Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Doni Monardo Sebut Debris Flow Berpeluang Terjadi di Jawa Barat

Doni Monardo Sebut Debris Flow Berpeluang Terjadi di Jawa Barat Kepala BNPB Doni Monardo di Rapat komisi VIII. ©2020 Liputan6.com/Johan Tallo

Merdeka.com - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Doni Monardo mengingatkan pemerintah daerah dan masyarakat di Jawa Barat mengenai debris flow. Debris flow pernah melanda Kecamatan Ile Boleng, Kabupaten Adonara, Nusa Tenggara Timur (NTT) dan menelan 56 korban jiwa.

Debris flow merupakan aliran dengan kecepatan tinggi yang berisi batu-batu gunung dari atas ke bawah.

"Apa yang tadi dijelaskan terjadi di NTT berpeluang terjadi di Jawa Barat," katanya dalam Rakor Penanganan Covid-19 dan Mitigasi Bencana Provinsi Jawa Barat yang disiarkan melalui YouTube BNPB Indonesia, Kamis (29/4).

Prediksi terjadinya debris flow berangkat dari kondisi bukit di sejumlah daerah di Jawa Barat. Salah satunya Sumedang. Doni menyebut, bukit di Sumedang kini mulai digunakan untuk permukiman.

Sementara itu, pohon-pohon yang berada di lereng bukit telah ditebang. Penebangan pohon ini akan mengakibatkan bukit longsor.

"Saya ingin mengingatkan karena fotografi Jawa Barat ini daerah yang berbukit dan permukimannya juga relatif sangat padat, maka jangan coba-coba menebang pohon. Saya ulangi lagi, jangan coba-coba menebang pohon ketika kemiringan tanah lebih dari 30 derajat," pesannya.

Doni meminta pemerintah daerah dan masyarakat di Jawa Barat mengambil langkah antisipasi terhadap bencana. Di antaranya, pembangunan pada daerah bukit harus berorientasi pada risiko.

Sebelumnya, Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Pemetaan dan Risiko Bencana BNPB, Abdul Muhari mengatakan debris flow dampak siklon tropis seroja terjadi di Kecamatan Ile Boleng, Kabupaten Adonara. 55 Orang meninggal dunia dan 1 hilang akibat debris flow.

"Debris flow selama ini kita kenal dengan banjir bandang tapi sebenarnya bukan banjir bandang," ujarnya dalam konferensi pers, Kamis (15/4).

Muhari mengaku telah melakukan survei dengan pemantauan udara mengenai fenomena debris flow di Ile Boleng. Survei menunjukkan, terjadi pelepasan batu andesit dari tebing setinggi 8 hingga 10 meter di belakang permukiman penduduk.

Pelepasan batu terjadi karena hujan dengan intensitas sangat tinggi terjadi di kawasan Ile Boleng. Sementara itu, batu yang berada di bukit Ile Boleng tidak saling mengikat satu sama lain.

"Kalau kita lihat pengikat batu ini cuma tanah-tanah yang ada di sela-sela batu sehingga jika terjadi curah hujan dengan sangat tinggi maka lapisan pasir atau tanah yang mengikat batu ini akan tergerus sehingga tidak ada lagi tanah yang mengikat sela batu. Ini akan sangat mudah tergelincir ke bawah," jelasnya.

Muhari melanjutkan, batu andesit yang terlepas dari bukit Ile Boleng menghantam rumah warga yang berada di jalur pelepasan batu andesit. Akibatnya, rumah warga mengalami rusak parah dan lebih dari 50 orang meninggal dunia.

"Bisa dibayangkan batuan besar dari atas turun ke bawah menghantam rumah-rumah penduduk," ucapnya.

Menurut Muhari, penduduk Ile Boleng harus mewaspadai terjadinya debris flow kembali. Dia menyebut, fenomena tersebut bisa terulang jika muncul siklon tropis di kemudian hari atau hujan dengan intensitas sangat tinggi.

