Cari Guru Sambil Hunus Parang, Siswa SMK di Samarinda Dikeluarkan dari Sekolah
Merdeka.com - Seorang siswa SMK Negeri 5 Samarinda yang duduk di bangku kelas 11 dikeluarkan dari sekolah, Senin (27/2). Keputusan diambil sekolah setelah remaja itu mengacungkan parang kepada gurunya saat jam pelajaran, Kamis (23/2) lalu.
Salinan video berdurasi 43 detik yang diterima merdeka.com memperlihatkan seorang siswa mengenakan pakaian olah raga menghunus parang panjang diketahui sedang mencari gurunya. Peristiwa itu disebut terjadi di SMKN 5, Jalan KH Wahid Hasyim Samarinda.
Siswa itu akhirnya berhasil dilerai dua orang pihak dari pihak sekolah sekaligus mengamankan parang dari tangannya. Peristiwa itu jadi tontonan siswa lainnya. Bahkan ada siswi yang sampai berteriak histeris.
-
Siapa yang terancam dikeluarkan dari sekolah? Akibatnya, anak laki-laki berusia 12 tahun itu telah beberapa kali dikenai sanksi karena melanggar aturan panjang rambut, dan mungkin akan dikeluarkan dari sekolah.
-
Kenapa siswa membacok guru? Terkait kejadian ini, Kasatreskrim Polres Demak AKP Winardi mengatakan, pelaku tega membacok gurunya sendiri diduga karena tidak terima mendapat nilai jelek.
-
Dimana siswi SMP disekap? Dari 10 tersangka pelaku pemerkosaan, empat orang masih belum tertangkap. Polisi mendatangi rumah empat buronan penyekap dan pemerkosa secara bergilir siswi SMP selama tiga hari di Lampung Utara, Lampung, inisial NA.
-
Apa yang dilakukan guru terhadap murid? Korban dicabuli pada saat jam pelajaran dengan diiming-iming uang. Aksi itu ada yang dilakukan pelaku di pustaka, dan ada juga di kelas. Kejadian sudah berulang-ulang,' jelasnya.
-
Bagaimana siswa membacok gurunya? Peristiwa itu terjadi pada Senin (25/9) pukul 09.30 WIB. Saat itu sang guru sedang mengawasi PTS (Penilaian tengah semester). Akibat insiden itu, guru mengalami luka serius dan mendapat perawatan di RS Wongsonegoro, Semarang.
-
Kenapa mata siswi itu ditusuk? Namun karena tidak mau menuruti, pelaku akhirnya emosi dan melakukan penganiayaan kepada korban hingga mata sebelah kanan mengalami cedera akibat ditusuk dengan menggunakan tusuk cilok.
Ditemui merdeka.com di kantornya, Wakil Kepala SMKN 5 Samarinda Bidang Kesiswaan Rismiyono membenarkan peristiwa di video itu terjadi di sekolahnya pada Kamis (23/2) pagi, sekitar pukul 09.00 Wita.
Saat itu tengah berlangsung jam pelajaran olahraga. Guru olahraga memberikan materi permainan bola. Sanksinya adalah push up bagi siswa yang tidak bisa menangkap atau menerima operan bola dari temannya.
"Giliran siswa bersangkutan ini, tidak bisa menangkap bola, terlepas. Siswa ini kemudian keluar barisan dan duduk di parkiran motor," kata Rismiyono, Rabu (1/3).
Guru lantas mendatangi dan menegur siswa itu. "Gurunya ini bilang, 'sanksinya tahu atau tidak?' Dijawab siswa bersangkutan, 'tahu Pak, nanti tidur kalau kami kalah'. Begitu jawabnya. Ini dari keterangan guru ya. Padahal kan sanksinya push up," ujar Rismiyono.
Masih dari penjelasan guru bersangkutan, ada kontak fisik kaki guru itu kepada siswanya. Rismiyono tidak bisa memastikan kontak fisik itu tendangan atau tidak kepada siswa bersangkutan.
"Setelah itu, siswa kemudian pulang ke rumah di sekitar sekolah dan kembali bawa parang. Datang ke sekolah, dia keliling kelas cari guru bersangkutan yang sudah sembunyi di ruang dewan guru. Tapi akhirnya berhasil diamankan berikut parangnya oleh sekuriti dan petugas kebersihan sekolah," terang Rismiyono.
