplace Therapist.
“Ternyata tidak. Saya sudah klarifikasi lagi, saya terima dari orang tuan tidak ada rebutan pacar, cuman kesalahpahaman. Ya mungkin namanya manusia kadang-kadang beritanya tidak sempurna ataupun yang lain, apalagi kita tahu yang namanya berita bisa benar bisa salah,” katanya.
Kesalahpahaman itu, menurut Uu, kemudian menjadikan salah satunya merasa emosi. Padahal apa yang disangkakan tidak seperti apa yang diperkirakan. Untuk mengantisipasi hal serupa tidak kembali terulang, ia meminta para orang tua untuk agar memberikan pendidikan yang seimbang antara dunia dan akhirat.
“Jangan sampai anak hanya dijejal ilmu duniawi tetapi ukhrawinya diabaikan, karena ukhrowi ini untuk memperkuat kepribadian kan pendidikan karakter yaitu moral kembali ke keagamaan,” ungkapnya.
Hal lainnya, Uu juga meminta kepada para kepala sekolah untuk ketat mengawasi anak didiknya. Pengawasan ketat itu menurutnya perlu dilakukan dan ditingkatkan kepada anak didik, termasuk pendidikan yang diberikan pun harus sesuai dengan situasi dan kondisi.
“Terutama pendidikan moral, jadi saya minta kepada setiap guru, berikan wejangan-wejangan moral saat selesai belajar. Sisakan waktu 5 menit untuk memberikan wejangan, pesan-pesan moral kepada anak sehingga anak lebih kuat, tangguh moral anaknya,” ucapnya.
Ia uu berharap agar kejadian tersebut menjadi yang terakhir dan tidak ada kejadian serupa ke depannya.
“Masyarakat pun harus bisa memperhatikan anak, jangan diabaikan mentang-mentang bukan anak saya, bukan tetangga saya. ada kejadian apapun dibiarkan begitu saja, jadi harus sigap, termasuk kepala desa, RT, RW, merasa kita pimpinan jadi memiliki rasa tanggung jawab terhadap masyarakat semua,” pungkasnya. (mdk/tin)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sekolah akan tegas terhadap siswa yang terlibat perundungan dan hukum.
Baca SelengkapnyaKejadian itu dipicu karena salah paham antara prajurit TNI dengan personel Polri.
Baca SelengkapnyaKorban perundungan sudah melaporkan peristiwa yang menimpanya.
Baca SelengkapnyaPerkelahian itu tidak menyebabkan luka pada dua pelajar tersebut. Usai berkelahi, mereka kembali masuk kelas seperti biasa.
Baca SelengkapnyaKasus perundungan kembali terjadi dan viral di media sosial. Kali ini korbannya siswi sekolah menengah pertama (SMP) di Bojonggede, Kabupaten Bogor.
Baca SelengkapnyaPolisi melakukan penyidikan terhadap kasus tersebut. Hasilnya dua orang siswa ditetapkan sebagai tersangka.
Baca SelengkapnyaMaruli menilai penyerangan ini karena emosi sesaat prajurit muda
Baca SelengkapnyaBudi Awaluddin mengatakan, kelima siswi tersebut menyesali perbuatannya. Mereka juga sempat menangis ketakutan.
Baca SelengkapnyaPihak korban berprinsip, jika orangtua pelaku secara jujur mau meminta maaf, maka pihaknya tak segan untuk mencabut perkara itu dari Kepolisian.
Baca SelengkapnyaSejauh ini belum ada laporan resmi yang disampaikan korban maupun pihak sekolah.
Baca SelengkapnyaSelain mengaku anggota Basis, korban disebut sempat menantang kelompok lain di luar sekolah.
Baca SelengkapnyaPihak sekolah dan Dinas Pendidikan Muara Enim mestinya memberikan skorsing
Baca Selengkapnya