(mdk/fik)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Melihat Batuan Jumbo di Hulu Sungai Boyong Gunung Merapi, Banyak Ditemukan Fenomena Unik
Melihat Batuan Jumbo di Hulu Sungai Boyong Gunung Merapi, Banyak Ditemukan Fenomena Unik

Beberapa batuan seukuran truk menggelinding dari puncak Gunung Merapi dan terdampar di tempat itu

Baca Selengkapnya
Heboh Gundukan bak Gunung Baru Muncul Usai Gempa Bawean Jatim, Ini Penjelasan Ahli
Heboh Gundukan bak Gunung Baru Muncul Usai Gempa Bawean Jatim, Ini Penjelasan Ahli

Gundukan yang diduga gunung berapi itu beberapa kali diunggah di media sosial dan diberi nama Bledug Kramesan.

Baca Selengkapnya
Penjelasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru Penyebab 'Lautan' Pasir Gunung Bromo
Penjelasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru Penyebab 'Lautan' Pasir Gunung Bromo

Pengunjung diimbau selalu waspada dan berhati-hati terutama saat terjadi hujan deras karena lautan pasir biasa terbawa saat hujan turun.

Baca Selengkapnya
Peneliti BRIN Ungkap Penyebab, Ciri dan Potensi Bencana Susulan Tornado di Rancaekek
Peneliti BRIN Ungkap Penyebab, Ciri dan Potensi Bencana Susulan Tornado di Rancaekek

Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu. Hanya saja sejumlah warga luka dan rumah mengalami kerusakan.

Baca Selengkapnya
BMKG Prediksi Sepekan Sebelum dan Sesudah Lebaran akan Turun Hujan
BMKG Prediksi Sepekan Sebelum dan Sesudah Lebaran akan Turun Hujan

Prediksi hujan tersebut akan terjadi diberbagai daerah diantaranya Sumatera Barat, Bengkulu hingga Jawa Barat.

Baca Selengkapnya
Viral Video
Viral Video "Tornado" di Lautan Pasir Gunung Bromo, Ternyata Fenomena Dust Devil

Fenomena ini kerap terjadi di kawasan lautan pasir Gunung Bromo dan sekitarnya, terutama saat musim panas dan kering.

Baca Selengkapnya
Gunung Slamet Alami Peningkatan Aktivitas Gempa
Gunung Slamet Alami Peningkatan Aktivitas Gempa

Gunung Slamet yang saat ini masih berstatus waspada atau level II dipantau secara visual dan instrumental.

Baca Selengkapnya
Gunung Merapi Luncurkan Awan Panas Guguran 2.700 Meter, Masyarakat Diminta Waspada
Gunung Merapi Luncurkan Awan Panas Guguran 2.700 Meter, Masyarakat Diminta Waspada

Awan panas guguran itu telah menyebabkan hujan abu tipis yang turun pukul 21.24 WIB di sekitar Dukuh Plalang hingga Desa Lencoh.

Baca Selengkapnya
Peneliti BRIN Blak-blakan Ungkap 15 Segmen Megathrust di RI, Bisa Picu Gempa hingga Magnitudo 9,2
Peneliti BRIN Blak-blakan Ungkap 15 Segmen Megathrust di RI, Bisa Picu Gempa hingga Magnitudo 9,2

Menurut Rahma, gempa megathrust memiliki ciri khusus yang siklusnya berulang.

Baca Selengkapnya
PVMBG: Gunung Semeru Sedang Tidak Baik-Baik Saja, Awan Panas dan Lahar Bisa Mencapai 17 Km
PVMBG: Gunung Semeru Sedang Tidak Baik-Baik Saja, Awan Panas dan Lahar Bisa Mencapai 17 Km

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengungkapkan kondisi Gunung Semeru saat ini sedang tidak baik-baik saja.

Baca Selengkapnya
Penyebab Banjir Lahar Dingin yang Perlu Diwaspadai, Begini Cara Mengantisipasinya
Penyebab Banjir Lahar Dingin yang Perlu Diwaspadai, Begini Cara Mengantisipasinya

Banjir lahar dingin adalah banjir yang terjadi akibat meluapnya sungai aliran lahar dingin.

Baca Selengkapnya
Gunung Merapi Dua Kali Muntahkan Awan Panas Guguran, Terjauh Capai 2 Km
Gunung Merapi Dua Kali Muntahkan Awan Panas Guguran, Terjauh Capai 2 Km

Gunung Merapi dua kali meluncurkan awan panas guguran pada Senin (27/11) pukul 17.00 WIB dan 17.15 WIB.

Baca Selengkapnya