Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Cerita hacker lulusan SD bobol situs pemerintah hingga Polri

Cerita hacker lulusan SD bobol situs pemerintah hingga Polri Hacker. ©2013 Merdeka.com

Merdeka.com - Di era modern ini, kejahatan memiliki banyak bentuk. Tak hanya kejahatan secara konvensional, tapi juga ada kejahatan di dunia maya.

Salah satu kejahatan dunia maya yang kerap terjadi adalah kejahatan meretas atau membobol situs. Hal inilah yang dilakukan kelompok Gantengers Crew. Kelompok yang dipimpin oleh Sultan Haikal (19) ini sukses meretas ratusan situs.

Nekatnya, situs-situs yang diretas bukan cuma situs perusahaan tapi juga situs pemerintah hingga Polri. Total situs yang berhasil diretas adalah 400 situs.

Orang lain juga bertanya?

"Situs milik Polri juga ada. Milik pemerintah pusat dan daerah, situs luar negeri dan situs ojek online," kata Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Rikwanto di Komplek Mabes Polri, Jakarta, Kamis (30/3).

Motif pembobolan itu tidak lain adalah ekonomi. Namun, ada juga situs yang dibobol lantaran hanya ingin memamerkan kemampuannya.

Aksi mereka akhirnya terbongkar setelah meretas situs tiket.com. Usai membobol tiket.com, ketiganya kemudian menjual tiket hingga meraup keuntungan mencapai Rp 1 miliar.

Pemilik tiket.com pun baru sadar jika situsnya dibobol setelah hampir satu bulan. Sang pemilik lantas melaporkan kasus tersebut ke pihak Bareskrim.

Setelah diselidiki, Bareskrim Polri pun menangkap tiga pelaku yakni MKU, AI, dan MTN di Kalimantan Timur. Namun saat itu otak di balik pembobolan situs yakni Sultan Haikal masih diburu. Diketahui, ketiganya mengenal Sultan Haikal melalui jejaring sosial Facebook.

Dari hasil pemeriksaan sementara, ketiga pelaku itu bertugas meneruskan hasil pembobolan situs hingga mendapat keuntungan. Selain itu, dari hasil pemeriksaan, Sultan Haikal merupakan pihak yang menerima aliran dana dari hasil membobol situs tersebut. Bahkan, Haikal juga disebut sebagai orang yang paling banyak menerima uang dari hasil pembobolan.

Dari hasil penangkapan, polisi menyita sejumlah alat bukti berupa buku tabungan. Dari pengakuan ketiga pelaku, uang hasil membobol situs itu digunakan untuk membeli dan merenovasi rumah. Ketiga pelaku dijerat Pasal 46 ayat 1, 2, 3, Pasal 30 ayat 1,2,3 dan Pasal 51 ayat 1 dan 2 Undang-undang ITE.

Tak sampai sepekan kemudian, petugas Direktorat Cyber Bareskrim Polri akhirnya berhasil menangkap Sultan Haikal di rumah orangtuanya, di Perumahan Pesona Gintung Residen, Ciputat, Tangerang Selatan, Banten, Kamis (30/3).

Menurut kuasa hukum Sultan Haikal, Ramdan Alamsyah, kliennya mempelajari ilmu hacking sejak SMP. Canggihnya, hal itu dipelajarinya secara otodidak melalui internet.

"Dia (Haikal) belajar itu sejak SMP secara otodidak, tidak ada guru tidak ada murid, jadi otodidak saja," kata Ramdan saat dihubungi melalui telepon, Kamis (7/4).

Dia mengatakan Sultan Haikal tidak sempat menyelesaikan sekolahnya di SMP. Ketika dikonfirmasi apakah itu disebabkan latar belakang ekonomi keluarga Haikal, Ramdan mengatakan bahwa secara ekonomi, keluarga Haikal tergolong mampu.

"Latar belakang keluarganya mampu cuma anak ini, enggak mau sekolah, karena memang, kalau untuk sekolah mampu, keluarganya mampu, tapi memang anak ini beda dengan kakak-kakaknya," katanya.

Lebih lanjut dia mengatakan, sebelum membobol tiket.com, Sultan Haikal sempat memberi peringatan kepada pihak tiket.com melalui twitter. Saat itu Sultan Haikal menginfokan soal rapuhnya sistem pertahanan situs perjalanan tersebut. Namun, peringatan itu tak ditanggapi oleh tiket.com.

"Niatnya sudah baik sudah ngasih tahu, tapi kan nggak ada tanggapan," katanya.

Dia membantah jika Haikal adalah otak pembobolan. Menurutnya, Haikal disuruh oleh temannya buat meretas. "Didesak temannya kemudian memang temannya itu yang memanfaatkan si Haikal. Dia dimanfaatkan orang yang tidak punya niat baik. Anak ini baik. Tidak ada untuk menguntungkan diri sendiri. Dia habis ngebobol, kemudian password diberi ke temannya yang berinisial J, dia itu yang manfaatin, tiket.com itu sampai miliaran itu. Haikal mah nggak tahu apa-apa," katanya.

