Cerita Warga Jabar dan Banten Terdampak Kemarau, Manfaatkan Sumur Keruh Demi Dapat Air
Musim kemarau sangat berdampak bagi warga Jabar dan Banten.
Musim kemarau sangat berdampak bagi warga Jabar dan Banten.
Cerita Warga Jabar dan Banten Terdampak Kemarau, Manfaatkan Sumur Keruh Demi Dapat Air
Musim kemarau masih menghantui dua daerah di Jawa Barat dan Banten.
Kondisi ini membuat warga kesulitan mendapat air bersih sampai harus naik turun bukit.
Tak sampai di situ, sumur dengan kondisi air keruh juga terpaksa digunakan demi mencukupi kebutuhan sehari-hari.
Warga turut berharap kondisi kekeringan segera pulih agar akses air bersih dan layak bisa kembali mudah didapat. Berikut informasinya.
-
Bagaimana warga mengatasi kesulitan air di Jawa Tengah? Warga pun terpaksa mencari air di dalam hutan yang jaraknya mencapai satu kilometer dari desa mereka.'Kondisinya sudah berlangsung sebulan ini. Padahal kebutuhan air ini untuk memasak dan mandi,' kata Suratmi, salah seorang warga Desa Garangan yang terdampak kekeringan, dikutip dari kanal YouTube Liputan6 pada Rabu (18/9).
-
Dimana warga terdampak kekeringan? BPBD Kabupaten Cilacap mencatat jumlah warga yang terdampak kekeringan di wilayah tersebut mencapai 9.153 jiwa dari 3.011 keluarga.
-
Apa yang dilakukan warga Majalengka untuk mengatasi kekeringan? Selain Abibah, warga lain juga turut memanfaatkan air sungai di desanya itu, salah satunya dengan membuat bendungan sederhana dari bebatuan.
-
Siapa saja yang terdampak kekeringan di Jawa Tengah? Dampak musim kemarau yang perkepanjangan ini memukul ratusan jiwa warga Desa Garangan, Kecamatan Wonosamudro, Kabupaten Boyolali.
-
Dimana saja kekeringan terjadi di Jateng? Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto, mengatakan bahwa saat ini ada 30 kabupaten atau kota di Jateng yang telah menetapkan status siaga bencana. Pernyataan Suharyanto itu ia sampaikan pada Rapat Koordinasi Penanganan Darurat Kekeringan Jawa Tengah yang digelar di Gedung Gradika Bhakti Praja Semarang.
-
Di mana kekeringan terjadi di Jawa Tengah? Memasuki akhir bulan September, sejumlah daerah di Jateng mulai diguyur hujan. Walau begitu curahnya masih kecil dan belum bisa untuk mencukupi kebutuhan air warga yang daerahnya telah dilanda kekeringan sejak lama.
Warga Tasik harus naik turun bukit
JAlur yang terjal turut mempersulit warga di Desa Naglak, Kecamatan Jamanis, Kabupaten Tasikmalaya untuk mendapat air bersih.
Belum lagi jarak sumber air yang terbilang jauh, semakin menyusahkan warga untuk memperoleh air bersih yang layak.
“Karena di rumah sumur-sumur sudah pada kering. Nggak ada airnya,”
kata salah seorang warga, Santi, mengutip YouTube Fokus Indosiar, Selasa (5/9).
merdeka.com
Sudah beberapa minggu harus berjalan jauh
Walau tak sebersih air di kediaman warga, cara ini terpaksa dilakukan demi bisa memenuhi kebutuhan air.
Warga memanfaatkan air dari sungai tersebut termasuk untuk konsumsi, seperti masak, minum dan yang lain.
Keringnya air sudah dirasakan warga Jamanis sejak beberapa minggu terakhir. Alhasil, sungai terdekat menjadi tumpuan selama masa darurat kemarau.
Berharap bantuan pemerintah
Tak ada harapan lain selain menanti bantuan air bersih dari pemerintah.
Kebutuhan air sangat penting bagi kelangsungan hidup warga di Desa Naglak, Kecamatan Jamanis.
“Airnya buat masak, mandi, nyuci, buat minum. Dipakai sehari-hari, gitu,” lanjut Santi.
Air sumur keruh jadi andalan warga Kampung Tongkol Pandeglang
Kondisi kekeringan juga dirasakan masyarakat di Kampung Tongkol, Kabupaten Pandeglang, Banten.
Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari warga mengandalkan sebuah sumur resapan ala kadarnya. Kondisi airnya keruh tak layak.
Bukan satu minggu atau dua minggu kampung ini kesulitan air, melainkan sudah tiga bulan lamanya warga menggunakan air sumur resapan yang keruh.
600 KK terdampak kekeringan
Ilman, selaku kepala desa setempat mengaku ada lima kampung dengan jumlah warga 600 kepala keluarga yang sehari-hari harus mengantre mendapatkan air bersih.
Setiap hari, mereka bergantian mengisi jeriken dan ember yang dibawa, demi mendapat air yang kurang layak.
“Kalau total yang terdampak kekeringan ada 2.500 jiwa,” katanya.
Bantuan belum maksimal
Namun untuk saat ini pihaknya sudah berkoordinasi dengan pemerintah terkait kebutuhan air yang sulit di masa kekeringan.
Saat ini bantuan truk tangki air bersih sudah dikerahkan pemkab, namun luasnya area yang terdampak membuat bantuan air bersih belum maksimal.
“Setelah diusulkan, alhamdulillah air sudah dikirim sama BPBD kabupaten sebanyak tiga mobil, namun masih banyak kampung yang belum terkirim,” tambahnya.
Warga berharap dibuatkan sumur bor
Selain kebutuhan air bersih, warga juga turut berharap adanya bantuan pemerintah untuk mempersiapkan datangnya musim kemarau.
Mereka ingin dibuatkan sumur bor agar masyarakat bisa mengantisipasi potensi kekeringan kembali.