Geng di sekolah pemicu tawuran antar pelajar
Merdeka.com - Alumni dari SMAN 6, Alex Asmasoebrata menyebut adanya geng di sekolah menjadi salah satu penyebab tawuran. Begitu juga yang terjadi di SMA 6 dan 70 yang kerap terlibat aksi tawuran.
"Yang memicu tawuran biasanya ada doktrin-doktrin, misalnya lo pokoknya harus jadi lawan dia, lalu adanya sebuah geng, sapa yang bisa jadi lebih top di antara geng yang ada," ujar Alex Asmasoebrata.
Dikatakan Alex, tumbuhnya geng dalam sebuah sekolah juga menyebabkan timbulnya mencari identitas yang tidak jelas dalam diri seorang anak. "Mereka kan sedang dalam tahap mencari jati diri," tambahnya.
-
Apa penyebab utama tawuran pelajar di Jakarta? Tidak ada alasan yang jelas mengapa sering terjadi tawuran antar pelajar di Jakarta. Namun biasanya penyebab utama tawuran adalah adanya singgungan antar pelajar, seperti saling ejek, saling hina, dan mengaku paling menguasai wilayah yang dilalui pelajar dari sekolah lain.
-
Di mana tawuran pelajar biasanya terjadi di Jakarta? Biasanya tawuran antar pelajar terjadi di rute berangkat dan pulang sekolah.
-
Siapa guru yang mencabuli murid? Kasat Reskrim Polres Kota Pariaman, Iptu Rinto Alwi mengatakan, peristiwa itu terjadi beberapa bulan yang lalu dan pelaku sudah berhasil diamankan. 'Kejadian tahun ini, beberapa bulan yang lalu. Pelaku berhasil ditangkap pada 15 Mei 2024. Pada 29 Mei 2024 perkaranya sudah dilimpahkan ke Kejaksaan,' tuturnya.
-
Kenapa siswa membacok guru? Terkait kejadian ini, Kasatreskrim Polres Demak AKP Winardi mengatakan, pelaku tega membacok gurunya sendiri diduga karena tidak terima mendapat nilai jelek.
-
Siapa yang terancam dikeluarkan dari sekolah? Akibatnya, anak laki-laki berusia 12 tahun itu telah beberapa kali dikenai sanksi karena melanggar aturan panjang rambut, dan mungkin akan dikeluarkan dari sekolah.
-
Di mana guru itu mencabuli murid? 'Korban dicabuli pada saat jam pelajaran dengan diiming-iming uang. Aksi itu ada yang dilakukan pelaku di pustaka, dan ada juga di kelas. Kejadian sudah berulang-ulang,' jelasnya.
Alex pun meminta sanksi tegas harus diberikan terhadap sekolah yang kerap terlibat tawuran dengan sekolah lain. Salah satunya adalah dengan menurunkan peringkat sekolah tersebut.
"Selain itu, penerimaan murid baru tidak dilakukan dengan sistem online lagi, jadi tidak asal saja menerima siswa yang berakhlak rendah. Lalu calon siswa juga harus menandatangani perjanjian bersyarat setiap siswa yang kedapatan tawuran siap dikeluarkan dari SMA 6 atau SMA 70," papar Alex.
Di samping itu, Alex yang merupakan ayah dari pembalap wanita, Alexandra Asmasoebrata menegaskan sanksi keras juga harus diberikan terhadap kepala sekolah dan juga para guru.
"Kepala sekolah, wali kelas maupun guru yang murid-muridnya sering tawuran sebaiknya dimutasi ke daerah manakala terjadi tawuran yang berulang apalagi sudah mengakibatkan korban nyawa. Lalu murid yang kedapatan tawuran juga harus dikeluarkan," ucap Alex.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Cegah Tawuran Pelajar, Polda Metro Bakal Bikin Grup WhatsApp Bersama Para Guru
Baca SelengkapnyaBiasanya tawuran antar pelajar terjadi di rute berangkat dan pulang sekolah.
Baca SelengkapnyaMuhadjir juga mengingatkan agar guru dan pimpinan sekolah senantiasa mengedukasi siswa dan siswi tentang buruknya praktik perundungan.
Baca SelengkapnyaSelain kasus kekerasan, kasus-kasus intoleransi di institusi pendidikan harus menjadi perhatian semua pihak.
Baca SelengkapnyaTotal ratusan pelajar, petasan, hingga puluhan motor yang digunakan untuk konvoi telah diamankan.
Baca SelengkapnyaAkibat tawuran satu orang alami luka bacok di bagian punggung.
Baca SelengkapnyaDisdik Jakarta mengimbau para pelajar tak perlu bagi-bagi takjil dengan konvoi motor
Baca SelengkapnyaPerkelahian antar pelajar sering dikaitkan dengan perilaku negatif/menyimpang hingga pelanggaran hukum.
Baca SelengkapnyaHeru mengancam bakal menindak tegas pelajar terlibat tawuran.
Baca SelengkapnyaNamun sekolah berasrama dan pondok pesantren tidak terlepas dari potensi terjadinya perilaku menyimpang oleh pelajar.
Baca SelengkapnyaPara pelajar tersebut terlibat tawuran setelah sebelumnya janjian di media sosial.
Baca SelengkapnyaSatpol PP DKI Jakarta menggaet pelajar untuk mencegah terjadinya tawuran dan tindakan melanggar aturan lainnya di DKI.
Baca Selengkapnya