Heboh Pengurus BEM Lecehkan Mahasiswi Baru, Ini Penjelasan UNY
Dugaan pelecehan seksual itu berawal dari unggahan akun X @laavanyaisvara.
Terduga korban mengaku berulangkali mendapatkan ancaman dan kekerasan fisik.
Heboh Pengurus BEM Lecehkan Mahasiswi Baru, Ini Penjelasan UNY
Seorang mahasiswa yang merupakan anggota BEM di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) ramai dibicarakan di media sosial karena diduga melakukan pelecehan seksual kepada mahasiswi yang merupakan adik tingkatnya.
Dugaan pelecehan seksual itu berawal dari unggahan akun X @laavanyaisvara. Akun itu mengunggah dua tangkapan layar percakapan WhatsApp. Unggahan ini kemudian diunggah ulang akun X @UNYmfs.
Akun @laavanyaisvara memperlihatkan tangkapan layar percakapan WhatsApp yang diduga berasal dari dua orang. Dalam percakapan itu, ada mahasiswi yang mengaku mendapatkan pelecehan seksual dari kakak tingkatnya.
Terduga korban mengaku berulangkali mendapatkan ancaman dan kekerasan fisik. Dalam unggahan itu, terduga korban tidak menyebut identitas terduga pelaku secara gamblang. Namun, dia mencantumkan nomor induk mahasiswa (NIM).
Dari hasil penelusuran, NIM ini merujuk pada identitas seorang mahasiswa FMIPA UNY. Sosok ini berinisial MF yang merupakan anggota BEM FMIPA UNY.
Menanggapi kasus ini, Dekan FMIPA UNY Dadan Rosana pun angkat bicara. Dadan membeberkan pihaknya telah mengklarifikasi kepada pihak BEM FMIPA dan terduga pelaku.
"Kami sudah mengonfirmasi kasus ini kepada terduga pelaku. Terduga pelaku merasa tidak melakukan itu dan dia bersedia untuk dilakukan pemeriksaan digital forensik untuk mengetahui apakah kira-kira betul itu (perekaman) berasal dari perangkat digital yang dimilikinya,"
ucap Dadan, Sabtu (11/11).
merdeka.com
Dadan menyebut pihaknya dalam kasus dugaan pelecehan seksual ini berkomitmen untuk membantu korban. Hanya saja hingga saat ini, lanjut Dadan, pihak Dekanat FMIPA belum berhasil bertemu dengan terduga korban.
"Permasalahannya korban sangat sulit dilacak. Akunnya tidak jelas kemudian diupload oleh nama samaran yang tidak jelas juga. Sehingga apakah benar atau tidak kasus ini masih kami telusuri," ungkap Dadan.
"Kami tidak menutup mata. Sesuatu yang tidak benar ada kemungkinan benar sehingga kami harus menelusurinya dengan baik. Kalau benar-benar ada korban kami siap untuk membantunya," sambung Dadan.
Dadan memastikan pihak UNY akan memberikan bantuan baik psikologis maupun medis kepada terduga korban. Dadan juga menjamin kerahasiaan identitas terduga korban apabila mau melaporkan kasus dugaan pelecehan seksual itu.
"Kalau betul-betul ada korban dan korban mau melaporkan pada kami, kami ada namanya di UNY, Satgas Anti Kekerasan Seksual. Kita akan bantu semuanya baik itu dalam bentuk bantuan psikologis, bantuan medis termasuk bantuan pengamanannya,"
urai Dadan.
merdeka.com
Dadan membeberkan ada sejumlah kejanggalan yang ditemukan dalam unggahan yang viral itu. Dalam unggahannya, terduga korban yang mengaku sebagai mahasiswa baru ini mengatakan bertemu dengan terduga pelaku pada Februari 2023.
"Kami melakukan konsolidasi bahwa PKMB atau penerimaan mahasiswa baru itu baru pada Agustus 2023. Mereka (mahasiswa baru dengan kakak tingkat) seharusnya baru bertemu pada bulan Agustus. Sehingga ini ada indikasi mencurigakan," terang Dadan.
"Hanya sekali lagi tidak ingin menjustifikasi itu salah sebelum kami benar-benar menemukan kebenarannya yang sebenar-benarnya setelah digital forensik (pada perangkat digital terduga pelaku," imbuh Dadan.
Klarifikasi Terduga Pelaku
Sementara itu, terduga pelaku berinisial MF mengklarifikasi tudingan melakukan pelecehan seksual pada terduga korban seperti yang viral di media sosial.
"Saya izin klarifikasi, saya tidak pernah melakukan kekerasan seksual apapun dan kepada siapapun. Tuduhan itu, membuat saya sangat dirugikan. Saya siap menempuh jalur hukum," ucap MF.
MF menyebut dirinya siap untuk membuktikan tidak melakukan pelecehan seksual tersebut. MF juga mengaku siap apabila perangkat digitalnya yaitu handphone diperiksa.
"Silakan cek hp saya atau mau apapun silakan. Silakan ini (hp) dicek," terang MF.