Menurutnya, status Haikal yang masih remaja 19 tahun dan cuma tamatan Sekolah Dasar membuatnya dapat dimanfaatkan. "Ya namanya anak kecil. Anak 19 tahun. Kan Haikal ini lulusan SD," katanya.

(mdk/dan)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Peretas Server Smartfren Belajar Jadi Hacker Otodidak
Peretas Server Smartfren Belajar Jadi Hacker Otodidak

Aksi SH terbongkar dengan modus melakukan top up pulsa dengan nilai Rp4.350.000 secara ilegal.

Baca Selengkapnya
Nomor dan Alamat Polsek Setiabudi Direstas, Pelakunya Mahasiswa asal Sumsel
Nomor dan Alamat Polsek Setiabudi Direstas, Pelakunya Mahasiswa asal Sumsel

Pelaku meretas alamat dan nomor telepon seluler Polsek Setiabudi dengan mengaku sebagai anggota Kepolisian

Baca Selengkapnya
Deretan Kasus Peretasan Hacker Bikin Heboh Indonesia, Para Politisi Ini Pernah jadi Sasaran
Deretan Kasus Peretasan Hacker Bikin Heboh Indonesia, Para Politisi Ini Pernah jadi Sasaran

Serangan hacker Indonesia ke situs-situs pemerintahan Israel sedang jadi perbincangan.

Baca Selengkapnya
Bukan Cuma Polsek Setiabudi Diretas, Mahasiswa Ini Juga Pernah Hack Bank hingga Kantor Pinjol
Bukan Cuma Polsek Setiabudi Diretas, Mahasiswa Ini Juga Pernah Hack Bank hingga Kantor Pinjol

Pelaku mampu mengubah alamat sejumlah kantor bank hingga kantor pinjaman online.

Baca Selengkapnya
Ajudan Pribadi, dari Pemulung Hingga Hidup Mewah
Ajudan Pribadi, dari Pemulung Hingga Hidup Mewah

'Ajudan Pribadi' ditangkap polisi atas kasus dugaan penipuan atas penawaran mobil jenis Toyota Land Cruiser senilai Rp1,3 miliar. Korban merupakan teman dekatnya berinisial AL. Ajudan Pribadi dikenal dekat pejabat, artis dan hidup mewah. Namun dulunya dia

Baca Selengkapnya
Bukan Hanya KPU, Ini Sederet Situs Pemerintah yang Pernah Dibobol Hacker
Bukan Hanya KPU, Ini Sederet Situs Pemerintah yang Pernah Dibobol Hacker

Indonesia kembali dihebohkan kabar kebobolan 204 juta Data Pemilih Tetap (DTP) Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Baca Selengkapnya
Ayah Pembuat Sertifikat Habib Palsu juga Dikenal Sebagai Habib Tapi Jarang Ceramah
Ayah Pembuat Sertifikat Habib Palsu juga Dikenal Sebagai Habib Tapi Jarang Ceramah

Ardian menjelaskan JMW menjalankan bisnis ilegal itu atas desakan kebutuhan ekonomi

Baca Selengkapnya
Lulusan SMA Ini Dapat Rp 30 Miliar dari Judi Slot, Kini Berakhir di Penjara
Lulusan SMA Ini Dapat Rp 30 Miliar dari Judi Slot, Kini Berakhir di Penjara

Hendri menjelaskan pelaku dapat membuat dua aplikasi game slot tersebut hanya dengan belajar sendiri

Baca Selengkapnya
Pemuda Lulusan SMK di Bogor Kelola Puluhan Situs Judi Online Slot, Begini Triknya Agar Tak Terendus Komdigi
Pemuda Lulusan SMK di Bogor Kelola Puluhan Situs Judi Online Slot, Begini Triknya Agar Tak Terendus Komdigi

SK diduga telah membuat dan mengelola puluhan situs judi daring sejak tahun 2022.

Baca Selengkapnya
Pelajar Tersangka Teroris di Malang Tertutup pada Keluarga dan Kerap Jadi Korban Bully di Sekolah
Pelajar Tersangka Teroris di Malang Tertutup pada Keluarga dan Kerap Jadi Korban Bully di Sekolah

Hanya sekitar tujuh bulan sejak terpapar paham radikal dari media sosial, HOK sudah nekat mempelajari cara peracikan bahan peledak.

Baca Selengkapnya
Fakta-Fakta Kasus Gelar Habib Palsu di Kalideres, Pemuda Kerja Serabutan Sering Bawa Laptop Dikira Tetangga Anak Kuliahan
Fakta-Fakta Kasus Gelar Habib Palsu di Kalideres, Pemuda Kerja Serabutan Sering Bawa Laptop Dikira Tetangga Anak Kuliahan

Korban berjumlah 6 orang, pelaku dapat cuan Rp18,5 juta

Baca Selengkapnya
Fakta Baru Peretasan HP Jenderal Bintang Dua: Pelaku Ayah & Anak, Belajar Meretas Otodidak
Fakta Baru Peretasan HP Jenderal Bintang Dua: Pelaku Ayah & Anak, Belajar Meretas Otodidak

Fakta Baru Peretasan HP Jenderal Bintang Dua: Pelaku Ayah & Anak, Belajar Meretas Otodidak

Baca Selengkapnya