Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Bukti Toleransi, Pujian Jumat Agung dan Azan Jumat Bersahutan di Kupang

Bukti Toleransi, Pujian Jumat Agung dan Azan Jumat Bersahutan di Kupang Masjid dan Gereja berdekatan di Kupang. ©2023 Merdeka.com

Merdeka.com - Bukan hanya slogan semata yang dikampanyekan, toleransi antarumat beragama benar-benar nyata dilakukan di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT). Hal itu terlihat di Kelurahan Kelapa Lima, Kecamatan Kelapa Lima.

Pemandangan menarik terjadi di Masjid Al Mutaqin dan Gereja Huria Batak Kristen Protestan (HKBP). Jumat (7/4) hari ini, umat Kristiani menjalani perayaan Jumat Agung untuk mengenang wafatnya Yesus Kristus di atas salib. Sedangkan umat Islam melaksanakan salat Jumat.

Karena kedua rumah ibadah ini hanya dibatasi oleh tembok, Imam Masjid dan Pendeta pun saling pengertian untuk mengecilkan suara toa. Suara pujian dan azan pun saling bersahutan walaupun volumenya dikecilkan.

Ketua Yayasan Al Mutaqin Kota Kupang H Muhammad Marhaban mengatakan, hari ini umat Kristiani melaksanakan perayaan Jumat Agung dan umat Islam melaksanakan Salat Jumat. Namun semuanya tetap berjalan bersamaan, karena telah dilakukan koordinasi sebelumnya oleh pengurus Masjid Al Mutaqin dan Gereja Huria Batak Kristen Protestan (HKBP).

"Kalau soal suara memang awal-awal berdirinya Masjid Al Mutaqin dan Gereja HKBP ini sedikit terganggu saat beribadah di hari yang sama. Tapi setelah kami saling koordinasi dan komunikasi, kita saling memahami," jelasnya.

"Misalnya, gereja masuk jam 10 pagi, kami salat jam 12. Saat adzan kami kecilkan suara toa dan sebaliknya, saat pujian umat gereja mengecilkan suara sound system. Jadi kami tidak saling terganggu, inilah toleransi yang kami punya," tambah Muhammad Marhaban.

Menurutnya, kerukunan antarumat beragama di Gereja HKBP dan Masjid Al Mutaqin sangat solid. Bahkan dia menyebut, Gereja dan Masjid ini merupakan ikon kerukunan umat beragama di NTT, khususnya Kota Kupang.

"Dibangunnya dua rumah ibadah yang berdampingan ini mau menunjukkan bahwa kerukunan antarumat beragama di sini sangat terjaga dan solid. Daerah lain harus belajar dari sini," ungkap Muhammad Marhaban.

Secara terpisah, Pimpinan Jemaat Gereja HKBP Distrik XVII-Indonesia Bagian Timur Ressort Kupang, Pendeta Bernard Panggabean mengatakan bahwa jika sama-sama fokus pada ibadah masing-masing maka apa pun itu tidak akan menjadi pengganggu.

"Karena itu mari kita fokus pada ibadah kita. Momen ini pasti sekali setahun pasti ketemu, tapi tidak ada masalah karena masing-masing saling menghormati ibadahnya," ujarnya.

Menurut Bernard Panggabean, suara Azan Jumat tidak mengganggu berjalannya ibadah Jumat Agung, karena sudah saling koordinasi dan memahami.

"Kita usahakan saat salat itu kita sudah selesai. Toleransi itu sebenarnya aku boleh melakukan sesuai dengan iman kepercayaannku dan saudara-saudaraku juga boleh melakukannya, sesuai dengan iman kepercayaannya. Itulah toleransi," tutupnya.

(mdk/cob)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Ganjar Puji Toleransi Beragama di Kupang NTT: Masuk 10 Besar, Wajib Dijaga Bersama
Ganjar Puji Toleransi Beragama di Kupang NTT: Masuk 10 Besar, Wajib Dijaga Bersama

Menurut Ganjar, angka toleransi di setiap provinsi di Indonesia semakin naik setiap harinya.

