Diduga Terhirup Pertalite, Balita di Nagan Raya Tewas dengan Mulut Berbuih
Merdeka.com - Seorang balita berusia dua tahun di Desa Karang Anyar, Kecamatan Alue Bilie, Kabupaten Nagan Raya, meninggal dunia diduga akibat terhirup uap Pertalite. Dari mulut balita itu keluar buih. Meski sempat dibawa ke rumah sakit, nyawanya tidak tertolong.
Sementara kedua orang tua balita, Suherman dan Musbandia, juga dibawa ke rumah sakit lantaran dari mulut keluar buih.
Peristiwa tersebut terjadi pada Jumat (14/10) malam lalu, ketika suami istri ini dan anak mereka tidur di ruang tamu sambil nonton televisi.
-
Bagaimana korban meninggal? 'Dalam proses dari Lampung ke Jakarta ini (korban) pendarahan hebat. Pelaku juga mengetahui bahwa si korban sedang pendarahan. Pelaku ini mengetahui bahwa korban sedang pendarahan hebat, namun dibiarkan saja, sehingga korban kehabisan darah dan meregang nyawa,' kata dia.
-
Bagaimana cara anak itu meninggal? Antropologi fisik di lokasi menyatakan bocah itu berusia 10 tahun saat meninggal dengan gigi terkikis dan tanda-tanda infeksi didalam mulutnya.
-
Kenapa bayi nya meninggal? Salah satu penyebab bayi laki-laki itu meninggal dunia karena lokasi melahirkan tidak memadai.
-
Bagaimana bayi perempuan itu meninggal? Bayi perempuan yang diberi nama 'Neve,' diambil dari nama sungai di daerah tersebut, diketahui meninggal dunia ketika usianya hanya sekitar 40 hingga 50 hari.
-
Apa yang terjadi pada bocah tersebut? Tampak kepala seorang bocah tersangkut di kolong roda bus. Diduga, bocah ini tengahh bermain di area parkiran bus.
-
Apa yang terjadi pada bayi tersebut? 'Tapi bayi itu selamat. Dia sehat,' ungkap Nana Mirdad seraya membagikan cuplikan-cuplikan video penanganan sang bayi oleh tenaga medis di UGD.
Namun pada tengah malam, saksi Suryaningsih, kakak dari ibu korban, mencium aroma Pertalite yang menyengat.
"Usai mencium bau itu, Suryaningsih menuju ke ruang tamu untuk membangunkan mereka. Namun ketika melihat ketiganya telah mengeluarkan buih dari dalam mulut, dia kaget dan berteriak meminta tolong ke warga sekitar," kata Kasat Reskrim Polres Nagan Raya, AKP Machfud, Minggu (16/10).
Machfud menyebut, sebelum kejadian diketahui ayah dari balita itu membeli 60 liter BBM jenis Pertalite di SPBU.
Menurut Machfud, BBM tersebut disimpan di kamar kosong berjarak 5 meter dari ruang tamu rumah mereka.
"BBM ini merupakan dagangan yang ingin dijual kembali di Pertamini miliknya," ujarnya.
Kedua pasangan suami istri itu kini telah membaik. Mereka diperbolehkan pulang oleh dokter beberapa jam setelah kejadian. Bahkan keduanya sempat mengantarkan balita mereka ke pemakaman umum untuk dikebumikan.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Akibat kejadian tersebut, dua orang yakni sopir dan kernet. Dua orang diamankan yakni Agustinus Woda (37) dan Arsyad (55).
Baca SelengkapnyaDiduga orangtuanya melakukan penganiayaan hingga tewas terhadap anaknya inisial AF (3)
Baca SelengkapnyaPeristiwa memilukan itu terjadi minggu petang sekitar pukul 18.30 WIB.
Baca SelengkapnyaBeberapa jam kemudian, mayat korban ditemukan tak jauh dari TKP.
Baca SelengkapnyaSetelah dilakukan imunisasi oleh pihak puskesmas tampak sehat seperti biasa.
Baca SelengkapnyaKedua orang tua bocah malang itu sama-sama bekerja di rumah sakit S.K Lerik Kota Kupang
Baca SelengkapnyaKorban sempat mengeluh sakit gigi dan muntah-muntah, kemudian masuk di kelas untuk mendapatkan perawatan.
Baca SelengkapnyaDari video dengan durasi 45 detik yang beredar, awalnya terlihat seorang bocah bermain sendirian.
Baca SelengkapnyaSeorang balita di Bekasi, AS (3) mengalami insiden mengkhawatirkan setelah hidungnya kemasukan ujung ballpoint atau pulpen.
Baca SelengkapnyaSeorang remaja putra berinisial H (13) nyaris tewas akibat diserang buaya muara. Korban selamat meski mengalami banyak luka gigitan.
Baca SelengkapnyaVideo balita yang diduga menjadi korban penganiayaan viral di media sosial.
Baca SelengkapnyaKorban sempat dilarikan ke rumah sakit tapi nyawanya tidak tertolong
Baca Selengkapnya