Cara Sederhana Nikmati Makanan Sehat Tanpa Garam Berlebih, Gunakan Bahan Ini
Mengonsumsi garam secara berlebihan bisa berbahaya untuk kesehatan. Ini cara yang bisa digunakan.
Konsumsi garam yang berlebihan telah lama diidentifikasi sebagai salah satu penyebab utama berbagai masalah kesehatan, seperti hipertensi, penyakit jantung, dan stroke. Berdasarkan data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), batas asupan natrium dari garam yang disarankan adalah maksimal 2.000 miligram per hari.
Sayangnya, konsumsi garam di banyak negara, termasuk Indonesia, sering kali melebihi batas ini. Kebiasaan menambahkan garam dalam masakan atau memilih makanan olahan dan siap saji membuat banyak orang tanpa sadar mengonsumsi garam lebih dari yang direkomendasikan.
-
Bagaimana cara mengurangi garam dalam masakan dengan MSG? Dengan demikian, penggunaan MSG dapat mengurangi penggunaan garam hingga 30 persen dalam masakan tanpa mengorbankan cita rasa yang dihasilkan.
-
Bagaimana MSG bisa membantu mengurangi konsumsi garam? Menurut sebuah studi yang diterbitkan di American Journal of Clinical Nutrition, penggunaan MSG dapat membantu mengurangi total asupan natrium hingga 30%, tanpa mengurangi rasa lezat makanan.
-
Bagaimana cara mengurangi konsumsi garam? Makanan yang kaya akan garam dapat menyebabkan retensi cairan dalam tubuh, yang dapat memperparah pembengkakan pada wajah. Oleh karena itu, sebaiknya batasi konsumsi makanan olahan, fast food, dan camilan yang mengandung natrium tinggi. Sebagai alternatif, pilihlah makanan segar dan rendah garam.
-
Bagaimana MSG membantu diet rendah garam? Dengan menggantikan sebagian garam dengan MSG, asupan natrium dapat dikurangi tanpa mengorbankan cita rasa.
-
Bagaimana mengurangi asupan garam? Menjaga kadar garam dalam tubuh tetap normal adalah langkah penting dalam menjaga keseimbangan nutrisi dan kesehatan secara keseluruhan. Berikut adalah beberapa cara yang dapat membantu Anda menjaga kadar garam dalam tubuh tetap seimbang: 1. Konsumsi Garam dengan BijakPenting untuk mengonsumsi garam dengan bijak dan tidak melebihi jumlah yang disarankan. Batasan harian yang direkomendasikan untuk asupan garam adalah sekitar 5 gram atau sekitar satu sendok teh. Mengukur dan mengontrol jumlah garam yang ditambahkan saat memasak atau mengonsumsi makanan olahan dapat membantu menjaga kadar garam tetap normal.
-
Bagaimana mengurangi garam dalam masakan? Untuk menggantikan rasa asin yang biasanya dihasilkan oleh garam, Anda bisa memanfaatkan bumbu alami seperti rempah-rempah, lemon, atau jahe. Penggunaan bahan-bahan tersebut tidak hanya memberikan rasa yang nikmat, tetapi juga menambah nilai gizi pada masakan Anda.
Untuk membantu masyarakat mengurangi konsumsi garam tanpa harus mengorbankan cita rasa makanan, ahli gizi dan peneliti pola makan sehat Leony Susan memperkenalkan penggunaan monosodium glutamate (MSG) sebagai solusi efektif.
Dalam sebuah pernyataan di Jakarta seperti dikutip dari ANTAR, ia menyatakan bahwa MSG memiliki potensi untuk menjaga kelezatan makanan tanpa kandungan natrium yang tinggi. "MSG telah lama digunakan sebagai penambah rasa umami, yang dapat meningkatkan cita rasa makanan tanpa perlu menambah banyak garam," kata Leony.
Bahaya Konsumsi Garam Berlebih
Tingginya asupan garam dalam makanan dapat menimbulkan berbagai dampak kesehatan serius. Bagi masyarakat modern, asupan natrium yang berlebihan semakin menjadi perhatian, terutama karena banyak yang tidak menyadari bahwa sumber garam tidak hanya berasal dari garam dapur yang ditambahkan saat memasak.
"Banyak masyarakat tidak menyadari bahwa garam berlebih tidak hanya berasal dari garam yang ditambahkan sendiri, tetapi juga dari makanan olahan dan siap saji," ungkap Leony. Oleh karena itu, mengurangi konsumsi garam merupakan langkah penting untuk menjaga kesehatan dalam jangka panjang.
Mengapa MSG Menjadi Alternatif Tepat?
eony menjelaskan bahwa rasa umami yang dihasilkan MSG memungkinkan orang untuk mengurangi asupan natrium tanpa harus mengorbankan kualitas rasa makanan. MSG mengandung natrium yang jauh lebih rendah dibandingkan garam biasa. Sementara garam meja mengandung sekitar 39 persen natrium, MSG hanya mengandung sekitar 12 persen natrium. Dengan demikian, MSG dapat mengurangi kebutuhan garam dalam masakan hingga 30-40 persen.
Misalnya, dalam masakan seperti sup, MSG dapat digunakan sebagai pengganti sebagian garam tanpa mengurangi cita rasa. "Misalnya saat memasak sup, MSG dapat digunakan untuk menggantikan sebagian garam, sehingga rasa tetap enak dengan kandungan natrium yang lebih rendah," ujarnya. Dengan menggunakan MSG, masyarakat bisa mendapatkan masakan yang tetap lezat tetapi lebih aman untuk kesehatan.
Manfaat Penggunaan MSG bagi Kesehatan
Penggunaan MSG bukan hanya soal mempertahankan cita rasa, tetapi juga memiliki dampak positif bagi kesehatan. Mengurangi asupan natrium dalam makanan sangat penting, terutama bagi individu yang berisiko mengalami hipertensi atau masalah jantung. Leony menyampaikan bahwa dalam jangka panjang, mengurangi garam dengan bantuan MSG dapat membawa manfaat kesehatan yang signifikan.
Selain itu, kekhawatiran yang selama ini ada tentang efek samping MSG, seperti sindrom restoran China, telah dibantah oleh berbagai penelitian ilmiah. Berbagai studi menunjukkan bahwa MSG aman dikonsumsi dalam jumlah yang wajar, sehingga penggunaannya sebagai alternatif garam dapat menjadi langkah praktis dalam mencapai pola makan yang lebih sehat.
Langkah Praktis untuk Pola Makan Lebih Sehat
Leony menambahkan bahwa penggunaan MSG adalah cara yang konkret dan mudah untuk membantu masyarakat menikmati makanan sehat tanpa harus mengorbankan rasa. "Mengurangi garam bukan berarti harus mengorbankan rasa. Dengan MSG, kita bisa mendapatkan rasa yang kaya dengan lebih sedikit natrium. Ini adalah langkah cerdas untuk kesehatan jangka panjang,” jelasnya.
Mengingat besarnya dampak negatif dari konsumsi garam berlebih, penggunaan MSG sebagai alternatif dapat menjadi solusi bagi masyarakat yang ingin hidup sehat tanpa kehilangan kenikmatan makanan. Menjaga kadar natrium dalam tubuh sangat penting, dan melalui langkah sederhana ini, kita dapat mulai membiasakan diri dengan pola makan yang lebih sehat.