Empat Anggota Separatis Papua Kembali ke NKRI, Kapendam Sebut Karena Merasa Ditipu
Merdeka.com - Telangga Gire, anggota separatis kriminal kelompok bersenjata (KKSB) di Papua, akhirnya kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi. Telangga sudah muak dengan omong kosong atasannya Goliat Tabuni. Dia mengaku kerap dibuai kemerdekaan Papua dan jabatan semu.
"Dibilang tidak lama lagi Papua akan merdeka dan dijanjikan jabatan tinggi. Ternyata semuanya itu tipu-tipu saja," kata Telangga lewat penuturan Kapendam XVII/Cen Kolonel Inf Muhammad Aidi melalui siaran pers, Sabtu (8/6).
Telangga menyatakan kembali ke NKRI bersama empat rekannya pengikut Goliat. Dia mengatakan, bertahun-tahun hidup menderita di hutan. Tak cukup logistik dan prasarana. Mereka harus terus kepanasan, kedinginan, kehujanan, dan kelaparan.
-
Siapa yang mengalaminya di Indonesia? Riskesdas 2018, menunjukkan lebih dari 19 juta penduduk berusia di atas 15 tahun mengalami gangguan mental emosional.
-
Siapa yang terdampak kekeringan di Kampung Tongkol? Ilman, selaku kepala desa setempat mengaku ada lima kampung dengan jumlah warga 600 kepala keluarga yang sehari-hari harus mengantre mendapatkan air bersih.Setiap hari, mereka bergantian mengisi jeriken dan ember yang dibawa, demi mendapat air yang kurang layak.'Kalau total yang terdampak kekeringan ada 2.500 jiwa,' katanya.
-
Siapa yang tinggal di tengah hutan? Pak Kasimin mengungkapkan jika ia tinggal di sana sejak tahun 1991. Ia tinggal di tempat itu karena rumah tersebut sudah warisan orang tua.
-
Siapa saja yang terdampak kekeringan di Jawa Tengah? Dampak musim kemarau yang perkepanjangan ini memukul ratusan jiwa warga Desa Garangan, Kecamatan Wonosamudro, Kabupaten Boyolali.
-
Apa yang terjadi pada pendaki Gunung Marapi? Sebanyak 74 dari 75 pendaki Gunung Marapi telah ditemukan. Di antara korban yang sudah ditemukan terdapat 22 orang meninggal dunia.
-
Dimana warga terdampak kekeringan? BPBD Kabupaten Cilacap mencatat jumlah warga yang terdampak kekeringan di wilayah tersebut mencapai 9.153 jiwa dari 3.011 keluarga.
Asupan gizi harian hanyalah petatas dan keladi yang diambil dari kebun warga. Padahal di sisi lain, dia melihat pembangunan di kampung-kampung dan di kota-kota wilayah Papua semakin maju dan warga hidup berangsur sejahtera.
"Kami juga memikirkan anak-anak kami, mereka harus sekolah agar nanti hidupnya lebih baik tidak seperti saya," kata Telangga menyesal.
Karenanya, Telangga kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi. Bersama beberapa temannya yang juga pengikut Goliat, mereka berjanji untuk bekerja baik agar mengurus anak-anak menjadi orang yang berhasil.
"Saya anak ada 13 orang dari empat orang istri dan semuanya masih kecil-kecil," kata dia.
Telangga mengimbau kepada seluruh rekan yang masih di hutan, agar kembali ke pangkuan NKRI dan bisa hidup normal sebagai masyarakat warga Negara Indonesia. Menurut dia, apa yang diperjuangkan selama ini hanya mimpi-mimpi kosong dan menyusahkan keturunan.
"Mereka harus kita siapkan agar mereka bisa hidup lebih baik di masa yang akan datang," imbau dia.
Kembali ke NKRI
Telangga pada hari ini menyatakan menyerahkan diri serta berikrar kesetiaan kepada NKRI di hadapan Dandim 1714/PJ Letkol Inf Agus Sunaryo, didampingi oleh 25 orang anggota Kodim di Kampung Wurak Distrik Illu Kabupaten Puncak Jaya.
