Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Diduga korban malapraktik, Ahza meninggal dengan kondisi mengenaskan

Diduga korban malapraktik, Ahza meninggal dengan kondisi mengenaskan Ilustrasi Pasien. ©2015 Merdeka.com

Merdeka.com - Orang tua manapun pasti sedih ditinggal anak untuk selama-lamanya. Apalagi anak yang sangat dicintai itu merupakan semata wayang. Perasaan itulah yang kini dialami pasangan suami istri (Pasutri) Tety Rihardini (36) dan Yudi Purnomo (44).

Pasutri warga Desa Kebaron, Tulangan, Sidoarjo, Jawa Timur itu kini telah ditinggal Ahmad Ahza Zadittaqwa, putra yang dicintainya untuk selama-lamanya. Kepergian putra yang masih berusia 21 bulan itu menyisakan tanda tanya besar.

Pasalnya, Ahza diduga merupakan korban malapraktik ketika dirawat di Rumah Sakit (RS) Aisyiyah Siti Fatimah Sidoarjo.

"Kami sangat kecewa dengan pihak Rumah Sakit yang teledor dan tidak profesional dalam proses penanganan, hingga sampai putra saya meninggal dunia," ucap Tety Rihardini yang didampingi Yudi di Sidoarjo, Rabu (1/11).

Tety tahu persis persoalan putranya yang diduga menjadi korban dugaan malapraktik itu, karena dia paham tentang dunia medis. "Saya paham dan terlatih untuk tindakan medis apalagi menyangkut nyawa," ujar perempuan yang berprofesi sebagai dosen Kebidanan di Universitas Adi Buana Suarabaya itu.

Tety mulai menceritakan putranya dibawa ke RS Aisyiyah Siti Fatimah, Selasa (24/10) sekitar pukul 08.00 WIB, karena kondisi badannya panas, pilek, lemas dan muntah.

Putranya lalu masuk ke IGD. Hampir 3 jam, Ahza akhirnya dimasukkan ke ruang perawatan. "Awalnya saya minta masuk ke ruang VVIP karena putra saya agak rewel jika AC kurang, namun akhirnya masuk di ruang kelas satu. Saya pakai jalur umum mas, itu pun jam 11 siang baru masuk ruangan kelas satu," jelasnya.

Sejak masuk ruang perawatan hingga pukul satu, dia sempat syok ketika melihat infus anaknya terlepas. Dia pun meminta agar tim medis memasang kembali. Selang dua jam, perawat melakukan injeksi dengan dalih agar tidak muntah, lalu diberikan melalui intravena.

Namun selang satu jam, alangkah kagetnya Tety ketika melihat bibir putranya membengkak sambil digaruk. "Saya melaporkan ke perawat, namun dijawab sabar," imbuhnya.

Tety mununggu permintaan perawat itu, hingga puncak kepanikan melihat kondisi bibir dan lidahnya membiru hingga membengkak besar.

"Saya sudah melapor sebanyak empat kali namun tidak ada tanggapan dengan alasan kata perawat nanti dulu bu, dikonsultasikan ke dokter. Saya sudah sampaikan berkali-kali anak saya alergi obat, namun tetap dikatakan menunggu dokter," ulasnya.

Dia pun tidak sabar menunggu dokter yang tak kunjung datang, hingga akhirnya mendengar jika dokter spesialis anak bernama Medy Priambodo sedang praktik di lantai bawah.

"Saya akhirnya membawa turun anak sambil teriak agar segera ditangani karena kondisinya sudah memburuk. Namun ketika berada di dokter masih menunggu status ke perawat, saya bilang ini sudah kritis," ungkapnya sambil menangis.

"Lalu saya bilang segera dibawa ke HCU, namun ketika di ruangan itu tidak ada peralatan yang hidup. Dokter lalu membawa ambubeg, tanpa ada petalatan yang standar, lalu dipompa begitu saja. Tepat pukul 21.30 WIB putra saya dinyatakan meninggal," tambahnya.

Selepas meninggalnya putranya itu, Tety belum diberikan rekam medis dari pihak rumah sakit. "Tidak ada permintaan maaf juga. Makanya, kami akan bawa ke ranah hukum dan melaporkan ke Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia (MKDI) melalui kuasa hukum saya. Intinya agar ada iktikad baik dari pihak rumah sakit," harapnya.

Terpisah, Direktur RS Aisyiyah Siti Fatimah Tulangan, Tjatur Prijambodo membantah dugaan malapraktik yang dituduhkan. "Kami sudah melakukan standar operation prosedur (SOP)," ujarnya.

Menurutnya, selama di ruang perawatan pihak rumah sakit juga melakukan pemantauan kepada pasien. "Dokter anak memang praktik di poli tetapi juga menerima laporan terkait resume rekam medis," jelasnya.

