Hari Adat Internasional, Anak-anak di Banyuwangi Kampanyekan Permainan Tradisional
Merdeka.com - Puluhan Anak-anak di Lingkungan Papring Kelurahan Kalipuro Kabupaten Banyuwangi turut memeriahkan peringatan Hari Internasional Masyarakat Adat Sedunia (HIMAS) 2020 yang berlangsung serentak pada Minggu (9/8).
Dalam perayaan tersebut, Anak-anak kembali mengkampanyekan keragaman permainan tradisional mulai dari egrang, layang-layang, dakon, gobak sodor, engklek, peteng dudu hingga seni bela diri pencak silat. Selain itu, Anak-anak juga bermain musik tradisional mulai dari angklung, kendang lengkap dengan nyanyian dan seni tari.
Selama bermain, puluhan Anak-anak dengan rentang usia 8 hingga 15 tahun tersebut mengenakan pakaian adat Suku Using Banyuwangi. Aktivitas mereka direkam secara live streaming di media sosial dan aplikasi webinar yang diikuti 2.371 komunitas adat se-Indonesia.
-
Bagaimana cara Banyuwangi mengajarkan anak bermain tradisional? “Esensi pendidikan adalah mewujudkan kebahagiaan. Sisi ini tak boleh diabaikan. Untuk itu, perlu anak-anak diajak bermain dan diajarkan filosofi di balik permainan tersebut. Seperti halnya kebersamaan, gotong royong dan lain sebagainya,“
-
Siapa yang memainkan angklung saat panen raya? Selain itu, ada kelompok masyarakat yang memainkan musik angklung saat panen raya tersebut dengan tujuan menghibur atau memeriahkan.
-
Apa yang dimainkan anak-anak di Bandung Timur? Seorang warganet belum lama ini membagikan momen anak-anak tengah asyik bermain kesenian Reak Dogdog. Terlihat beberapa anak memakai kostum boneka menyerupai naga, dan berlari mengejar anak lainnya di sebuah lahan kosong.
-
Angklung Caruk dimainkan bagaimana? Angklung Caruk dimainkan dua grup angklung yang saling berhadapan. Pelaksanaannya, masing-masing grup angklung bergantian membawakan lagu berbahasa using dan tarian.
-
Apa saja permainan tradisional yang dimasukkan dalam kurikulum sekolah? Disampaikan Nina, permainan olahraga yang dimasukkan di antaranya egrang, ketapel sampai sumpitan.
-
Apa itu Tradisi Ngabungbang? Ngabungbang adalah ritual nyari sapeupeuting yang secara makna dalam bahasa Indonesia yaitu bergabung semalaman.
Founder Lembaga Pendidikan Sekolah Adat Kampoeng Baca Taman Rimba (Batara) Banyuwangi, Widie Nurmahmudy mengatakan Anak-anak di lingkungannya sudah aktif melestarikan permainan dan seni tradisional lokal sejak 2015 lalu. Komunitas belajarnya menjadi perwakilan sekolah adat di Jawa.
©2020 Merdeka.com"Permainan tradisional memang rutin kami lestarikan sejak 2015. Pada peringatan Himas kali ini, kami tidak hanya menyajikan ragam permainan tradisional, tapi juga mengangkat kearifan lokal baru, yakni Anak-anak membaca naskah kuno Lontar Yusuf," kata Widie, Senin (10/8).
Widie mengatakan, permainan tradisional tidak hanya menghibur dan menguatkan interaksi sosial bagi Anak-anak, namun juga mengajarkan banyak hal seperti kejujuran bermain, kerja tim, kecerdikan, kolaborasi, tolong menolong.
"Selama bermain bersama setiap pekannya, Anak-anak saya minta tidak membawa gawai, dan mereka sepakat," ujarnya.
Lebih dari itu, konsep belajar yang menyenangkan dengan menawarkan terlebih dahulu materi teori hingga praktik di alam lengkap dengan aktivitas permainan tradisional ternyata sangat berpengaruh terhadap perkembangan anak.
