Cabai asal India dijual bebas di Jawa Timur, harganya lebih murah
Merdeka.com - Petugas gabungan UPT Perlindungan Konsumen, Bojonegoro serta Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Mojokerto menemukan cabai kering dari India dijual bebas di Tanjunganyar Kota Mojokerto, Kamis (23/2). Para pedagang dilarang menjual ke masyarakat karena bukan peruntukanya.
Kepala UPT Perlindungan Konsumen Bojonegoro, M. Hamid Pelu, usai sidak di Pasar Tanjunganyar Kota Mojokerto mengatakan, cabai kering impor ini diperuntukan pabrik atau produsen dan tidak dijual secara umum. Temuan cabai kering dari India ini, tidak hanya di Mojokerto, tapi juga ditemukan di Trenggalek dan Tulungagung.
"Cabai dari India yang kita temukan di pasar tradisional, masih dilakukan uji laboratorium BPOM untuk mengetahui kandungan di dalamnya. Apakah berbahaya atau tidak," kata M Hamid, Kamis (23/2).
-
Mengapa Cabai Jawa populer? Masyarkat telah mengenal tanaman ini sejak lama mengingat khasiatnya yang beragam. Buahnya digunakan sebagai campuran ramuan jamu.
-
Apa manfaat Cabai Jawa? 'Cabai Jawa merupakan tanaman obat kaya khasiat, terutama dalam mengobati flu, demam, dan masuk angin.', kata Yuk Tarni tanpa ragu, dikutip dari website Indonesia.go.id.
-
Dimana Cabai Jawa biasa tumbuh? Tumbuhan ini dapat tumbuh di lahan dengan ketinggian 0-600 meter di atas permukaan laut dengan curah hujan rata-rata 1.259-2.500 mm per tahun. Tanaman ini punya keunggulan dapat tumbuh di lahan kering berbatu.
-
Kapan harga cabai mengalami penurunan? 'Memang kita Desember harga cabai melejit, itu musiman. Musim hujan, panen gagal. Saya tadi pagi ke pasar sudah turun,' kata Mendag dalam konferensi pers Capaian Kinerja 2023 dan Outlook Perdagangan 2024, di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Kamis (4/1/).
-
Di mana harga beras naik selain di Jawa Tengah? Kenaikan harga beras juga terjadi di Boyolali.
-
Dimana keju Cabrales dilelang? Setiap tahun, pada minggu terakhir bulan Agustus, kota Las Arenas de Cabrales rutin mengadakan kontes di mana potongan keju Cabrales terbaik akan dilelang kepada penawar tertinggi.
Menurutnya, cabai kering impor tersebut memiliki Harga Pokok Penjualan (HPP), untuk harga pengenalan bagi produsen dan tidak boleh dijual di pasar rakyat. Harganya jauh lebih murah dibanding cabai dalam lokal yakni Rp 47.000 per kilogram. Tapi kusus untuk konsumen di pasar tradisional, cabai yang di datangkan dari Gorontalo dan Palu.
"Untuk menekan harga cabai sekarang ini, dipasok cabai dari Gorontalo dan Palu yang harganya lebih murah. Karena cabai lokal di pasaran saat ini tinggi, berkisar Rp 118 ribu per kilogram. Cabai merah besar Rp 17 ribu sampai Rp 18 ribu per kilogram karena sedang panen. Sementara cabai besar kerinting saat ini harganya Rp 26 ribu perkilogram," tambahnya.
Masih kata M Hamid, para pedagang bumbu lebih memilih cabai kering impor dari India karena memang harganya lebih murah dan lebih pedas. Cabai kering juga tahan lebih lama. Sedangkan cabai lokal segar, hanya mampu bertahan lima sampai tujuh hari. Tapi para pedagang tidak mengerti kalau cabai kering dari India diperuntukan kusus produsen dan tidak dijual langsung ke masyarakat.
"Yang kita temukan di pasar tradisional cabai kering impor dari India dan Cina. Para pedagang tidak mengerti aturannya sehingga kita berikan pengarahan agar tidak menjual ke masyarakat," tambahnya.
Karena pedangan tidak mengerti jika cabai kering impor tersebut tidak boleh dijual ke masyarakat maka tidak dilakukan pembinaan dan diminta menandatangani surat pernyataan tidak menjual ke masyarakat. Jika tetap menjual cabai kering impor dari India, maka akan dilakukan penyitaan.
"Kalau tetap dijual ke masyarakat, kita akan melakukan penyitaan," tegasnya.
Dari pantauan medeka.com, Petugas gabungan UPT Perlindungan Konsumen, Bojonegoro dan Disperindag Kota Mojokerto, Kamis (23/2), mendatangi sejumlah pedagang bumbu dapur yang menyediakan cabai di Pasar Tanjunganyar, Kota Mojokerto Dari beberapa pedagang yang ditemui, petugas menemukan cabai impor dari India kemasan karung plastik isi 50 kilogram, dijual eceran kepada konsumen. Cabai kering tersebut dijual dengan harga Rp 47.000 per kilogramnya. (mdk/cob)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Para petani cabai di Jember tak bisa menikmati hasil panen seutuhnya
Baca SelengkapnyaPertanian bawang merah di Ngajuk sudah ada sejak 1950-an. Hingga kini, petani Nganjuk tetap pilih menanam bawang merah walau harga di pasar naik turun.
Baca SelengkapnyaNormalnya, harga cabai rawit di tingkat petani berkisar antara Rp10.000 hingga Rp15.000 per kilogram.
Baca SelengkapnyaHarga cabai rawit merah di pasar tersebut mengalami lonjakan dari Rp.65.000 per kilogram menjadi Rp.85.000 per kilogram.
Baca SelengkapnyaWali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu menemukan harga cabai masih tinggi setelah meninjau Pasar Jatingaleh, Semarang, Rabu (20/12).
Baca SelengkapnyaHarga cabai merah turun seiring hasil panen yang melimpah di Boyolali.
Baca SelengkapnyaCincau Pacitan ini terjual hingga Bali dan Pekanbaru
Baca SelengkapnyaMenteri Perdagangan Zulkifli Hasan menilai harga cabai rawit sebesar Rp23.000 per kg di pasar Malangjiwan di Karanganyar, Jawa Tengah terlampau murah.
Baca SelengkapnyaBeberapa harga bahan pokok sudah turun di antaranya ayam, minyak, telur dan cabai murah.
Baca SelengkapnyaYang mengalami kenaikan signifikan adalah cabai merah kini dibanderol Rp60.850 per kg, naik 10,64 persen dari sebelumnya.
Baca SelengkapnyaJokowi Cek Harga Cabai di NTT: Rp50.000 per Kilo, Kalau di Jawa Rp80.000
Baca SelengkapnyaDi salah satu restoran Inggris, harga satu porsi tempe bisa mencapai USD20 atau sekitar Rp307.000.
Baca Selengkapnya