Heboh Peta Wilayah Canggu Bali Diganti New Moscow Viral di Media Sosial
Polisi akan mendalami siapa yang membuat peta tersebut dan motifnya hingga viral di media sosial.
Pada peta tersebut tertulis satu daerah baru dengan bahasa Rusia, 'New Москва'
Heboh Peta Wilayah Canggu Bali Diganti New Moscow Viral di Media Sosial
Sebuah unggahan menyerupai tangkapan layar peta digital viral di media sosial. Peta digital itu tampak menggambarkan sejumlah wilayah di Pulau Bali.
Pada peta tersebut tertulis satu daerah baru dengan bahasa Rusia, 'New Москва' Disebutkan pula wilayah baru itu ada di daerah Canggu, Kecamatan Kuta Utara, Kabupaten Badung, Bali.
Penelusuran merdeka.com, pada titik yang tertulis “New Москва” itu memang wilayah Canggu, Kecamatan Kutai Utara, Kabupaten Badung, Bali. Hanya saja, sejauh ini tidak ada perubahan atau penambahan nama daerah baru pada wilayah Canggu seperti yang viral di media sosial.
Begitupun saat mengecek lewat aplikasi peta. Tidak tertera wilayah seperti yang tertulis pada tangkapan layar yang viral. Sehingga diduga kuat, gambar itu hasil editan.
Namun demikian, merdeka.com coba mengonfirmasi tangkapan layar yang viral tersebut pada camat dan pemkab terkait. Tetapi pertanyaan yang disampaikan belum mendapat respons.
Terpisah, Kabid Humas Polda Bali Kombes Pol Jansen Avitus Panjaitan mengatakan tangkapan layar peta digital itu akan didalami pihaknya.
"Peta itu, kita kan belum thau ini, kita kan dalami yang buat itu siapa atau hanya orang iseng-iseng," katanya.
Sepengetahuannya, tidak ada perubahan nama-nama tempat pada wilayah Canggu.
"Tapi, yang berlaku di Indonesia sendiri belum ada perubahan peta-nya masih (bernama) Canggu, diceks di google pun tidak ada nama sesuai yang dibuat dan di viralkan itu," kata Kabid Humas saat ditemui kawasan Canggu.
Ia juga menyebutkan, bahwa untuk peta itu pihaknya akan berkoordinasi dengan instansi dan para stakeholder terkait untuk mendalami hal tersebut.
"Apa kira-kira maksud tujuan keisengan itu. Tapi secara resmi secara legal, peta yang di wilayah hukum Indonesia sesuai yang sekarang, bukan yang viral itu. Makannya nanti dilihat kepentingan apa, apakah merugikan secara administratif atau bagaimana," ujarnya.
"Karena, kalau hanya penyebut-penyebutan saja kita akan dalami nanti. Apakah ada aturan hukum dilanggar di situ, kalau ada pelanggaran hukum siapapun pasti akan kami tindak, tapi sementara kita anggap itu (iseng)."