Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

DKPP Banyak Terima Pengaduan soal Rekrutmen Pengawas TPS

DKPP Banyak Terima Pengaduan soal Rekrutmen Pengawas TPS Ilustrasi Pemilu. ©2014 Merdeka.com

Merdeka.com - Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) menerima banyak aduan. Namun Ketua DKPP Harjono mengatakan tak semua laporan atau perkara tersebut dilanjutkan ke tahap selanjutnya.

"Penyelenggara pemilu yang pernah diadukan DKPP ini sampai 15 ribu (sejak DKPP berdiri), tetapi apakah semua terbukti bersalah? Enggak, hanya sampai 50 persen," kata Harjono di Kantor DKPP di Gedung Bawaslu RI, Jakarta Pusat, Rabu (20/3).

Ia pun menyebut, data pengaduan dan persidangan lebih banyak di tahun 2018 dibandingkan di tahun 2019. Karena pada 2018 lalu sebanyak 521 pengaduan diterima DKPP dari masyarakat.

"2018 itu ada 521 pengaduan, tetapi tidak semua layak untuk diperiksa, hanya 219 tidak dilanjutkan, jadi 302 perkara yang disidangkan. 2019 baru sedikit, baru 76 perkara, sidang baru 36, putusannya juga sudah beberapa," sebutnya.

Kasus yang paling banyak diadukan oleh masyarakat kepada pihak DKPP yakni soal rekrutmen pengawas TPS pada saat pencoblosan nanti yang dilakukan oleh Bawaslu dan juga KPU.

"Pilkada ada, tetapi sekarang jumlahnya enggak banyak. Sekarang yang banyak ini rekruitmen, karena Bawaslu dan KPU ini sedang melakukan rekrutmen. Biasanya masalahnya ini soal persyaratan yang tidak terpenuhi, ada juga yang bergabung partai, ada juga transaksi uang," jelasnya.

Selain itu, ia pun menuturkan laporan yang diterima pihaknya dari masyarakat itu pun jika sesuai akan langsung menegur pihak KPU maupun Bawaslu.

"Semua itu dilaporkan, KPU atau Bawaslu kena semua, dari provinsi dan kota. KPU dan Bawaslu pusat juga pernah kita berikan peringatan," tuturnya.

Ia pun mengungkapkan, putusan yang telah diambil oleh DKPP dalam satu perkara merupakan keputusan yang final. Terlebih, DKPP didirikan bukan sebagai lembaga pemerintahan.

"Ini ada persoalan memang (soal putusan DKPP final), dalam uu memang putusan DKPP final, kalau sanksi yang paling berat itu diberhentikan. DKPP tidak memberhentikan, tapi menginstruksikan pemberi SK untuk memberhentikan," ungkapnya.

"Nah karenanya, ada saja yang banding ke PTUN. Saya harap semua pihak memahami aturan, karena DKPP bukan lembaga pemerintahan, kita bukan administrasi pemerintahan, kita penegak kode etik," sambungnya.

Meski begitu, ia pun menyayangkan putusan dari PTUN yang telah meneruskan suatu banding perkara yang itu bukan dari bagian putusan administrasi pemerintahan. "Sayangnya PTUN ini kadang ada yang meneruskan dan memeriksa, padahal ini bukan putusan administrasi pemerintahan," pungkasnya.

(mdk/eko)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
DKPP Dibanjiri Aduan Pelanggaran Penyelenggara Pemilu, Ada Terlibat Asusila hingga Terjerat Pinjol
DKPP Dibanjiri Aduan Pelanggaran Penyelenggara Pemilu, Ada Terlibat Asusila hingga Terjerat Pinjol

Pelanggaran penyelenggara Pemilu itu terjadi saat non tahanan masa Pemilu dan Pilkada.

Baca Selengkapnya
285 Dugaan Pelanggaran Kode Etik Pemilu
285 Dugaan Pelanggaran Kode Etik Pemilu

Sebagian besar aduan yang masuk didominasi tentang rekrutmen penyelenggaraan Pemilu.

