Cerita ayam jago di rumah keluarga Darsikin

Merdeka.com - Rumah keluarga Darsikin yang masih beralas tanah di Desa Karangklesem Kecamatan Pekuncen Banyumas Jawa Tengah, tidak hanya diisi keluarganya saja. Namun juga beberapa ayam jago yang menjadi peliharaan anak tertua Darsikin, Krisdianto (15).

Darsikin bercerita, keberadaan kandang ayam jago di rumahnya berawal dari keinginan anaknya yang nomor empat, Damar Aristian (7). Keinginan tersebut sejak setahun yang lalu selepas ditinggal sang ibu. Damar kerap berdiam diri.

"Kemudian saya membelikannya pitik (anak ayam) tiga ekor. Namun ayamnya tidak bertahan lama, kemudian mati," ujarnya saat ditemui di rumahnya, Rabu (16/4).

Darsikin kemudian membelikan Damar anak ayam yang ternyata jenis ayam bangkok. Harga ayam tersebut, kata Darsikin, sekitar Rp 15 ribu.

"Kemudian dipelihara dan tumbuh besar. Dan akhirnya coba beli betinanya dan mulai bertambah," ujarnya.

Setelah itu, Krisdianto kemudian mengumpulkan uang dari hasil upahnya bekerja membantu sang ayah di peternakan ayam yang berada di kawasan dekat rumahnya. "Setelah terkumpul saya belikan ayam bangkok. Saya pelihara dengan harapan nanti bisa dijual kalau butuh," tuturnya.

Namun, usaha tersebut belum menunjukkan hasil. Harga ayam bangkok tersebut tidak seperti yang dibayangkan Kris.

"Kalau terpaksa ya, saya jual jadi ayam potong saja. Harganya ya memang tidak sebanding sih, tetapi karena kami butuh untuk hidup mau bagaimana lagi," kata Darsikin menceritakan.

Darsikin menambahkan, saat ini Krisdianto sedang sedih lantaran salah satu ayam yang disayanginya digondol maling. "Kemarin malam ayam saya hilang," ujarnya polos.

Darsikin mengatakan, kejadian tersebut saat kedatangan tamu. Menurut Darsikin, maling tersebut masuk lewat pintu depan rumah. "Saya sudah kunci pintu, tetapi masih bisa masuk. Ya kami hanya bisa pasrah saja," ucapnya.