Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Cerita Pilu Ayah Lihat Anaknya Alami Pendarahan Sebelum Meninggal di RS Labuang Baji

Cerita Pilu Ayah Lihat Anaknya Alami Pendarahan Sebelum Meninggal di RS Labuang Baji Ayah bayi yang meninggal di RS Labuang Baji. ©2023 Merdeka.com

Merdeka.com - Ayah bayi berusia 52 hari yang meninggal di Rumah Sakit Labuang Baji Makassar, Aco Sukri angkat bicara. Aco menduga adanya malapraktik dialami oleh anaknya yang mengalami pendarahan.

Aco menjelaskan menjelaskan foto anaknya yang terlihat lumuran darah di bagian tangannya akibat pendarahan. Ia menyebut saat itu anaknya berada di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RS Labuang Baji Makassar.

"Pendarahan itu karena perawat yang menangani anak saya berulangkali menyuntik untuk mengambil sampel darahnya. Jadi tidak keluar darahnya pas mau diambil sampelnya, sampai itu perawat panggil temannya untuk dibantu," ujarnya kepada wartawan, Selasa (28/2).

Aco menyebut ada beberapa titik di tangan anaknya ditusuk suntikan untuk diambil darahnya. Tak lama berselang, anaknya mengalami pendarahan.

"Beberapa kali pindah titik untuk disuntik baru ada. Tidak lama pendarahan ini anak saya," bebernya.

Dia menduga adanya tindakan malapraktik dilakukan perawat dan dokter yang merawat anaknya. Apalagi, saat dokter dan perawat mencoba menghentikan pendarahan tetapi tidak berhasil.

"Kami menduga itu (malapraktik). Apalagi saat itu pendarahan dialami saya berlangsung lama, bahkan cuma disuruh tutup saja pakai perban. Kalau itu perbannya dibuka, keluar lagi itu darah seperti orang habis teriris pisau," ungkap Aco.

Aco membenarkan jika anaknya masuk di RS Labuang Baji Makassar pada pukul 17.00 Wita, Senin (27/2) kemarin. Anaknya masuk di RS Labuang Baji Makassar karena menderita kelainan usus.

"Setelah mendapat penanganan di IGD, pendarahan yang terjadi di lengan kanan anaknya tak berhenti hingga meninggal dunia," kata dia.

"Saking banyaknya darah yang keluar itu sempat ditransfusi, padahal ini anak bayi. Nanti meninggal itu anak saya baru berhenti juga keluar itu darah dari lengan kanannya," imbuhnya.

Aco juga menyayangkan penanganan yang diberikan oleh perawat dan dokter yang berada di RS Labuang Baji. Betapa tidak, saat AF menjalani perawatan intensif di ruang perawatan dan Pediatric Intensive Care Unit (PICU) RSUD Labuang Baji para perawat dan dokter tekesan lelet.

"Kalau kita panggil itu lama sekali baru datang, padahal ini anak saya pendarahan terus jadi harus selalu diganti perbannya karena penuh dengan darah. Dokter yang menangani juga saling panggil, panggil dokter ini, panggil dokter itu. Bahkan pas sebelum meninggal itu sempat dia bilang tidak ada dokter," tuturnya.

Terkait rencana melapor ke polisi terkait dugaan malapraktik, Aco mengaku akan berbicara dengan istrinya terlebih dahulu. Meski demikian, dirinya menyayangkan sikap tenaga kesehatan di RS Labuang Baji yang terkesan tidak profesional.

"Saya ikhlas atas kepergian anak ku untuk selama-lamanya. Tapi sayangnya penanganan yang diberikan oleh pihak rumah sakit yang terkesan tidak profesional," ucapnya.

Sebelumnya, Ketua Komite Medik RS Labuang Baji Makassar, dr Ummuh Atiah mengatakan pihaknya sudah mendapatkan laporan terkait beredarnya foto bayi meninggal dalam kondisi bersimbah darah. Ia menjelaskan bayi yang baru berusia 60 hari tersebut merupakan pasien rujukan dari RS Pertiwi Makassar.

