Detik-detik masjid megah dibangun sejak 1922 di Payakumbuh roboh
Merdeka.com - Dua orang tukang bangunan, Deni (40) dan Rengga, nyaris tertimpa bangunan masjid yang roboh, sekitar pukul 17.20 Wib, Sabtu(27/1). Beruntung dalam waktu hitungan detik sebelum peristiwa, kedua orang tukang bangunan berhasil lari keluar masjid.
"Bunyi aneh seperti bangunan bergerak menjadi pertanda sesaat sebelum masjid Baiturrahman roboh. Diteriaki seorang anak, dua tukang bangunan yang tengah mengganti keramik dalam masjid berhasil menyelamatkan diri," kisah Ketua Pengurus Masjid, Riswandi, menceritakan kembali penuturan dua orang tukang bangunan, Sabtu malam.
Kesaksian lainnya disampaikan Sukardi, salah seorang warga yang tinggal persis di samping masjid Baiturrahman. Baru baru selesai mandi di pemandian tepat di belakang masjid, baru beberapa langkah dari pemandian, berjarak sekitar 4 meter dari dinding samping masjid. Tiba-tiba dalam hitungan detik suara dentuman keras sebanyak tiga kali, kepulan debu menyelimuti runtuhan bangunan masjid, sementara kubah sudah ambruk hingga ke tanah.
-
Siapa yang membangun masjid itu? Situs ini merupakan sebuah masjid yang dibangun dari tanah dan batu oleh dinasti abad pertengahan yang berkuasa di Afrika Utara dan Spanyol.
-
Kapan masjid itu dibangun? Situs arkeologi Alto da Vigia, di dekat Praia das Maçãs di garis pantai Sintra, mengungkap keberadaan masjid kedua yang berasal dari abad ke-11 dan ke-12 ini.
-
Apa yang terjadi pada Masjid Batabuah? Sebuah masjid nampak berdiri sendiri di antara puing-puing bangunan lainnya. Masjid di Batabuah Sumbar Ini Tetap Berdiri Kokoh Meski Diterjang Banjir Bandang Lahar Dingin, Ini Potretnya
-
Mengapa masjid terendam di Waduk Pidekso? Namun sama halnya dengan pembangunan waduk-waduk lain di Pulau Jawa, pembangunan Waduk Pidekso harus menenggelamkan pemukiman penduduk. Bahkan ada sebuah masjid yang ikut terendam sebagai dampak dari pembangunan masjid tersebut.
-
Bagaimana Masjid Kemayoran dibangun? Masjid ini dibangun oleh pemerintah Hindia Belanda sebagai ganti dari masjid yang dibongkar di alun-alun Surapringga (Surabaya) di area Tugu Pahlawan.
Sukardi kaget, karena bangunan masjid yang hanya berjarak 5 meter darinya ambruk. "Suaranya seperti mobil dam truk membongkar muatan batu kali," terang Sukardi mengawali kesaksiannya.
Dikatakan, bagian pertama yang roboh adalah kubah utama yang persis berada di tengah-tengah masjid. Lalu diikuti dengan bagian bangunan di sekitar kubah itu. Seketika bangunan masjid ditutupi kabut putih, bekas reruntuhan bangunan, tak tampak apapun kecuali debu menyelimuti reruntuhan, ujar Sukardi.
Saksi lainnya yang menyaksikan runtuhnya Masjid Baiturrahman, Hendrinaldi. Pria yang berprofesi sebagai penyuluh agama di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Payakumbuh Timur ini saat kejadian mengaku menyaksikan langsung detik-detik robohnya bangunan masjid.
"Awalnya saya berada dalam lokal MDA Masjid Baiturrahman, mengajar anak-anak mengaji. Kemudian dari arah masjid terdengar suara tukang memanggil nama saya setengah berteriak. Ketika saya songsong, tukang sudah berada di luar pintu masjid. Lalu tiba-tiba terdengar bunyi gemuruh sebanyak tiga kali dari arah atap masjid, seketika kubah dan bangunan masjid roboh," kata Hendrinaldi.
masjid baiturrahman di payakumbuh sebelum roboh ©2018 Merdeka.com/ER Chania
Dikatakan, kabut tebal langsung menyelimuti bangunan masjid yang roboh. "Saya kaget bercampur panik, seketika saya kontak ketua masjid, lurah, camat. Saya bilang kepada ketua, ke sinilah bapak, ke sinilah, masjid awak dak ado lai (masjid kita enggak ada lagi)," cerita ustaz Endi, panggilan sehari hari Hendrinaldi.
