Habitat elang Jawa di Gunung Merapi belum sepenuhnya aman
Merdeka.com - Usai munculnya tiga elang Jawa baru di Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM), pihak pengurus TNGM melakukan pengamanan terhadap satwa yang terancam punah tersebut. Pengamanan tersebut dilakukan untuk menghindarkan elang dari perburuan liar dan serangan predator lainnya.
Pengendali Ekosistem Hutan TNGM, Arief Sulfiantoro menjelaskan pengamanan tersebut dilakukan mengingat perburuan liar masih kerap terjadi.
"Perburuan satwa itu masih ada. Informasi dari warga, banyak satwa dijual itu dari pemburuan, masih rawan," katanya pada wartawan, Senin (21/3).
-
Kenapa kera ekor panjang serbu pemukiman? Kawanan monyet itu diduga turun dari gunung karena persediaan makanan di tempat mereka mulai menipis. Musim kemarau yang panjang menjadi penyebab persediaan makanan di hutan terus menyusut.
-
Dimana kera ekor panjang menyerang? Di Desa Cikakak, Banyumas, sekelompok kera ekor panjang turun dari gunung dan menyerbu permukiman warga.
-
Bagaimana warga mengusir kera ekor panjang? Sebagian warga menggunakan letusan senapan angin untuk membuat para monyet ketakutan. Sedang warga lain memasang ban kendaraan agar monyet-monyet tidak mendekati rumah.
-
Kenapa kera ekor panjang masuk ke permukiman warga? “Kera karena kelaparan berani mengganggu warga. Menyerbu ke dalam rumah untuk mengambil makanan,“
-
Bagaimana elang jawa mengincar mangsanya? Dari atas ketinggian, elang jawa mengikuti gerak-gerik mangsa. Kemudian dengan sigap dan tangkas menyergap aneka mangsanya yang berada di dahan pohon maupun di atas tanah.
-
Siapa yang berusaha mencegah kera ekor panjang masuk ke pemukiman? Sementara itu Kepala Balai Kesatuan Pengelolaan Hutan (BKPH) Wonogiri, Sukatno, mengatakan bahwa pihaknya sudah berupaya mencegah hewan liar dari luar masuk ke pemukiman.
Tidak hanya pemburu, ancaman lainnya bagi elang yakni kera ekor panjang. Sebab kera ekor panjang bisa saja memakan elang Jawa yang masih muda.
"Kera ekor panjang ini bisa memanjat dan mungkin mengincar sarang elang. Padahal elang Jawa ini bertelur satu tahun sekali cuma satu," ungkapnya.
Ada pun langkah yang dilakukan oleh TNGM untuk pengamanan tersebut yakni dimulai dengan mencari sarang elang. Pencarian dilakukan di sekitar lokasi penemuan di Plawangan dan Dukun.
"Elang Jawa ini sangat sensitif, jadi tidak bisa sembarangan kami mendekati sarangnya. Yang akan kami amankan habitatnya, melakukan penghijauan dan memaksimalkan pengawasan terhadap pemburu liar," pungkasnya.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Warga sekitar mengaku masih menjumpai keberadaan satwa macan di hutan Blora. Apakah itu benar?
Baca SelengkapnyaSemakin kesini hewan endemik Indonesia sudah banyak yang hampir punah bahkan banyak juga yang sudah punah, seperti komodo dan harimau bali.
Baca SelengkapnyaHewan dengan nama latin Nisaetus Floris ini memiliki ukuran fisik yang besar hingga 71-82 centimeter.
Baca SelengkapnyaSatwa ini dianggap identik dengan lambang negara Republik Indonesia, yaitu Garuda.
Baca SelengkapnyaMemelihara hewan liar dan eksotis menghadirkan ancaman bagi diri kita dan hewan yang dipelihara.
Baca SelengkapnyaPada awal abad ke-19 harimau ini masih banyak berkeliaran di Pulau Jawa.
Baca SelengkapnyaHutan lereng Gunung Slamet merupakan rumah bagi banyak jenis satwa langka.
Baca SelengkapnyaPerdagangan satwa lindung masih sering ditemui di pasar burung.
Baca SelengkapnyaBerikut, adalah penampakan elang Filipina yang sedang menyantap monyet hasil buruannya .
Baca SelengkapnyaWilayahnya terdiri dari hutan bambu, hutan pantai, hutan bakau, hutan tanaman, hutan alam, dan padang rumput.
Baca Selengkapnya