Eksportir ikan laut olahan ke berbagai benua raih penghargaan
Merdeka.com - Keputusan Nurhadi untuk berwirausaha dan membuka lapangan kerja bagi masyarakat sekitar rupanya berbuah manis. Dirinya kini memiliki industri pengolahan hasil perikanan yang memasok produknya ke luar negeri.
Nurhadi mengatakan, awalnya dia merupakan karyawan biasa. Namun karena jeli melihat ada peluang produk olahan dari bahan baku ikan, dia pun memutuskan untuk berhenti bekerja dan membangun perusahaan sendiri.
Perusahaan miliknya bernama PT Parlevliet Paraba Seafood yang berlokasi di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan ini awalnya hanya mengolah ikan tuna. Namun berkat kejelian Nurhadi terhadap produk perikanan, kini perusahaannya tersebut telah mampu memproduksi tuna lion fresh dan beku, tuna steak, tuna saku, kakap merah fillet, gold banded fillet dan mahi-mahi fillet.
-
Bagaimana Mela mendapatkan modal awal? Jadi tanpa modal, uangnya ini dari DP konsumen yang saya putarkan lagi,' terang dia.
-
Mengapa Kementan menargetkan produksi padi satu juta hektare? Menurut Mentan, sedikitnya pertanaman satu juta hektare harus disiapkan mulai dari sekarang terutama untuk mengamankan stok beras di 3 bulan ke depan.
-
Apa yang menjadi modal mereka? Flexing menjadi modal bagi 'crazy rich' seperti Indra Kenz, Doni Salmanan hingga teranyar Wahyu Kenzo untuk menjerat 'korban' dalam investasi bodong yang dikelolanya.
-
Bagaimana Yati mendapat modal usaha? 'Saat buka warung kopi saya sudah jualan rokok, terus merembet kulakan sembako dan lain-lain sampai sekarang toko penuh. Terus ada Mantri BRI (petugas penyalur kredit) yang menawarkan untuk pinjaman modal. Saya awalnya menolak, tapi mantri ini datang lagi meyakinkan dan saya akhirnya mau mencoba (program Kredit Usaha Rakyat atau KUR),' imbuh Yati.
-
Apa yang menjadi modal awal Faisal saat memulai usaha keripik? Bermodal nekat, ia membelanjakan uang Rp50 ribu untuk modal awal membuat keripik ubi.'Kalau dulu, modal awalnya Rp50 ribu. Itu nyoba-nyoba ya karena keripik singkong atau pisang kan udah banyak, akhirnya dipilih ubi dan laku,' katanya dalam program Berani Berubah di kanal YouTube Fokus Indosiar.
-
Dimana KKP membantu pengembangan korporasi nelayan? Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (Ditjen PDSPKP) memberikan fasilitasi pengembangan korporasi nelayan di Cilacap Jawa Tengah melalui dukungan gudang beku portable, kendaraan berpendingin, dan bimbingan teknis.
“Saya dahulunya karyawan, saat melihat ada peluang pada 1999, saya mengundurkan diri. Dahulu saya coba kecil-kecilan suplai ke pabrik-pabrik, juga pengiriman antar pulau. Pada 2000 lalu, saya awalnya hanya tuna, sekarang macam-macam, mulai dari tuna, ikan pelagis, kakap merah, hingga kerapu,” ujarnya.
Nurhadi menjelaskan, saat memutuskan untuk berhenti dari perusahaan tempatnya bekerja, dirinya hanya memiliki uang Rp 4 juta. Uang tersebut yang dia gunakan untuk memodali usaha yang baru dirintisnya kala itu.
Nurhadi mengaku saat itu kesulitan mendapatkan bantuan permodalan dari perbankan. Salah satunya karena tidak adanya jaminan untuk mengajukan kredit usaha ke bank. “Keluar dari perusahaan hanya punya uang Rp 4 juta. Jadi usaha itu dari modal sendiri. Baru pada 2012 kami dibantu oleh bank swasta, karena kami sudah miliki tempat, juga investasi untuk jaminan,” kata dia.
