Cerita Pilu Maskanah, Pasien Stroke di Tengah Banjir Rob Belum Dapat Bantuan Kesehatan
Warga terdampak banjir rob di Demak hanya bisa pasrah dan bertahan di rumah.
Ketika beraktivitas, ibu itu terlihat berusaha jalan ngesot.
Cerita Pilu Maskanah, Pasien Stroke di Tengah Banjir Rob Belum Dapat Bantuan Kesehatan
Maskanah warga Timbulsloko, Demak, setiap harinya hanya bisa duduk sambil tiduran di depan rumah gladak atau rumah kayu seorang diri. Pemandangan itu juga nampak pada siang hari kemarin.
Maskanah mengeluhkan sakit dua kaki tidak bisa digerakkan untuk jalan. Ketika beraktivitas, ibu itu terlihat berusaha jalan ngesot.
Belum dapat pelayanan kesehatan
Sampai saat ini, belum ada yang peduli terkait kesehatan Maskanah. Bahkan dia menginginkan tenaga kesehatan yang mendatanginya untuk diperiksa. Sebab, yang dia mengeluhkan badannya juga sakit dan belum sama sekali periksa ke dokter atau ke tenaga kesehatan. "Belum periksa ke dokter, padahal keluhan kepala sering pusing, kaki sulit digerakkan. Saya hanya bisa jalan ngesot di depan rumah cari angin," kata Maskanah saat ditemui di depan rumahnya.
Tinggal seorang diri di rumah
Maskanah setiap harinya hanya tinggal sendiri. Suami semenjak rumah tergerus rob mencari nafkah di Jakarta. Sedangkan anak kerja di Demak.
Maskanah hanya bisa ngesot ketika ingin melakukan aktivitas di rumahnya tersebut.
"Saya sendiri, suami cari uang kerja serabutan. Ya makan setiap harinya masak sendiri. Ada yang jual belanja di sini suami dan anak masih kasih uang," ujar dia.
Tenaga kesehatan tidak ada yang mengecek
Pernah suatu ketika ada kegiatan posyandu di kampungnya, karena melihat ada tenaga kesehatan dia berusaha memanggil untuk diperiksa. Namun tenaga kesehatan itu tidak mau datang menyambanginya. "Pernah mumpung ada kegiatan posyandu ada tim kesehatan. Ibu bidan itu saya panggil hanya untuk cek tensi langsung pulang tidak mampir. Ya sudah gimana lagi," kata Maskanah
Pasrah dengan keadaan
Terkait kondisi rumah yang sudah tergerus rob laut yang berdampak pada warganya tidak punya akses jalan, dia hanya bisa bertahan tidak bisa berbuat apa-apa.
"Ibarate orang susah ya gini. Memilih bertahan dan berusaha beradaptasi dengan keadaan. Saya harap pemerintah setempat perhatikan nasib warga Timbulsloko," tutup dia.