Dana saksi dari APBN tak sesuai konsep Pilkada Serentak
Merdeka.com - Peneliti Indonesia Budget Center (IBC), Roy Salam, menilai usulan dana saksi dari partai politik melalui APBN sebagai ide liar. Usulan tersebut dinilai tidak sesuai semangat dan konsep Pemilu Serentak 2019 dalam melakukan efisiensi anggaran.
"Kita belajar dari pemilu ke pemilu dari awal orde reformasi dari awal bicara anggaran hasil perubahan-perubahan pemilu 2009 harapannya mengarah ke sistem yang efisien. Kok sekarang malah membebani anggaran terutama teknis penyelenggaraan baik Pileg dan Pilpres," kata Roy di Kantor ICW, Kalibata, Jakarta, Kamis (11/5).
Pansus RUU Pemilu, kata dia, seharusnya membuat regulasi penyelenggaraan Pemilu yang lebih efisien dan efektif dilihat dari segi anggaran. Namun, usulan dana parpol dinilai justru akan menambah beban APBN karena jumlahnya yang besar.
-
Siapa yang mengancam integritas Pemilu? Ketua Asosiasi Ilmu Politik Indonesia (AIPI), Alfitra Salamm, mengungkapkan keprihatinannya terkait ancaman uang dalam pemilihan umum (Pemilu) di Indonesia dalam acara yang diselenggarakan DKPP RI.
-
Apa yang diancam AIPI dalam Pemilu? 'Banyak sekali sekarang, paling serius dalam integritas negeri ini adalah uang, ancaman ini akan terjadi, dan akan terjadi pada Pemilu 2024,' jelas Alfitra dalam acara sosialisasi aplikasi Sietik DKPP RI di Hotel Yuan Garden, Senin (18/12).
-
Mengapa kampanye uang di Indonesia harus dilarang? Karena itu melarang adanya kampanye uang dan menghindarinya menjadi satu cara untuk memajukan sistem politik Indonesia.
-
Apa yang menjadi sengketa dalam Pileg? Perselisihan hasil pemilihan umum atau PHPU untuk sengketa Pemilu Legislatif (Pileg) 2024 akan disidangkan pekan depan.
-
Apa yang DPR sesalkan? 'Yang saya sesalkan juga soal minimnya pengawasan orang tua.'
-
Apa itu Sengketa Pemilu? Sengketa Pemilu adalah konsekuensi yang mungkin terjadi dalam sistem penyelenggaraan Pemilihan Umum (Pemilu). Walaupun sistem sudah dirancang sebaik mungkin, kemungkinan pelanggaran yang bisa mencederai kualitas Pemilu masih bisa terjadi.
"Maka dana pemilu harusnya makin efisien berkurang kalau ke depan makin bertambah tidak sesuai dengan semangat," tegasnya.
Apalagi, menurut Roy, bentuk pertanggungjawaban dari dana saksi dari partai politik tidak jelas. Muncul usulan, subsidi dana saksi disalurkan lewat penyelenggara Pemilu seperti Bawaslu, sementara partai bertugas sebagai mencari saksi-saksi di TPS. Roy berpendapat, usulan itu tidak tepat karena Bawaslu bertugas mengawasi dana Pemilu bukan ke masalah teknis semisal saksi pemilu.
"Nah kalau diserahkan ke Bawaslu Bawaslu tugasnya mengawasi. Anggaran pengawasan pemilu bukan saksi pemilu," ujarnya. (mdk/ang)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Cak imin menilai pelaksanan Pilkada saat ini merusak tatanan demokrasi.
Baca SelengkapnyaSaldi meyakini pembagian bansos untuk menaikkan elektoral adalah sebuah keniscayaan.
Baca SelengkapnyaMenurutnya, ancaman tersebut semakin serius dan berpotensi mengganggu integritas dan keadilan dalam proses pemilu, terutama menjelang Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaPadahal, kata Titi, demokrasi sejatinya sistem nilai yang harus ditegakkan dengan prinsip kebebasan dan kesetaraan untuk semua.
Baca SelengkapnyaPKB, Partai NasDem, dan PKS menyatakan mendukung usulan hak angket.
Baca SelengkapnyaTidak logis lantaran PSI sudah berkampanye dimana-mana.
Baca SelengkapnyaSaldi Isra akui ada politisasi bansos di Pilpres 2024
Baca SelengkapnyaSaldi Isra paparkan alasan kenapa harus ada pemungutan suara ulang di beberapa wilayah
Baca SelengkapnyaMenurutnya, banyak spekulasi yang muncul bahwa bansos itu digunakan untuk kepentingan Gibran
Baca SelengkapnyaGanjar mengajak sejumlah parpol untuk memperkuat hak angket.
Baca SelengkapnyaSaldi Isra menyebut, muncul fakta persidangan sejumlah menteri aktif membagikan bansos kepada masyarakat selama masa kampanye.
Baca SelengkapnyaPSI pernah menjadi sorotan terkait dana kampanye. Sorotan kembali diterima PSI usai Pemilu 2024 kemarin.
Baca Selengkapnya