Empat Begal Sadis di Medan Disergap, Dua Ditembak Mati
Merdeka.com - Empat begal sadis di Medan disergap polisi. Dua di antara kawanan ini ditembak mati.
Dua tersangka yang tewas yakni Guntur Syahputra dan Leou Halawa. Dua rekannya, Tengku Aditya Hidayat dan Muhammad Ferdian, ditembak pada kedua kaki.
Guntur Cs disangka telah melakukan perampokan di sejumlah titik di Medan. Pada Juni hingga Juli 2019 mereka sekurangnya telah beraksi sekurangnya 8 kali.
-
Bagaimana pelaku merampok korban? Ngajib mengaku saat mengambil tas korban, pelaku mengancam dengan menggunakan senjata tajam.
-
Kenapa mereka ditembak? Pelaku penembakan terhadap tiga orang pemuda asal Peboko, Kelurahan Kefamenanu Utara, Kecamatan Kota Kefamenanu, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur (NTT), ditangkap.
-
Siapa yang melakukan penusukan? Informasi yang dihimpun menyebutkan, korban yang berusia 8 tahun itu mengalami kebutaan pernanen pada mata sebelah kanannya. Kejadian itu sendiri, terjadi pada 7 Agustus lalu.
-
Kenapa mereka merampok? 'Motifnya ekonomi, karena ini jam tangan yang mewah. Berdasarkan laporan dan hasil pemeriksaan yang, maka dugaan kerugian yang dialami korban adalah Rp12,85 miliar, senilai dengan 18 jam tangan mewah yang diambil oleh tersangka,' ungkapnya.
-
Bagaimana para pencopet di Bandung beraksi? Mereka akan menyasar korban yang dianggap lengah dan memiliki barang berharga.
-
Senjata apa yang digunakan pelaku? Terkait dengan senjata api yang dibawa pengemudi mobil tersebut, Kompol Margono mengatakan bahwa senjata yang digunakan pelaku diduga hanya senjata mainan.
Dalam setiap aksinya, kelompok ini tak segan-segan melukai korban. Mereka kerap membacok tangan kanan targetnya.
"Jika tangan kanan sudah luka, maka korban tak bisa lagi membawa sepeda motor. Setelah korban lumpuh, pelaku bebas membawa kabur sepeda motornya," kata Kapolrestabes Medan, Kombes Pol Dadang Hartanto pada paparan di Kamar Jenazah RS Bhayangkara Medan, Rabu (21/8).
Kelompok begal yang kerap beraksi pada subuh hingga menjelang pagi ini dipastikan telah berulang kali melukai korbannya. Beberapa di antara korban dihadirkan dalam paparan itu. Seluruhnya mengalami luka cukup parah pada tangan kanan karena disabet pelaku dengan samurai.
Namun aksi kawanan begal sadis berakhir setelah polisi berhasil menganalisa rekaman kamera pengawas di depan Kantor BPJS Ketenagakerjaan, Jalan Pattimura, Medan, yang sempat viral di media sosial, beberapa waktu lalu. Para pelaku diduga melakukan aksi teranyar di sana.
Dari analisa yang dilakukan, para pelaku teridentifikasi. Tengku Aditya ditangkap di salah satu rumah di Jalan Sampul, Medan, Sabtu (17/8). Kemudian di hari itu juga petugas meringkus Muhammad Ferdian di Jalan Sosial. Dalam penangkapan itu, kedua pemuda ini ditembak di kedua kakinya.
Tak berhenti di Tengku Aditya dan Muhammad Ferdian, petugas terus melakukan pengembangan. Mereka menangkap dua tersangka lainnya, yakni Leou Halawa dan Guntur Syahputra, Senin (19/8). Kedua pria inilah yang berperan melukai korban.
Leou dan Guntur mengaku menyimpan senjata tajam yang mereka gunakan di semak-semak di daerah Sunggal. Mereka kemudian dibawa ke sana untuk mencari barang bukti itu.
Dadang menyatakan, Leou dan Guntur melakukan perlawanan saat pengembangan. Mereka disebutkan tiba-tiba mengambil senjata tajam dari semak-semak dan menyerang petugas.
Akibat serangan itu seorang petugas kepolisian terluka di bagian tangan. Mereka pun ditembak dan tewas kehabisan darah setelah dibawa ke RS Bhayangkara.
Kapolda Sumut, Irjen Pol Agus Andrianto menegaskan telah menginstruksikan anggotanya agar tak segan-segan memberi tindakan tegas terhadap para penjahat yang melakukan perlawanan. "Lumpuhkan. Kalau mereka buat lagi, dan mengancam nyawa petugas, matikan saja," tegasnya.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tersangka ditembak karena melawan ketika diminta menunjukkan lokasi pelaku lain.
Baca SelengkapnyaKorban terluka akibat terkena sabetan senjata tajam yang diayunkan oleh pelaku
Baca Selengkapnya"Dari hasil keterangan pelaku mereka sudah melakukan tiga kali," kata Rovan
Baca SelengkapnyaFirdaus mengatakan, setiap kali beraksi komplotan perampok ini selalu membekali diri dengan senjata tajam dan senjata api rakitan untuk mengancam pegawai.
Baca SelengkapnyaPolisi mengungkap kasus pembegalan yang menimpa calon siswa (casis) Bintara Polri, Satrio Mukti Raharjo.
Baca SelengkapnyaKorban jadi sasaran keberingasan geng tersebut. Padahal saat kejadian, dia baru saja pulang main game online dengan teman-temannya.
Baca SelengkapnyaAG tercatat sudah sembilan kali melakukan perampasan sepeda motor dan melukai korbannya.
Baca SelengkapnyaTawuran tersebut melibatkan dua kelompok, yakni Geng Biang Rusuh (Birus) dan Geng Anak Lapak Klender.
Baca SelengkapnyaKetiganya tertangkap setelah dua kelompok remaja menggelar aksi saling serang di wilayah Balaraja, Kabupaten Tangerang.
Baca SelengkapnyaTawuran maut ini berawal ketika salah satu anggota Geng Pacing Never Die mengadukan kepada temannya telah diserang oleh sekelompok orang dari Geng BOW Blok M.
Baca SelengkapnyaTerungkap Peran Lima Pelaku Begal Casis Bintara Polri
Baca SelengkapnyaKendaraan pelaku sudah disita namun dua pelaku masih dalam pengejaran polisi.
Baca Selengkapnya