Cerita Petani Sawit Korbankan Nyawa Demi Selamatkan Anak dan Istri
Merdeka.com - Warga Kepenghuluan Siarang Arang Kecamatan Pujud Kabupaten Rokan Hilir tenggelam di Sungai Rokan. Korban bernama Putra (33) yang merupakan petani itu, jatuh ke sungai saat melansir buah sawit.
Putra lebih memilih menyelamatkan anak dan istrinya saat perahu mesin yang dikendarainya mengalami kebocoran. Dia tewas bersama perahunya di Sungai Rokan.
Kepala Kantor SAR Pekanbaru, I Nyoman Sidakarya mengatakan awalnya korban bersama istrinya, Ondul dan anak beserta iparnya pergi mengunakan perahu untuk memanen tandan buah segar sawit.
-
Kenapa nelayan Kebumen tenggelam? Saat itu korban bersama rekannya, Parwono (42), hendak berangkat dari Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Pasir menuju ke tengah laut menggunakan “perahu katir“ untuk menangkap ikan. Namun dalam perjalanan perahu tersebut dihantam gelombang hingga terbalik. Sodiran tenggelam di laut dan akhirnya hilang.
-
Siapa yang terdampak semangka? Kondisi ini disoroti dalam sebuah studi kasus baru, yang akhirnya menyebabkan kondisi mereka menjadi semakin parah dan berbahaya.
-
Apa yang membuat nelayan Kebumen tenggelam? Namun dalam perjalanan perahu tersebut dihantam gelombang hingga terbalik. Sodiran tenggelam di laut dan akhirnya hilang.
-
Di mana nelayan Kebumen tenggelam? Sodiran tenggelam di laut dan akhirnya hilang. Sedangkan Parwono berhasil diselamatkan oleh nelayan lain yang berada di sekitar lokasi kejadian.
-
Apa yang terjadi pada para petani? Mereka masih selamat meski mengalami luka bakar.
-
Siapa yang dimusnahkan oleh petani-pemukim? Sebuah studi baru mengungkap bahwa bangkitnya pertanian ini sebenarnya menyebabkan genosida tragis terhadap populasi pemburu-nomaden yang dimusnahkan oleh para petani-pemukim dalam beberapa generasi.
Kemudian, ketika kapal kayu bermesin yang mereka naiki melewati sungai Rokan di Kasang Singkek, tiba-tiba mesinnya mati.
"Perahu mesin berisi buah kelapa sawit itu mendadak mati. Lalu saat istri korban mengulurkan dayung, dia menginjak papan bobot yang lapuk mengakibatkan bocor bagian depan lalu perahu tenggelam," ujar Nyoman, Selasa (14/3).
Putra segera bereaksi untuk menyelamatkan anak dan istrinya. Tidak lama kemudian, warga lain bernama Andre datang melewati sungai tersebut dan berusaha ikut menolong.
"Saksi Andre menyelamatkan istri korban beserta anaknya, sedangkan Putra dan iparnya tertinggal di perahu tersebut," kata Nyoman.
Setelah lama berjuang, akhirnya Putra tenggelam dan tidak bisa terselamatkan. Kepolisian dan aparat desa serta seluruh masyarakat Desa Siarang terus melakukan pencarian.
"Korban belum ditemukan sampai sekarang. Tim Basarnas menerima informasi pada Senin (13/3) dari tokoh masyarakat Desa Siarang-Arang langsung menuju lokasi. Tim masih melakukan pencarian," pungkasnya.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
AN berusaha menyelamatkan istrinya, RZ (30) dan anaknya, FH, yang masih berusia lima tahun, agar tidak hanyut.
Baca SelengkapnyaSaksi berusaha mencari korban namun takut turut dimangsa.
Baca SelengkapnyaBerikut potret dua TNI berjibaku selamatkan petani yang terseret arus deras sungai Lekukan.
Baca SelengkapnyaBeberapa jam kemudian, mayat korban ditemukan tak jauh dari TKP.
Baca SelengkapnyaPelaku menggorok korban karena sakit hati kepalanya kena smash.
Baca SelengkapnyaNasib nahas menimpa seorang nelayan di Indragiri Hilir yang hilang setelah tersambar petir saat menangkap ikan di sungai.
Baca SelengkapnyaKetiganya meninggal pada 31 Maret 2024 lalu usai diterjang luapan sungai saat mencari ikan
Baca SelengkapnyaSaat kejadian, korban bersama anaknya. Melihat ayahnya diterkam buaya, anak korban langsung pergi melapor dan mencari bantuan kepada warga.
Baca SelengkapnyaKedua pelaku menyerahkan diri setelah dilakukan pendekatan dengan keluarga.
Baca SelengkapnyaKorban pertama kali ditemukan tergeletak dalam kebun jagung
Baca SelengkapnyaJasad korban ini tidak dibawa ke puskesmas atau RSUD, tetapi langsung dibawa ke rumah duka.
Baca SelengkapnyaSebelum kejadian, korban masih makan sirih pinang. Korban dan ibu kandungnya Debora Kase (46) datang dari Kabupaten TTS untuk bakar lilin.
Baca Selengkapnya