Baca Selengkapnya
Kepedulian Masyarakat terhadap Proses Pemilu Tinggi, Aduan ke DKPP Meningkat
Kepedulian Masyarakat terhadap Proses Pemilu Tinggi, Aduan ke DKPP Meningkat

Hal ini juga berpotensi membuat masyarakat menghakimi orang-orang atau yang belum tentu bersalah.

Baca Selengkapnya
DKPP Terima 568 Aduan terkait Pelanggaran Kode Etik Penyelenggaran Pemilu, Paling Banyak di Sumut
DKPP Terima 568 Aduan terkait Pelanggaran Kode Etik Penyelenggaran Pemilu, Paling Banyak di Sumut

Jumlah ini meningkat tajam dibandingkan tahun lalu hanya 300-an kasus.

Baca Selengkapnya
DKPP Terima 322 Aduan Sepanjang 2023: Ada Kasus Asusila hingga Perselingkuhan Antar Penyelenggara Pemilu
DKPP Terima 322 Aduan Sepanjang 2023: Ada Kasus Asusila hingga Perselingkuhan Antar Penyelenggara Pemilu

Pelanggaran mulai dari pelanggaran tahapan Pemilihan Umum (Pemilu) dan non-Pemilu.

Baca Selengkapnya
DKPP Kumpulkan 518 Penyelenggara Pemilu dalam Rakor Penyelenggara Pemilu di Makassar
DKPP Kumpulkan 518 Penyelenggara Pemilu dalam Rakor Penyelenggara Pemilu di Makassar

Ketua DKPP Heddy Lugito mengungkapkan, Rakor ini diadakan untuk membangun pemahaman yang sama tentang implementasi Kode Etik Penyelenggara Pemilu (KEPP)

Baca Selengkapnya
DKPP Sebut Penetapan DCT Rawan Diadukan, Minta KPU Hati-hati
DKPP Sebut Penetapan DCT Rawan Diadukan, Minta KPU Hati-hati

DKPP mengingatkan KPU agar berhati-hati sehingga penetapan DCT tidak menimbulkan banyak aduan.

Baca Selengkapnya
KPK Terima 5.079 Aduan Dugaan Korupsi Sepanjang 2023
KPK Terima 5.079 Aduan Dugaan Korupsi Sepanjang 2023

Nawawi menyebut, dari 5.079 laporan yang diterima, ada sebanyak 690 laporan yang tidak dapat ditindaklanjuti.

Baca Selengkapnya
Tim Hukum AMIN Minta Bawaslu Jelaskan Lebih Detil Temuan Dugaan Kecurangan di 2.413 TPS
Tim Hukum AMIN Minta Bawaslu Jelaskan Lebih Detil Temuan Dugaan Kecurangan di 2.413 TPS

Bawaslu mengungkap, banyak terjadipermasalahan yang tersebar di berbagai wilayah

Baca Selengkapnya
Reaksi Polri Soal Tingginya Aduan Pelanggaran ke Komnas HAM: Maju Kena Mundur Kena
Reaksi Polri Soal Tingginya Aduan Pelanggaran ke Komnas HAM: Maju Kena Mundur Kena

Dari total sebanyak 2.753 aduan yang diterima oleh Komnas HAM sepanjang tahun 2023, 771 aduan diantaranya adalah kepada Polri

Baca Selengkapnya
DPT Pilkada Jateng Lebih Banyak dari Pilpres, Ini Rinciannya
DPT Pilkada Jateng Lebih Banyak dari Pilpres, Ini Rinciannya

KPU Jateng resmi menetapkan 28.427.616 daftar pemilih tetap untuk Pemilihan Gubernur 2024.

Baca Selengkapnya
JPPR Klaim Temukan Sejumlah Pelanggaran di TPS, dari Diintimidasi Aparat hingga Pembagian Uang
JPPR Klaim Temukan Sejumlah Pelanggaran di TPS, dari Diintimidasi Aparat hingga Pembagian Uang

JPPR menemukan pelanggaran prosedur yang dilakukan oleh penyelenggara pemilu.

Baca Selengkapnya