Bupati Halbar manfaatkan matahari terangi desa terpencil
Merdeka.com - Tanggal 30 Desember 2017 menjadi sejarah bagi warga desa Guaeria, Jailolo, Halmahera Barat. Tepat pukul 19.45 WIT, puluhan kembang api dinyalakan di atas bukit. Sebuah letter sign bertuliskan 'Welcome To Hal Bar'resmi menjadi ikon desa wisata oleh Bupati Halmahera Barat Danny Missy.
"Bismillahirahmanirrahim, saya resmikan launching welcome to Hal Bar pada malam hari ini," kata Danny dalam sambutannya di Pulau Pastifiri, Jailolo, Halmahera Barat, Sabtu (30/12) malam.
Riuh tepuk tangan mengiringi peresmian letter sign malam itu. Peresmian sengaja dilakukan di pulau berbeda untuk melihat wujud ikon baru kebanggaan warga Halmahera Barat.
-
Bagaimana program Listrik Desa mencapai daerah terpencil? Program ini mendesak dilakukan karena pasokan listrik di Indonesia belum merata. Per September 2016, Indonesia baru punya pembangkit listrik dengan total daya 4.133 MW. Sementara 12.317 MW masuk masa konstruksi, dan 8.641 MW dalam penyelesaian kontrak.
-
Mengapa program Listrik Desa diluncurkan? Keinginan itu dimulai dari Bantul pada Mei 2015, Pemerintah mencanangkan program pembangkit listrik 35.000 MW melengkapi 7.000 MW yang sudah dibuat pemerintah sebelumnya.
-
Kapan program Listrik Desa dimulai? Kebahagiaan yang dirasakan Mama Lodia ini mulai hadir di pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sejak pertama kali menjabat.
-
Bagaimana Ganjar menyelesaikan masalah air dan listrik di desa itu? Ganjar mengaku akan segera mencari solusi atas persoalan air tersebut bekerja sama dengan camat setempat. Ia meminta camat untuk mempersiapkan apa saja yang dibutuhkan agar bisa mengalirkan air bersih ke permukiman warga.
-
Apa saja manfaat program Listrik Desa? 'Masak masakan tidak pakai kayu lagi, tinggal colok saja,' ujar Mama Lodia. 'Anak-anak juga gampang belajar karena tidak tidur lagi jadi belajarnya bagus.'
-
Siapa yang memanfaatkan energi listrik? Listrik telah menjadi salah satu kebutuhan pokok yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari.
Pembuatan letter sign tersebut menjadi awal kerja sama antara pemerintah daerah Halmahera Barat dengan perusahaan USP Int Indonesia diwakili oleh Michael Villarreal sebagai CEO dari perusahaan tersebut, untuk membangun pembangkit listrik tenaga surya. Desa Guaeria merupakan salah satu dari 18 desa di Halmahera Barat yang belum menikmati listrik dari PLN.
Dalam kehidupan sehari-hari desa dengan penduduk sekitar 500 jiwa mengandalkan listrik yang berasal dari diesel. Dua mesin diesel yang ada pun baru masuk ke desa sejak tahun 2014. Listrik yang ada pun hanya cukup untuk lampu-lampu pijar di rumah warga. Listrik pun baru bisa dinikmati sejak pukul 18.00 hingga 06.00 WIT.
Dari dua RW di desa ini hanya kurang dari 5 rumah yang memiliki televisi. Itu pun mereka harus memiliki genset sendiri bila ingin menikmati hiburan. Meski begitu, warga desa Guaeria telah terbiasa hidup tanpa aliran listrik selama hampir 80 tahun.
Di bawah kepemimpinannya, Danny Missy dan bersama dengan USP International, dalam waktu dekat Guaeria akan menikmati listrik dari energi yang dihasilkan oleh alam. Pembangkitan listrik tenaga surya ini akan menjadi contoh desa mandiri yang menghasilkan energi dari matahari.
"Ini jadi contoh untuk desa lain terpencil yang lain yang belum bisa masuk (listrik dari) PLN, jadi desa mandiri tidak tergantung PLN, semua lewat tenaga surya," tuturnya.
Selain menjadi desa percontohan dalam sektor energi, desa Guaeria juga dijadikan desa wisata. Sebab, dari sekian banyak desa yang ada di Halmahera Barat, Guaeria merupakan desa yang dihuni oleh suku Papua yang imigrasi tahun 1932. Sehingga, lanjut dia, tepat bila Guaeria menjadi desa wisata di Halmahera Barat.
Di atas bukit tepat dibuatnya letter sign akan dibuatkan rumah-rumah adat Papua untuk menarik perhatian wisatawan.
"Nanti mereka akan buat rumah singgah beretnik Papua jadi pakai rumah adat Papua Honai Honai," ungkapnya.
Puncak bukit Guaeria menawarkan panorama indah. Dari bukit tersebut wisatawan bisa dengan jelas melihat gugus kepulauan yang ada di Maluku Utara. Misalnya deretan pulau Tidore, Maitara, Ternate dan Hiri.
Selain menyuguhkan pemandangan kepulauan dan laut lepas, matahari terbenam di bukit Guaeria menjadi momen yang tidak boleh dilewatkan. Sebab, wisatawan bisa mengabadikan dengan berfoto atau sekedar menikmati senja berteman angin laut.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kampung ini dulunya sangat susah dijangkau padahal punya pemandangan eksotis yang menyihir mata.
Baca SelengkapnyaUntuk saat ini turbin tidak bisa beroperasi karena terkendala kemarau
Baca SelengkapnyaSejak 47 tahun yang lalu, warga setempat hanya menggunakan penerangan yang terbatas.
Baca SelengkapnyaWarga Kampung Cilawang, Bandung Barat dan Kampung Buyuh Topeng, Majalengka harus minum dari penampungan air hujan.
Baca SelengkapnyaWalaupun berada di daerah terpencil, namun warga di sana tampak hidup berkecukupan
Baca SelengkapnyaProgram pemerataan listrik jadi salah satu agenda mendesak yang dilakukan di era pemerintahan Jokowi.
Baca SelengkapnyaDia meminta Ara membuat terobosan karena masih banyak desa di Lampung ratusan tahu tak dialiri listrik
Baca SelengkapnyaSelain rutenya sulit dilalui, warga di kampung ujung ini hanya bisa memakai satu lampu untuk satu rumah.
Baca SelengkapnyaKehadiran PLTS ini akan memperkuat lembaga lokal, khususnya Badan Usaha Milik Desa.
Baca SelengkapnyaWarga di berbagai daerah terpaksa mencari air di dalam hutan yang jaraknya mencapai satu kilometer dari desa mereka.
Baca SelengkapnyaMasyarakat lebak harus ke dalam hutam demi mendapatkan air bersih.
Baca SelengkapnyaIstalasi itu dibangun di sebuah rumah tua berusia 200 tahun
Baca Selengkapnya