"Memang pasien tersebut masuk ke RS Labuang Baji jam 5 sore, hari Senin tanggal 27 Februari. Pada saat itu pasien datang dengan membawa hasil pemeriksaan dari RS pertiwi," ujarnya saat jumpa pers di RS Labuang Baji Makassar, Selasa (28/2).

Ummuh menceritakan hasil foto dari RS Pertiwi Makassar, pasien tersebut mengidap penyakit semacam sumbatan pada usus bagian bawah. Selain itu, saat dirujuk dari RS Pertiwi, kondisi bayi tersebut mengalami anemi berat atau Hemoglobin (HB) hanya 6.

"Pada saat itu di UGD sudah memberikan pelayanan, memeriksa darahnya, kemudian dilaporkan ke dokter ahli. Kemudian dokter ahli datang melihat pasien tersebut," tuturnya.

Setelah pemeriksaan tersebut, kondisi bayi tersebut semakin menurun dengan HB hanya 5. Pada saat bersamaan darah putih bayi asal Jeneponto, Sulawesi Selatan ini semakin meningkat yang menandakan ada infeksi.

"Sudah ditransfusi (darah). Kami tim dari UGD followup terus untuk persiapan operasi," tuturnya.

Akibat kondisi bayi terus menurun, akhirnya dipindahkan ke ruang PICU. Diduga saat dipindahkan dari UGD ke ruang PICU, bayi tersebut mengalami pendarahan.

"Memang dari UGD sudah tidak ada pendarahan. Nanti pendarahannya banyak saat di PICU. Saya tidak tahu berapa cc itu pendarahannya," bebernya.

Ummuh meragukan lumuran darah seperti yang ada di foto akibat salah suntikan. Ia mengaku pada saat itu terpasang transfusi darah dan juga infus.

"Katanya sih dari tempat suntikan yang dibilang salah suntik. Tapi kalau dipikir, kenapa bukan ditempat infusnya juga. Ada di situ transfusi darah," sebutnya.

Ummuh menyebut bayi tersebut sudah mendapatkan transfusi darah satu kantong. Hanya saja, nyawa bayi tersebut tidak tertolong.

"Sejak diagnosis awal dikatakan bahwa ada sumbatan pada usus bawahnya. Kemudian ada anemis (HB rendah)," tegasnya.

Ia membantah adanya tindak malapraktik dilakukan tenaga medis yang menangani bayi tersebut. Ia menyebut apa yang dilakukan dokter dan perawat sudah sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP).

"Karena perawat dan dokter sudah melakukan follow up jam 2 dan 3 malam. Ada komunikasinya antara perawat dan dokternya," sebutnya.

Ummuh curiga bayi tersebut meninggal dunia akibat adanya gangguan lain. Ia mengaku diagnosis sumbatan usus bawah dan Anemi berasal dari RS Pertiwi.

"Kita curiga ada gangguan yang lain pada anak ini. Karena riwayat anak tersebut kita tidak tahu karena (rujukan) dari RS Pertiwi," sebutnya.

Sementara Direktur RS Labuang Baji Makassar, Dr Haris Nawawi membantah adanya dugaan malapraktik dilakukan oleh perawat dan dokter yang merawat bayi tersebut. Ia menegaskan tidak ada salah penyuntikan obat seperti informasi yang beredar.

"Tadi dijelaskan bahwa tidak ada kesalahan suntik, karena memang tidak ada penyuntikan. Semua obat masuk lewat infus," tegasnya.

Haris mengaku bayi tersebut merupakan pasien rujukan dari RS Pertiwi Makassar. Ia menyebut saat dirujuk ke RS Labuang Baji, kondisi bayi tersebut sudah menurun.

"Kita rumah sakit pemerintah tidak boleh menolak pasien dengan kondisi yang memang sudah lemah. Kondisi HB 7-6 menurun terus sampai ke perawatan, jadi tetap kami perhatikan," sebutnya.