Dari pengamatannya, Anak-anak dikenal sebagai pionir di sekolah formalnya masing-masing dalam segala hal, mulai dari kegiatan ekstrakurikuler maupun belajar di dalam kelas.
©2020 Merdeka.com"Hasilnya ada beberapa institusi yang langsung menawarkan beasiswa setelah melihat potensi anak. Ini jadi motivasi, meski kami tinggal di pinggir hutan tapi kegiatan belajar di Kampoeng Batara membuat semangat Anak-anak belajar di sekolah formal ternyata semakin baik," ujarnya.
Sementara itu, Sekjen Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Rukka Sombolinggi mengatakan terdapat 2.371 komunitas anggota AMAN yang turut menggelar beragam kegiatan untuk peringatan HIMAS 2020. Ribuan komunitas adat tersebut menggelar beragam kegiatan kearifan lokal mulai dari memasak kuliner Nusantara, aksi penanaman pohon, ritual adat, gerakan berkebun, hingga seruan konservasi lingkungan.
"Banyak hal yang dilakukan oleh masyarakat adat yang ada di seluruh penjuru Nusantara dengan cara mereka masing-masing dan sangat beragam. Bahkan lokasi penyelenggaraannya pun unik, beragam dan menarik," kata Rukka.
Perayaan di tengah pandemi Corona (Covid-19), kata Rukka digelar sesuai aturan protokol Covid-19. Seperti membatasi kunjungan tamu dan jaga jarak. Persiapan dan koordinasi juga dilakukan secara online.
"Semuanya dilakukan secara baik dengan tetap mengikuti protokol kesehatan yang ada tentunya. Karena bentuk perayaan yang dilakukan tahun ini cukup berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, perayaan kali ini sangat menarik. Karena semua komunikasi perayaan dilakukan secara online," jelasnya.
Lebih lanjut, perayaan HIMAS juga digelar untuk kembali menyerukan harapan agar RUU Masyarakat Adat dan Kedaulatan Pangan segera disahkan.
"Video ucapan perayaan HIMAS 2020 dan desakan pengesahan RUU Masyarakat Adat banyak sekali yang masuk dan terus mengalir. Partisipasi kelompok-kelompok masyarakat di luar dari masyarakat adat sangat antusias," ujarnya. (mdk/hhw)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ribuan anak bermain bersama di Taman Blambangan dalam tajuk Festival Permainan Tradisional
Baca SelengkapnyaRatusan anak-anak terlihat ceria saat memainkan berbagai permainan tradisional seperti egrang bambu, terompah, egrang batok, gobak sodor, dan lainnya.
Baca SelengkapnyaRatusan anak muda antusias mengikuti kompetisi menyanyikan gending (lagu) daerah.
Baca SelengkapnyaPermainan babalonan sarung jadi media mengenalkan ibadah yang menyenangkan kepada anak
Baca SelengkapnyaFestival Kuwung yang masuk dalam agenda Banyuwangi Festival 2024 ini disambut antusias oleh ribuan warga.
Baca SelengkapnyaSalah satu seni pertunjukan paling meriah di Banyuwangi.
Baca SelengkapnyaSetiap tahunnya, ratusan anak muda antusias mengikuti event ini. Mereka antusias menyanyikan lagu daerah Using.
Baca SelengkapnyaTradisi khitanan ini unik, karena diiringi warga dengan keliling kampung sembari menabuh angklung.
Baca SelengkapnyaTak pakai sepatu, anak-anak di Kampung Cengkuk bermain bola dengan egrang bambu.
Baca SelengkapnyaPawai Dongdang dimeriahkan arak-arakan hasil bumi dan makanan yang dihias dalam beraneka bentuk dengan diiringi suara kendang, angklung dan pukulan lesung.
Baca SelengkapnyaPemkab Indramayu memiliki cara untuk menjaga warisan leluhur, yakni dengan memasukkan olahraga tradisional ke kurikulum sekolah.
Baca SelengkapnyaSeorang warganet mengabadikan keseruan itu dari jendela kamar kosnya.
Baca Selengkapnya