Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Garam langka, PT GAS diisukan jual garam campur batu dan kaca

Garam langka, PT GAS diisukan jual garam campur batu dan kaca garam. shutterstock

Merdeka.com - Di tengah kondisi garam nasional yang mengalami kelangkaan, produsen garam asal Jawa Timur dihadapkan isu garam oplosan di sejumlah daerah. Mulai isu garam campur batu hingga serpihan kaca.

Seperti yang dialami PT Grasindo Aneka Sejahtera (GAS) misalnya. Produsen garam beryodium milik Yohanes Sugiharto ini, menjadi topik pembicaraan konsumen di Lamongan. Sebab, garam merk Ibu Bijak yang diproduksi PT GAS diketahui banyak mengandung butiran kristal menyerupai batu. Beberapa di antaranya, mirip serpihan kaca.

Namun, hal ini dibantah PT GAS. "Itu tidak benar. Karena saya mengambil garam dari petani. Termasuk bahan baku yang juga dibeli dari PT Garam," terang Yohanes, Senin (31/7).

Didampingi Robertho, selaku kuasa hukumnya, Yohanes menjelaskan, produk garam Ibu Bijak yang diproduksi pabriknya sejak 12 tahun silam memiliki tekstur yang agak keras dan berbentuk kristal. Diterangkan Yohanes, garam yang diproduksi PT GAS, merupakan bahan baku yang dipanen lebih cepat oleh para petani.

"Saya (PT GAS) beli dari petani garam Rp 4 ribu per kilogramnya. Lebih mahal memang. Dibanding dulu sekitar Rp 700. Ini karena cuaca tidak menentu," terang pengusaha keturunan Tionghoa-Madura ini.

Sementara kuasa hukum Yohanes, Robertho mengklaim, bahwa klaien mengantongi legalitas izin produksi. Sehingga, garam yang diproduksi PT GAS aman dikonsumsi masyarakat.

"Klien kami terus memperpanjang (izin produksi). Termasuk uji laboratorium yang menunjukkan hasil A. Jadi produknya aman dikonsumsi," tegas Robertho.

Namun, Robertho mengakui bahwa perlu ada edukasi di masyarakat terkait berbagai macam jenis garam. Sehingga masyarakat paham mana garam asli, mana garam oplosan.

"Masyarakat perlu diberikan edukasi. Karena produk bahan baku yang memang benar-benar asli garam itu bentuknya bermacam-macam, meski sudah diolah," imbuhnya. (mdk/bal)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Penyerapan Garam Dalam Negeri Meningkat, Ini Pemicunya
Penyerapan Garam Dalam Negeri Meningkat, Ini Pemicunya

Peningkatan target tersebut sejalan dengan banyaknya industri dalam negeri yang bisa menghasilkan garam sesuai dengan spesifikasi.

Baca Selengkapnya
Kebutuhan Garam Nasional Terus Meningkat, Begini Teknologi Bisa Genjot Produksi Petani
Kebutuhan Garam Nasional Terus Meningkat, Begini Teknologi Bisa Genjot Produksi Petani

Teknologi yang dikembangkan berupa pengenalan cuaca, teknologi ulir filter (TUF) dan kristalisasi garam berbahan bakar briket rakyat.

Baca Selengkapnya
Kepala BPOM Ungkap 70 Persen Bahan Baku Cairan Infus Masih Impor
Kepala BPOM Ungkap 70 Persen Bahan Baku Cairan Infus Masih Impor

Indonesia per tahunnya butuh sekitar 4,5-4,7 juta ton garam farmasi.

Baca Selengkapnya
Pengusaha Teken MoU dengan Petani Garam, Menperin: Jangan Cuma Gimmick
Pengusaha Teken MoU dengan Petani Garam, Menperin: Jangan Cuma Gimmick

Kesepahaman ini diharapkan dalam meningkatkan penyerapan garam dalam negeri.

Baca Selengkapnya
BPOM Semarang Ungkap Garam Program Stunting di Jateng Tidak Sesuai Standar
BPOM Semarang Ungkap Garam Program Stunting di Jateng Tidak Sesuai Standar

Garam yang diproduksi khusus untuk stunting memiliki kadar yodium di bawah standar.

Baca Selengkapnya
PGN dan Likuid Nusantara Gas Kolaborasi Gali Potensi Gas di Jawa Timur
PGN dan Likuid Nusantara Gas Kolaborasi Gali Potensi Gas di Jawa Timur

Untuk mendukung penetrasi pasar domestik, akan dilakukan kajian bersama pengembangan infrastruktur gas bumi atau terminal LNG di Pasuruan, Jawa Timur.

Baca Selengkapnya
Banyak Pengusaha Pertashop Merugi, Pertamina Kaji Jual Produk Selain Pertamax
Banyak Pengusaha Pertashop Merugi, Pertamina Kaji Jual Produk Selain Pertamax

Pertamina tengah mengkaji penjualan produk selain BBM di Pertashop, seiring dengan banyaknya keluhan penguaha Pertashop merugi.

Baca Selengkapnya
Industri Kaca di KIT Batang Dapat Pasokan Gas Bumi dari PGN
Industri Kaca di KIT Batang Dapat Pasokan Gas Bumi dari PGN

Penyaluran gas bumi ke KCC Glass menjadi suatu kebanggaan bagi PGN, karena dapat memberikan dukungan terhadap perkembangan investasi sektor industri di Jateng.

Baca Selengkapnya
Usaha Pembuatan BBM Pertalite Tiruan Dibongkar di Sumsel, Tiga Pekerja Ditangkap
Usaha Pembuatan BBM Pertalite Tiruan Dibongkar di Sumsel, Tiga Pekerja Ditangkap

Usaha pengoplosan bahan bakar minyak (BBM) dari sumur ilegal tak habis-habisnya di Sumatera Selatan. Teranyar, satu lokasi diungkap dan ditutup di Ogan Ilir.

Baca Selengkapnya
Masih Diolah secara Tradisional, Intip Uniknya Garam Kusamba dari Bali yang Sudah Mendunia
Masih Diolah secara Tradisional, Intip Uniknya Garam Kusamba dari Bali yang Sudah Mendunia

Proses pembuatan garam Kusamba di Provinsi Bali ini masih tradisional yang sudah berlangsung sejak tahun 1500-an.

Baca Selengkapnya
Ternyata Indonesia Paling Banyak Impor Terigu, Gula, Kedelai, hingga Susu
Ternyata Indonesia Paling Banyak Impor Terigu, Gula, Kedelai, hingga Susu

Diharapkan ada realisasi investasi dari pengusaha di luar negeri.

Baca Selengkapnya
Curhatan Petani Palembang dan Lampung ke Ganjar: Harga Karet Hancur dan Pupuk Mahal
Curhatan Petani Palembang dan Lampung ke Ganjar: Harga Karet Hancur dan Pupuk Mahal

"Mereka cerita apa tolong kami pak, karet kami harganya hancur sudah, pupuknya mahal, obat-obatanya mahal," kata Ganjar

Baca Selengkapnya