Terkait informasi keluarga bayi tersebut akan melapor ke polisi, Haris mengaku tidak mempermasalahkan. Ia menyerahkan keputusan sepenuhnya kepada keluarga bayi tersebut.

"Tergantung dari pihak keluarga. Artinya kan apapun itu kita pahami kondisi keluarga Almarhum," ucapnya.

(mdk/ray)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Pembunuhan di Cilandak, ABG Tusuk Ayah & Neneknya hingga Tewas, Ibunya Luka-Luka
Pembunuhan di Cilandak, ABG Tusuk Ayah & Neneknya hingga Tewas, Ibunya Luka-Luka

Pembunuhan dilakukan pelaku berinisial A yang kini sudah ditahan polisi.

Baca Selengkapnya
ABK di Tasikmalaya Dianiaya Orang Tuanya sampai Meninggal Dunia, Dipukuli Pakai Sapu & Kepala Dibenturkan
ABK di Tasikmalaya Dianiaya Orang Tuanya sampai Meninggal Dunia, Dipukuli Pakai Sapu & Kepala Dibenturkan

Orang tua korban sudah ditetapkan sebagai tersangka atas kematian anak kandungnya.

Baca Selengkapnya
Hasil Outopsi: Penyebab Kematian Anak Pamen TNI AU karena Luka Tusuk, Ada Enam di Dada
Hasil Outopsi: Penyebab Kematian Anak Pamen TNI AU karena Luka Tusuk, Ada Enam di Dada

Terkait kepemilikan sebilah pisau itu, menurutnya belum bisa diidentifikasi karena kebetulan ditemukan di lokasi kejadian

Baca Selengkapnya
Anak Berkebutuhan Khusus di Tasikmalaya Tewas Dianiaya Orang Tua, Kado Pahit Hari Disabilitas
Anak Berkebutuhan Khusus di Tasikmalaya Tewas Dianiaya Orang Tua, Kado Pahit Hari Disabilitas

KPAID Tasikmalaya menyatakan kasus anak berkebutuhan khusus (ABK) meninggal dianiaya orang tuanya menjadi kado pahit di Hari disabilitas.

Baca Selengkapnya
Diasuh Ayah Tiri, Balita Ini Malah Dianiaya
Diasuh Ayah Tiri, Balita Ini Malah Dianiaya

Video balita yang diduga menjadi korban penganiayaan viral di media sosial.

Baca Selengkapnya
Bocah 10 Tahun di Bekasi Diduga Dianiaya Ayah Kandung hingga Luka-Luka Sekujur Tubuh
Bocah 10 Tahun di Bekasi Diduga Dianiaya Ayah Kandung hingga Luka-Luka Sekujur Tubuh

Saat ini korban takut bertemu dengan ayah kandungnya dan sempat tidak ingin berkomunikasi dengan ibunya.

Baca Selengkapnya
Tragis, Ayah Kandung Cekik & Bekap Balitanya Hingga Tewas Lalu Santai Merokok Depan Rumah
Tragis, Ayah Kandung Cekik & Bekap Balitanya Hingga Tewas Lalu Santai Merokok Depan Rumah

Usai melakukan mencekik korban di dalam kamar, pelaku sempat keluar rumah dan merokok.

Baca Selengkapnya
Kronologi Ibu di Jagakarsa Banting Balita hingga Tewas, Sempat Dilarikan ke Rumah Sakit
Kronologi Ibu di Jagakarsa Banting Balita hingga Tewas, Sempat Dilarikan ke Rumah Sakit

Pelaku kini telah mendekam di balik jeruji guna mempertanggung jawabkan perbuatan kejinya

Baca Selengkapnya
Kondisi Terkini Bocah Perempuan Disandera Ayah Kandung di Pos Polisi Pejaten
Kondisi Terkini Bocah Perempuan Disandera Ayah Kandung di Pos Polisi Pejaten

Bocah perempuan tersebut bahkan sempat dikalungi pisau di leher oleh ayah kandungnya.

Baca Selengkapnya