Ketika disinggung, penyebab kematian dari pasien karena ada kesalahan pemberian obat hingga terjadi pembengkakan, dia mengaku sudah berupaya maksimal untuk melakukan perawaan dan penanganan saat kondisi pasien kritis. (mdk/cob)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Kronologi Bocah di Bekasi Diduga Korban Malapraktik Meninggal Dunia Usai Operasi Amandel
Kronologi Bocah di Bekasi Diduga Korban Malapraktik Meninggal Dunia Usai Operasi Amandel

Seorang bocah meninggal dunia diduga korban malapraktik usai menjalani operasi amandel di Rumah Sakit Kartika Husada, Jatiasih, Kota Bekasi

Baca Selengkapnya
Babak Baru Kasus Bocah Meninggal Usai Operasi Amandel, Keluarga Cabut Laporan dan Damai dengan Rumah Sakit
Babak Baru Kasus Bocah Meninggal Usai Operasi Amandel, Keluarga Cabut Laporan dan Damai dengan Rumah Sakit

Kesepakatan untuk berdamai diambil setelah pihak rumah sakit menjalin komunikasi dengan pihak keluarga sejak BAD meninggal.

Baca Selengkapnya
Tahanan Lapas di Bekasi Tewas Tergantung, Keluarga Temukan Luka Memar Diduga Bekas Dianiaya
Tahanan Lapas di Bekasi Tewas Tergantung, Keluarga Temukan Luka Memar Diduga Bekas Dianiaya

Seorang tahanan berinisial ZAN (26) tewas di dalam Lapas Bulakkapal Bekasi.

Baca Selengkapnya
Lansia Ditemukan Membusuk di Rumahnya, Diduga Meninggal karena Sakit
Lansia Ditemukan Membusuk di Rumahnya, Diduga Meninggal karena Sakit

Jenazah korban ditemukan saat tetangga mencium aroma busuk dari rumah BT.

Baca Selengkapnya
Kronologi Pasien Maag Alami Kerusakan Ginjal hingga Meninggal Seusai Berobat ke Bidan
Kronologi Pasien Maag Alami Kerusakan Ginjal hingga Meninggal Seusai Berobat ke Bidan

Seorang pasien wanita, R (59), meninggal dunia diduga akibat malapraktik yang dilakukan Bidan ZN di Prabumulih, Sumatera Selatan.

Baca Selengkapnya
Diduga Malapraktik Pasien Berobat Maag Malah Alami Ginjal Bengkak Lalu Meninggal, Ini Klarifikasi Bidan
Diduga Malapraktik Pasien Berobat Maag Malah Alami Ginjal Bengkak Lalu Meninggal, Ini Klarifikasi Bidan

ZN mengaku tidak memberikan obat keras dalam jumlah banyak menggunakan suntikan ke tubuh pasiennya

Baca Selengkapnya
Kronologi Santri di Jambi Tewas Penuh Luka: Telepon Ibu Mau Kasih Kejutan, 2 Jam Kemudian Meninggal
Kronologi Santri di Jambi Tewas Penuh Luka: Telepon Ibu Mau Kasih Kejutan, 2 Jam Kemudian Meninggal

Saat dilakukan autopsi yang dilakukan oleh dokter ahli forensik Bhayangkara Jambi, Dokter Erni Situmorang, ternyata ditemukan sejumlah luka di tubuh AH.

Baca Selengkapnya
Viral Bidan di Diduga Malapraktik, Pasien Berobat Maag Malah Ginjal Bengkak Lalu Meninggal
Viral Bidan di Diduga Malapraktik, Pasien Berobat Maag Malah Ginjal Bengkak Lalu Meninggal

Setelah pengobatan pada bidan tak kunjung berhasil, kondisi korban makin parah hingga harus cuci darah.

Baca Selengkapnya
Anak Mati Batang Otak hingga Koma Usai Operasi Amandel, Orang Tua Polisikan RS ke Polda Metro
Anak Mati Batang Otak hingga Koma Usai Operasi Amandel, Orang Tua Polisikan RS ke Polda Metro

A divonis mengalami mati batang otak karena tidak sadarkan diri usai operasi amandel

Baca Selengkapnya
Penjelasan RS Djamil Padang soal Kondisi Siswi SD Tewas Usai Diduga Dibakar Teman Saat Gotong Royong di Sekolah
Penjelasan RS Djamil Padang soal Kondisi Siswi SD Tewas Usai Diduga Dibakar Teman Saat Gotong Royong di Sekolah

Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) M Djamil Padang buka suara terkait meninggalnya pasien anak atas nama inisial AR (11) di RSUP M Djamil Padang.

Baca Selengkapnya
Kronologi Tahanan Lapas Bekasi Ditemukan Tewas Tergantung dengan Luka Lebam
Kronologi Tahanan Lapas Bekasi Ditemukan Tewas Tergantung dengan Luka Lebam

Tahanan Lapas Bekasi ditemukan tewas tergantung menggunakan handuk di kamar mandi.

Baca Selengkapnya
Kronologi Mahasiswi UIN Palembang Ditemukan Tewas, Ada Bekas Darah dan Buih di Mulut & Hidung
Kronologi Mahasiswi UIN Palembang Ditemukan Tewas, Ada Bekas Darah dan Buih di Mulut & Hidung

Korban pertama kali ditemukan kekasihnya yang datang ke indekos karena curiga teleponnya tak kunjung diangkat.

Baca Selengkapnya