Pihak SMKN 5 memberi sanksi skorsing kepada siswa itu hingga Jumat (24/2). Sanksi berlanjut hingga Senin (27/2).
"Per hari Senin, kita sepakat mengeluarkan siswa itu mau pindah ke sekolah mana? Kami memfasilitasi. Kalau memang tidak sekolah lagi, nanti dicarikan program Paket C. Dibantu agar dapat ijazah Paket C," jelas Rismiyono.
Masih disampaikan Rismiyono, keputusan mengeluarkan siswa itu bukan tanpa alasan. Siswa itu di mata guru lainnya adalah siswa temperamental. Selain itu ada pelanggaran yang sebelumnya dia lakukan.
"Ada perjanjian tertulis pihak sekolah, siswa dan orang tua di atas meterai, untuk menerima sanksi yang diberikan sekolah ketika ada permasalahan. Kenakalannya di sekolah sudah beberapa kali. Catatan guru-guru, siswa bersangkutan jarang masuk, bolos, datang terlambat. Menegur dan menasihati kan wajar," ungkap Rismiyono.
Meski mengeluarkan siswa itu dari sekolah, Rismiyono memastikan pihak sekolah tidak memberikan catatan khusus bagi siswa bersangkutan. Menurut Rismiyono, siswa itu pun telah menyampaikan permohonan maaf.
"Melalui surat keluar (mengeluarkan siswa bersangkutan) itu, kami tidak memberikan nilai jelek atau dikeluarkan karena ada masalah. Objektif saja," jelas Rismiyono.
Video itu menjadi viral di media sosial hari ini. Kepolisian, dalam hal ini Polsek Sungai Pinang, akhirnya turun tangan mencari tahu persoalan dugaan ancaman parang siswa bersangkutan.
"Kami lagi mencari keterangan karena viral. Kami akan lakukan pemanggilan pihak sekolah, lalu Dinas Pendidikan Kaltim, kepala sekolah serta guru bersangkutan, untuk kemudian kami pertemukan. Untuk mengetahui motifnya, kami perlu waktu," kata Wakil Kapolresta Samarinda AKBP Eko Budiarto ditemui di Polsek Samarinda Ulu.
(mdk/yan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Polisi juga telah memeriksa sejumlah saksi dan mengumpulkan sejumlah bukti.
Baca SelengkapnyaMiris, seorang guru dibacok muridnya sendiri hingga kritis saat tengah mengajar di kelas. Sempat dilarikan ke rumah sakit, begini kondisinya sekarang.
Baca SelengkapnyaMeskipun guru tersebut mencoba untuk tetap tenang, siswa itu justru semakin keras kepala dan terus mengajak gurunya untuk berkelahi.
Baca SelengkapnyaSiswi tersebut dianggap melanggar tata tertib sekolah.
Baca SelengkapnyaKronologi berawal pada Senin sekitar pukul 07.00 Wib saat para guru sedang menyiapkan perlengkapan untuk Ulangan Tengah Semester (UTS) murid.
Baca SelengkapnyaEmosi pelaku memuncak saat korban memfoto dan mengolok-oloknya saat salat Jumat.
Baca SelengkapnyaSiswa SMP marah-marah kepada guru saat ditanya gurunya tentang tugas yang seharusnya ia kerjakan.
Baca SelengkapnyaPolres Demak masih melakukan proses pengejaran kepada pelaku.
Baca SelengkapnyaPolisi menduga siswa SMA di Tebet yang dianiaya hingga koma akibat berkelahi dengan kakak kelasnya
Baca SelengkapnyaKesal dengan penampilan sang siswi, guru tersebut lalu memperingatkan mereka dengan hukuman agar memakai ciput.
Baca SelengkapnyaKasus bullying memang sangat sering terjadi, termasuk di Indonesia. Belum lama ini viral anak SMA di Banjarmasih menikam teman sekelas yang kerap membullynya.
Baca SelengkapnyaLangkah yang dilakukan yakni penanganan yang mengedepankan keadilan restoratif.
Baca Selengkapnya