Nurhadi mengaku, selama ini dirinya tidak pernah mengalami kesulitan dalam mendapatkan bahan baku ikan segar. Hal ini karena Indonesia punya laut yang luas sehingga banyak sumber daya perikanan yang seharusnya bisa dimanfaatkan secara maksimal. “Pembelian bahan baku dari Gorontalo, Palu, Ternate sampai Irian (Papua),” lanjutnya.
Kini jerih payah Nurhadi yang merintis usaha dari bawah telah membuahkan hasil. Dari awalnya omzet usahanya hanya Rp 5 juta-Rp 10 juta per bulan, kini meningkat hingga menembus Rp 40 miliar per tahun. “Omzet perkembangan bagus, awalnya karena masih untuk pasar lokal penghasilan waktu itu Rp 5 juta-10 juta, sekarang satu tahun bisa dapat Rp 40 miliar,” ulasnya.
Omzet yang terbilang fantastis tersebut lantaran produk-produk tidak lagi ditujukan untuk pasar lokal tetapi dirinya telah menyasar ke negara-negara maju seperti di kawasan Eropa, Amerika Serikat, Australia hingga Jepang. “100 persen kami ekspor. Ada yang ke Eropa, Amerika Serikat, juga pasar Asia. Padahal dahulu saya melayani pembelian antar pulau,” jelasnya.
Selain soal materi, usaha yang digelutinya juga membawa dampak yang besar lantaran mampu membuka lapangan kerja bagi masyarakat sekitar. “Karyawan sekarang mencapai 60 orang, ada yang tetap dan ada juga yang harian,” tandasnya.
Berkat kegigihannya, Nurhadi pun berhasil mendapatkan penghargaan Adibakti Mina Bahari (AMB) 2015 dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) sebagai Juara I untuk kategori UKM Pengolahan Hasil Perikanan Terbaik Skala Menengah. (mdk/hrs)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Usaha budidaya ikan lele milik Gustavian berawal dari pertemanan. Gustavian melihat bahwa banyak teman-temannya yang berbisnis lele.
Baca SelengkapnyaSebanyak 4 kontainer ikan tuna kaleng dengan nilai kontrak sebesar 10 juta USD diberangkatkan dari Banyuwangi menuju Kanada.
Baca SelengkapnyaMenurut Menperin, Jerman merupakan salah satu negara yang cukup sulit ditembus untuk barang-barang ekspor nasional, terutama produk makanan.
Baca SelengkapnyaBeberapa komoditas yang berhasil diekspor seperti ikan bandeng dan lele
Baca SelengkapnyaMengingat, Singapura merupakan negara kecil yang tidak memiliki lautan seluas Indonesia.
Baca SelengkapnyaPemerintah harus bisa melakukan revitalisasi seluruh pelabuhan perikanan.
Baca SelengkapnyaAgung yang memiliki modal Rp50.000 membeli 20 ekor ikan mas koki dan membuat kolam di dapur rumah orang tuanya.
Baca SelengkapnyaBRI terus konsisten dalam memberikan dukungan permodalan dan pendampingan usaha kepada pelaku UMKM.
Baca SelengkapnyaBudi menjelaskan, negara tujuan ekpor Indonesia masih didominasi oleh Amerika Serikat (AS) sebanyak 32,8 persen, China 20 persen dan lainnya.
Baca SelengkapnyaBerawal dari budi daya lobster di dalam kamar berukuran 3 x 3 meter, ia kini jadi bos lobster di Surabaya.
Baca SelengkapnyaDalam pameran internasional yang berlangsung selama 3 hari ini, KKP membawa 9 eksportir produk perikanan.
Baca SelengkapnyaMenteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono berdalih target tersebut tidak tercapai karena banyaknya kendala.
Baca Selengkapnya