Baca Selengkapnya
Hidup Berdampingan Rukun dan Damai, Ini Potret Kampung Kristen di Cianjur Jawa Barat
Hidup Berdampingan Rukun dan Damai, Ini Potret Kampung Kristen di Cianjur Jawa Barat

Kedamaian pun nampak tercipta di kampung tersebut. Lantas seperti apa penampakan kampung Kristen ini?

Baca Selengkapnya
Mengenal Tradisi Kenduri Lintas Iman di Bantul, Wujud Toleransi Umat Beragama
Mengenal Tradisi Kenduri Lintas Iman di Bantul, Wujud Toleransi Umat Beragama

Kenduri ini merupakan bagian dari Prosesi Agung Paroki HKTY yang tahun ini genap berusia ke 100 tahun.

Baca Selengkapnya
Melihat Indahnya Toleransi di Dusun Thekelan Semarang, Sudah Diwariskan Secara Turun-temurun
Melihat Indahnya Toleransi di Dusun Thekelan Semarang, Sudah Diwariskan Secara Turun-temurun

Walaupun terbuka bagi siapapun, warga Thekelan tetap menjaga teguh adat istiadat dan tradisi mereka.

Baca Selengkapnya
Potret Kampung Moderasi Beragama di Kediri, Warga Beda Agama Hidup Harmonis dan Toleran
Potret Kampung Moderasi Beragama di Kediri, Warga Beda Agama Hidup Harmonis dan Toleran

Kota Kediri punya tiga kampung moderasi beragama, di sana warga beda agama hidup harmonis dan toleran.

Baca Selengkapnya
Apel HUT Ke-236 Kota Denpasar, Wali Kota: Mewujudkan Rasa Toleransi dan Bijaksana
Apel HUT Ke-236 Kota Denpasar, Wali Kota: Mewujudkan Rasa Toleransi dan Bijaksana

HUT ke 236 Kota Denpasar mengangkat tema "Ajibinayaā€¯.

Baca Selengkapnya
Tradisi Kearifan Lokal Mampu Depankan Toleransi
Tradisi Kearifan Lokal Mampu Depankan Toleransi

Menurutnya, ketupat pernah digunakan oleh Sunan Kalijaga dalam penyebaran agama Islam di Pulau Jawa.

Baca Selengkapnya
Belajar Toleransi dari 2 Kampung Moderasi Agama di Serang, Rukun dan Harmonis
Belajar Toleransi dari 2 Kampung Moderasi Agama di Serang, Rukun dan Harmonis

Kampung ini berhasil menjaga toleransi meski terdiri dari beragam penganut agama, etnis, adat dan budaya.

Baca Selengkapnya
Kunjungi Kampung Pancasila, KSAD Puji Toleransi Masyarakat Banyuwangi
Kunjungi Kampung Pancasila, KSAD Puji Toleransi Masyarakat Banyuwangi

Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Dudung Abdurachman melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Banyuwangi, 23-24 Agustus 2023.

Baca Selengkapnya
Kong Fuk Miau, Kelenteng yang Berdampingan dengan Masjid Jami di Kota Muntok
Kong Fuk Miau, Kelenteng yang Berdampingan dengan Masjid Jami di Kota Muntok

Kong Fuk Miau, kelenteng yang berdampingan dengan Masjid Jami yang menjadi simbol nyata toleransi sesama umat beragama.

Baca Selengkapnya
Bupati Kutai Timur Sebut Kerukunan Umat Beragama Jadi Pilar Utama Pembangunan
Bupati Kutai Timur Sebut Kerukunan Umat Beragama Jadi Pilar Utama Pembangunan

Setiap warga dapat hidup berdampingan dengan rasa saling hormat dan toleransi.

Baca Selengkapnya
Mengunjungi Desa Balun Lamongan, Warga dengan 3 Agama Berbeda Hidup Rukun dan Kompak Meriahkan Pawai Ogoh-ogoh
Mengunjungi Desa Balun Lamongan, Warga dengan 3 Agama Berbeda Hidup Rukun dan Kompak Meriahkan Pawai Ogoh-ogoh

Saking harmonisnya hubungan antarwarga beda agama, kampung ini dijuluki Desa Pancasila.

Baca Selengkapnya