DPRA Soal Kasus Kriminal Bersenjata Dalam Sepekan: Sudah Cukup Kita Merasakan Konflik
Merdeka.com - Tiga kasus kriminal bersenjata terjadi di wilayah Aceh dalam sepekan terakhir. Pertama di Aceh Barat, kemudian Pidie dan Aceh Timur.
Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA), Safaruddin, mengajak semua pihak yang ada di Aceh saling menjaga keberlanjutan keamanan yang sudah dirasakan masyarakat sejak terciptanya perdamaian 2005 silam.
"Kita tidak ingin lagi kembali ke masa suram. Cukup sudah kita merasakan konflik yang berkepanjangan, sudah banyak korban yang berjatuhan," katanya di Banda Aceh, Senin (1/11).
-
Apa yang terjadi di Aceh? Gempa yang terjadi di di Aceh tepatnya yaitu pukul 7.58 WIB. Pusat gempa yaitu kurang lebih 160 KM sebelah barat Aceh sedalam 10 km. Gempa yang terjadi di Aceh tersebut memiliki kekuatan 9,3 skala richter.
-
Bagaimana DPR RI menjaga perdamaian ASEAN? Terakhir, Puteri juga mengungkapkan parlemen Anggota AIPA dan Parlemen Tiongkok berkomitmen untuk terus memperkuat kerja sama, menjaga perdamaian dan keamanan, mempercepat pertumbuhan ekonomi kawasan, hingga mendukung pembangunan sosial dan keberlanjutan lingkungan.
-
Kapan Perang Aceh terjadi? Perang Aceh berkobar tahun 1873.
-
Siapa yang membawa Aceh ke masa kejayaan? Sosok Sultan Iskandar Muda, Raja yang Bawa Kesultanan Aceh Menuju Masa Kejayaan Berkat jasanya yang begitu besar untuk Aceh, Pemerintah Indonesia menetapkan Sultan Iskandar Muda sebagai Pahlawan Nasional.
-
Siapa yang berperan penting dalam mencegah terorisme di Indonesia? Ary mengatakan tantangan tersebut semakin kompleks dengan adanya bonus demografi 2045. Hal itu, ucapnya, menjadi salah satu tugas utama BNPT.
-
Bagaimana cara mencegah terorisme di Indonesia? Di Hari Peringatan dan Penghargaan Korban terorisme ini, Anda bisa membagikan cara mencegah radikalisme di media sosial. Hal ini penting dilakukan agar tindakan terorisme bisa diminimalisir atau dihilangkan.
Dia meminta aparat kepolisian menindak tegas pelaku kejahatan, apalagi menggunakan senjata api. Safaruddin menegaskan, kedamaian merupakan harga mati yang harus dijaga dan dirawat rakyat Aceh.
"Tidak ada tawar menawar dengan perdamaian. Kita semua harus menjaganya sampai kapanpun. Setiap kejahatan dan kriminalitas di Aceh harus ditindak agar kondisi Aceh tetap aman dan nyaman," tegasnya.
Di sisi lain, Safaruddin mengaku prihatin dengan tingkat kesejahteraan masyarakat Aceh saat ini. Di mana kemiskinan, kesehatan, pendidikan, dan lapangan pekerjaan masih menjadi masalah besar.
"Saat ini kita sedang fokus untuk memperbaiki pembangunan Aceh ke arah yang lebih baik. Meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya. Jangan sampai agenda mulia ini terusik oleh aksi kriminalitas," ungkapnya.
Namun demikian, politisi partai Gerindra tersebut mengapresiasi kinerja aparat penegak hukum selama ini dalam menjaga kondusifitas Aceh. Sehingga sudah banyak investor yang kembali melirik Aceh.
Lembaga DPRA, tuturnya, berharap kondisi aman yang dirasakan selama ini terus terpelihara dan setiap pelaku kejahatan bisa segera diungkap.
"Supaya roda perekonomian dan pembangunan Aceh terus bergerak dan Aceh bisa keluar dari kukungan kemiskinan," pungkasnya.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Aceng menjelaskan alasannya maju sebagai calon Bupati Garut tidak lepas dari adanya dorongan dan aspirasi masyarakat.
Baca SelengkapnyaPartai Gerindra Aceh mengusulkan Sastra Winara sebagai calon wakil gubernur Aceh pada Pilkada 2024.
Baca SelengkapnyaDede menilai kepastian regulasi yang mendukung anggaran PON 2024 diperlukan karena menyangkut persiapan dan teknis penyelenggaraan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Peristiwa itu terjadi di kebun kemiri, Desa Sada Ate, Kecamatan Leuser, Kabupaten Aceh Tenggara.
Baca SelengkapnyaKedua pelaku sempat melarikan diri ke Aceh, namun upaya tersebut diketahui aparat kepolisian.
Baca SelengkapnyaPerayaan malam tahun baru bertentangan dengan syariat Islam dan mengganggu ketertiban.
Baca SelengkapnyaTerjadinya diskriminasi rasial antara awak kabin Belanda dan Pribumi pecah di Pelabuhan Aceh pada tahun 1933 silam.
Baca SelengkapnyaSebanyak sebelas pengungsi Rohingya diperiksa penyidik Polresta Banda Aceh.
Baca SelengkapnyaKepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Besar, Ridwan Jamil mengatakan, tak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut.
Baca Selengkapnya