Cerita di Balik Presiden Soeharto Pilih Tinggal di Jl Cendana Bukan Istana
Merdeka.com - Presiden Kedua Republik Indonesia Soeharto, memilih tinggal di Jl Cendana nomor 8, Menteng, Jakarta Pusat. Sampai sekarang istilah Cendana identik dengan Soeharto dan keluarga. Lalu kenapa Soeharto memilih tinggal di sana daripada istana?
Banyak rumor yang menyebut karena alasan kejawen, tapi sebenarnya tidak menurut Soeharto. Pertimbangannya karena faktor keluarga.
"Saya mengambil keputusan ini bukan karena tidak mau, melainkan demi kepentingan dan kebaikan keluarga. Untuk kepentingan anak-anak, agar tidak terpisahkan dari masyarakat, saya memilih tinggal di luar istana," kata Soeharto dalam Biografinya yang berjudul Pikiran, Ucapan dan Tindakan Saya yang ditulis Ramadhan KH dan G Dwipayana.
-
Kapan Soeharto berangkat kerja? Pak Harto Terbiasa Berangkat ke Kantor Jam 09.00 Atau Jam 10.00 WIB Pagi harinya dia akan bekerja di Jl Cendana, seperti memanggil menteri atau memeriksa laporan dari para pejabat.
-
Mengapa Soekarno pindah dari Pesanggrahan Menumbing? Soekarno merasa tidak nyaman dan tidak betah dengan suasana dingin puncak Bukit Menumbing.
-
Kapan Soekarno dilahirkan? Srimben pernah berkata kepada Soekarno kecil, kelak dirinya akan jadi pemimpin besar karena ia lahir saat fajar menyingsing.
-
Kapan Soeharto lengser dari jabatan presiden? Kamis, 21 Mei 1998, menjadi sejarah untuk Bangsa Indonesia. Presiden Soeharto resmi mengundurkan diri dari kursi presiden setelah berkuasa selama 32 tahun.
-
Mengapa Soeharto mengundang teman masa kecilnya ke Cendana? Walau sudah menjadi penguasa Orde Baru, Soeharto ternyata tidak lupa pada temannya saat susah dulu.
-
Kapan Soeharto menikah? Soeharto dan Siti Hartinah menikah tanggal 26 Desember 1947 di Solo.
Menurut Soeharto, jika tinggal di istana akan sangat sulit untuk keluarganya bisa bergaul dengan masyarakat. Di Cendana, walaupun dijaga ketat, masih lebih longgar ketimbang orang harus masuk Istana.
Pindah ke Cendana Sejak 1968
Soeharto dan keluarga pindah ke Jalan Cendana sejak tahun 1968. Saat itu dia baru dilantik sebagai Presiden kedua Republik Indonesia tanggal 27 Maret 1968.
Sebelumnya, Soeharto tinggal di Jl Agus Salim, Jakarta Pusat. Namun para pengawal kepresidenan menilai rumah itu tak aman, karena ada gedung tinggi di belakangnya. Dikhawatirkan ada penembak atau ancaman lain pada keluarga Soeharto.
"Yang mengurus soal keamanan menganggap lebih baik pindah. Keamanan diri kami sangat dijaga, maklumlah," kata mantan Panglima Kostrad itu.
Situasi saat itu memang belum sepenuhnya aman. Gesekan antara Pendukung Orde Lama dan Orde Baru masih terjadi dan menimbulkan korban jiwa.
Rumah Dipasangi Ranjau Anti-Tank
Mantan Pengawal Soeharto, Kapten Eddie Nalapraya bercerita pernah memasang ranjau anti-tank di jalan menuju rumah Soeharto. Jika ada pasukan penyerang, Eddie pun siap meledakkan ranjau tersebut.
Rumah Pak Harto di Jl Agus Salim sebenarnya sudah dikawal satu kompi pasukan Zeni. Kira-kira sekitar 80 orang pasukan. Namun Eddie merasa itu masih kurang. Dia menugaskan satu peleton (kira-kira 20 orang pasukan) ditambah beberapa panser untuk mengawal Mayjen Soeharto.
Setiap malam Eddie ikut berjaga di rumah Pak Harto. Dia tak mau kecolongan.
"Saya lakukan itu untuk menjaga hal-hal yang tidak diinginkan," kata Eddie dalam biografinya, Jenderal Tanpa Angkatan.
Dia menambahkan, Pasukan Tjakrabirawa dan kekuatan-kekuatan lain yang berseberangan dengan Angkatan Darat juga masih ada. Jika misal ada penculikan lagi, pasti Pak Harto jadi salah satu target utama.
Istana Bukan Milik Presiden Saja
Soeharto menyebut Istana juga bukan hanya milik presiden. Karena itu dia ingin membuat banyak acara sehingga masyarakat juga bisa masuk ke dalam istana.
"Mengenai Istana, saya pikir, Istana Presiden bukan untuk presiden saja. Gedung itu adalah Istana Negara, Istana Kepala Negara, milik rakyat," kata Soeharto.
Catatan Redaksi:
Selama Bulan Oktober ini kami persembahkan tulisan tematik Bulan Para Presiden. Merdeka.com akan mengangkat kisah-kisah menarik dan cerita di balik sosok para presiden RI. Mulai dari Soekarno, Soeharto, Habibie, Gus Dur, Megawati, SBY hingga Jokowi. Termasuk cerita mereka dengan para menterinya.
(mdk/ian)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Soeharto presiden kedua Republik Indonesia dengan masa jabatan terlama yang pernah berkuasa.
Baca SelengkapnyaSoeharto memilih menjadi serdadu kolonial adalah pilihan realistis untuk lepas dari kemelaratan.
Baca SelengkapnyaMomen saat Presiden pertama RI Soekarno akan meninggalkan Istana Merdeka.
Baca SelengkapnyaAwalnya Letkol Soeharto tak percaya diri. Gadis itu dari keluarga ningrat. Apakah dia dan keluarganya mau menerima?
Baca SelengkapnyaKunjungan Presiden Soeharto ke Belanda tahun 1970 menjadi sangat bersejarah karena menjadi Presiden Indonesia pertama yang injakkan kaki di Negeri Kincir Angin.
Baca SelengkapnyaRencana untuk memindahkan ibu kota negara dari Jakarta tersebut urung terwujud di era Presiden Soekarno.
Baca SelengkapnyaSaat menikah, Heldy istri kesembilan Soekarno berumur 18 tahun, sedangkan Soekarno berumur 65 tahun
Baca SelengkapnyaWarga setempat mengaku pernah melihat sesosok menyerupai Bung Karno di rumah tersebut
Baca SelengkapnyaVideo merekam momen saat presiden Soekarno meninggal dunia dan jenazahnya akan disemayamkan di rumah duka.
Baca SelengkapnyaPotret Presiden Soeharto saat memimpin sidang terakhir Kabinet Pembangunan II viral menarik perhatian siapapun yang melihatnya.
Baca SelengkapnyaTak ada lampu, hanya beberapa lilin karena Solo mesti digelapkan saat malam pernikahan Soeharto.
Baca SelengkapnyaKIsah Presiden ke-2 RI pernah ingin jadi sopir taksi dan berhenti dari militer.
Baca Selengkapnya