Ustaz Endi merupakan orang pertama yang mendokumentasikan keadaan bangunan pasca roboh dan menyampaikannya melalui media sosial, sehingga kejadian robohnya Masjid Baiturrahman viral dan diketahui masyarakat banyak.
Ratusan orang langsung menyambangi halaman Masjid Baiturrahman Kelurahan Payobasung. Semuanya kaget, tak menyangka masjid yang begitu megah dan indah, telah roboh. Walikota Payakumbuh, Riza Falepi langsung datang melihat. Tak ketinggalan Sekda, Benny Warlis, sejumlah Asisten Sekretariat Pemko, dan beberapa kepala OPD Kota Payakumbuh.
Bukan akibat geologi, tapi masalah konstruksi
Tidak ada gerakan pada lapisan bumi akibat gempa, longsor atau pergerakan tanah tercatat saat menjelang ambruknya masjid Baiturrahman, Payobasuang Payakumbuh. Sehingga pakar geologi Sumbar, Ade Edward menyimpulkan peristiwa berkaitan dengan konstruksi bangunan.
"Sepertinya penyebab robohnya Masjid Baiturrahman, Payobasuang, Payakumbuh tidak ada kaitannya dengan gejala geologi. Sebab tidak ada pergeseran tanah, longsor atau gempa meski dalam skala kecil sekalipun. Kita menyimpulkan ini masalah konstruksi," terang Ade Edward, Sabtu(27/1) malam.
masjid baiturrahman di payakumbuh ©2018 Merdeka.com/ER Chania
Sebelumnya pengurus Masjid Baiturahman, Riswandi menyebutkan, masjid dibangun tahun 1922 silam dengan pembangunan yang berkesinambungan secara terus menerus. Sementara tiang penyangga bagian tengah masjid yang dibangun saat itu, masih menggunakan material pasir, bukan semen.
"Pembangunan masjid awalnya tahun 1922, tiang penyangga bagian tengah masjid belum pernah diganti. Dulu kan belum ada semen, baru pasir dan kapur saja. Kemudian beberapa tahun lalu saat renovasi masjid, tiang penyangga hanya dilapisi keramik, tiang tetap menggunakan tiang lama, tidak diganti," terang Riswandi.
Ambruknya masjid terbaik di Kota Payakumbuh tahun 2014 dan pernah menyandang prestasi penyelenggara terbaik didikan shubuh tingkat Provinsi Sumbar ini, membuat jamaah dan warga Payakumbuh bersedih. Masyarakat berharal kedepannya akan segera kembali dilakukan pembangunannya.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Saat ini masjid tersebut hanya tersisa ruang mahrab, pondasi, dan menara yang sudah tidak utuh.
Baca SelengkapnyaBanjir lahar hujan yang melanda beberapa wilayah di Sumatera Barat (Sumbar) merenggut puluhan korban jiwa, banyak bangunan yang luluh lantak.
Baca SelengkapnyaSebuah video memperlihatkan suasana kota Mekkah dan Masjidil Haram pada tahun 1928.
Baca SelengkapnyaBangunan masjid masih tampak utuh walau sudah empat tahun terendam air
Baca SelengkapnyaSeorang siswa SD tewas tertimpa tembok roboh saat sedang berwudu di Masjid Raya Lubuk Minturun.
Baca SelengkapnyaGempa di Maroko yang terjadi pada Jumat malam lalu telah mengakibatkan kerusakan serius pada Masjid Tinmel.
Baca SelengkapnyaPotret bangunan masjid masih berdiri kokoh di tengah area lumpur Lapindo di Sidoarjo,Jawa Timur.
Baca SelengkapnyaMasjid ini memiliki gaya arsitektur Arab yang dipadu dengan Jawa.
Baca SelengkapnyaFakta Masjid Raya Sumatera Barat yang menelan dana yang mahal dan proses pembangunan yang lama.
Baca Selengkapnya