Simpan jasad pendeta, gereja ini bikin geger warga Yogyakarta
Merdeka.com - Diyakini bisa bangkit lagi, seorang pendeta Gereja Kristen Tabernakel Jemaat Mempelai Kristus di Yogyakarta, Paulus Tribata, yang sudah dinyatakan meninggal tidak langsung dimakamkan. Berdasarkan keyakinan para jemaat gereja, pendeta Paulus yang meninggal pada 11 September, tidak akan dimakamkan sebelum tiga puluh hari.
Humas Gereja Kristen Tabernakel, Pendeta Sondang Rajaguguk menjelaskan alasan belum dimakamkannya jenazah Pendeta Paulus karena mereka yakin Pendeta Paulus kemungkinan bisa bangkit.
"Itu keyakinan kami. Kita berkabung selama 30 hari. Setelah 30 hari kita akan makamkan," kata Sondang pada wartawan seusai bertemu dengan Wali Kota Yogyakarta, Haryadi Suyuti di Balai Kota, Minggu (27/9).
-
Di mana makam pendeta ditemukan? Sebuah penemuan arkeologis yang menarik telah terjadi di utara Peru. Sebuah makam berusia sekitar 3.000 tahun yang diduga merupakan makam seorang pendeta kuno ditemukan di situs arkeologi Pacopampa.
-
Kapan dukun itu meninggal? Karena banyaknya barang kuburan di sekitar pasangan ini, para arkeolog menyimpulkan bahwa dia mungkin seorang dukun yang meninggal sekitar 9.000 tahun yang lalu, pada periode Mesolitikum.
-
Bagaimana pendeta kuno itu dimakamkan? Menariknya adalah pendeta tersebut dimakamkan di bawah enam lapisan abu bercampur tanah hitam, dengan mangkuk keramik berhias.
-
Siapa yang menemukan makam dukun itu? Pada 1934, pekerja di Jerman menemukan kuburan seorang perempuan yang ditempatkan dalam posisi duduk dengan bayi di antara kakinya.
-
Dimana makam pendeta kuno itu ditemukan? Dikutip dari Reuters, Selasa (29/8), ini mengacu pada zona arkeologi dataran tinggi tempat makam itu ditemukan.
Kabar meninggalnya pendeta Paulus dan kepercayaan jemaat Gereja Kristen Tabernakel pun menyebar ke masyarakat. Menyikapi hal tersebut sejumlah masyarakat merasa keberatan dengan jenazah yang sudah lebih dari dua minggu yang disemayamkan di gereja.
Menanggapi keberatan masyarakat tersebut Wali Kota Yogyakarta, Haryadi Suyuti pun kemudian memanggil pihak gereja dan masyarakat.
"Kami tadi berembug dengan keluarga dan pihak gereja, semua demi kepentingan masyarakat, bahwa almarhum pendeta Paulus nanti akan kembali ke ruang jenazah rumah sakit Sarjito," ujar Haryadi.
Perwakilan masyarakat dan pihak keluarga Pendeta Paulus pun sepakat jika setelah tiga puluh hari, jenazah Pendeta Paulus akan dimakamkan.
"Kalau dipindahkannya itu nanti teknis. Yang jelas kita menghormati kepercayaan keluarga, pihak keluarga sepakat nanti setelah tiga puluh hari akan dimakamkan," tandasnya.
(mdk/tyo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Keluarga besar Soeharto terlebih dulu melakukan upacara Bedah Bumi, yakni dengan menancapkan linggis ke tanah pemakaman sebanyak tiga kali.
Baca SelengkapnyaTak ada satupun warga yang tahu kapan makam itu berdiri
Baca SelengkapnyaMasyarakat setempat menganggap sosoknya seperti "damar" atau lentera yang menerangi dalam gelap
Baca SelengkapnyaKisah ini berkembang luas di masyarakat. Masyarakat ada yang percaya ada juga yang tidak.
Baca SelengkapnyaKeberadaan makam keramat palsu ini sempat viral di media sosial.
Baca SelengkapnyaJasad pria tersebut berusia sekitar 40 sampai 60 tahun saat meninggal dunia.
Baca SelengkapnyaKonon apabila ada pejabat yang datang ke sana, ia akan langsung turun pangkat atau dipindahtugaskan.
Baca SelengkapnyaDi kuburan ini dimakamkan seorang pria yang ditakutkan berubah menjadi zombie.
Baca SelengkapnyaMenurut penuturan juru kunci makam, jenazah Djojodigdo bisa hidup kembali jika menyentuh tanah
Baca SelengkapnyaPesanggrahan ini dibangun pada tanggal 18 Mei 2010 oleh PT Gudang Garam TBK
Baca SelengkapnyaPara pembesar Majapahit mengunjungi candi ini pada bulan khusus.
Baca SelengkapnyaKisah karomah Kiai Abbas Buntet, doa dan keikhlasannya menyelamatkan nyawa seorang santri.
Baca Selengkapnya