Telangga Gire menyerahkan diri bersama-sama dengan tiga orang rekannya a.n: Piningga Gire (25 th), Tekiles Tabuni (30 th) dan Perengga (27 th). Mereka juga menyerahkan satu pucuk senjata api jenis Mosser dan sejumlah amunisi cal. 7,62.
Menurut Telangga, senjata tersebut adalah milik polisi yang dirampas pada saat penyerangan Polsek Karubaga Kabupaten Tolikara tahun 2013.
Pada kamis Tanggal 6 Juni 2019 Pkl 17.00 WIT, empat orang anggota Kodim dipimpin Sertu Jefri May melaksanakan pertemuan dengan Telangga di Distrik Tingginambut, mereka menyatakan tekad untuk menyerahkan diri kembali kepangkuan NKRI.
Mdreka diantar ke Makodim untuk menghadap Dandim di Distrik Mulia Puncak Jaya. Pada sekitar pukul 23.00 WIT Letkol Agus berkoordinasi dengan Bupati Puncak Jaya Bapak Yuni Wonda S. Sos, SIP, MM tentang keinginan anggota KKSB kembali ke Pangkuan NKRI.
Proses penyerahan diri berlangsung aman dan lancar. Saat ini Telangga Gire dan rekannya, beserta senjata rampasan sudah berada di Makodim dalam rangka pendataan.
Sementara itu Bupati Puja berencana akan melaksanakan upacara penerimaan warga pada hari Selasa 11/06/2019 dengan mengundang warga Mulia, Puncak Jaya.
Bupati juga berjanji akan menyalurkan pekerjaan serta membangun rumah untuk anggota KKSB yang bersedia menyerahkan diri kembali ke pangkuan NKRI.
Reporter: Muhammad RadityoSumber: Liputan6.com
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mereka tak menyangka akan ditipu tetangganya sendiri
Baca SelengkapnyaAnak Papua menangis histeris menghadang mobil TNI yang hendak pulang kampung. Mereka tak ingin ditinggalkan.
Baca SelengkapnyaPrajurit TNI pulang kampung usai tugas di Papua, warga berdatangan dan sambut kepergian prajurit TNI sambil melambaikan tangan.
Baca SelengkapnyaTeror KKB membuat warga yang menghuni lima kampung di Kabupaten Nduga, Provinsi Papua Tengah, mengungsi.
Baca SelengkapnyaCerita prajurit TNI tugas di Intan Jaya, Papua dan harus mengalami tidak lancarnya dukungan logistik.
Baca SelengkapnyaKekeringan melanda dua distrik yakni Lambewi dan Agandugume.
Baca SelengkapnyaSaat hari keenam, Selvanus sudah berada di ambang sadar dan semua perlengkapannya hanyut dibawa arus sungai, termasuk sepatunya.
Baca SelengkapnyaDi balik pertemuan, selalu ada perpisahan. Hal tersebut juga terjadi pada sejumlah prajurit TNI dengan seorang ibu di Papua berikut ini.
Baca SelengkapnyaAmnesty mengecam perlakuan tidak manusiawi diduga dilakukan prajurit TNI terhadap warga Papua tersebut.
Baca Selengkapnyaolisi mendapatkan lima Rohingya tersebut masih di kawasan Tanjung Pura dan langsung membawa ke penampungan kembali.
Baca SelengkapnyaMereka mengaku terpaksa ikut bergabung dalam OPM wilayah Sorong Raya dikarenakan mereka kerap mendapat intimidasi dari pentolan-pentolan OPM.
Baca SelengkapnyaDelapan imigran gelap ini berangkat dari Bangladesh ke Malaysia dan melanjutkan perjalanan ke Medan, Sumatera Utara hingga tiba ke Kabupaten Belu, NTT.
Baca Selengkapnya