Hujan badai, dua petani tewas tersambar petir usai menanam padi
Merdeka.com - Dua warga Desa Wlahar Kulon Kecamatan Patikraja Banyumas Jawa Tengah, tewas tersambar petir di areal persawahan. Kedua orang itu yakni Slamet Badi (53), warga Desa Wlhaar Kulon RT 05/RW 01 dan Musirah (58), warga Desa Wlahar Kulon RT 08/RW 02 tewas tersambar petir saat akan beristirahat usai menanam padi.
Ketua Taruna Siaga Bencana (Tagana) Banyumas, Heriana Ady Candra mengatakan kedua korban sebelum kejadian sedang beristirahat di areal persawahan. Ady mengemukakan, sekitar pukul 13.00 WIB, korban pamit kepada keluarga untuk menanam padi di sawah.
"Namun, sekitar pukul 13.45 WIB, hujan deras disertai petir mengguyur dan kedua korban memutuskan untuk beristirahat. Sekira pukul 14.00 WIB, saat sedang membersihkan kaki, tiba-tiba petir langsung menyambar dan menyebabkan kedua korban meninggal dunia," ujarnya, Jumat (18/11).
-
Apa yang terjadi pada para petani? Mereka masih selamat meski mengalami luka bakar.
-
Siapa saja korban sambaran petir? Ketiga korban yakni dua orang ibu, FT (35) dan WR (30), dan seorang remaja laki-laki AR (18).
-
Siapa yang dimusnahkan oleh petani-pemukim? Sebuah studi baru mengungkap bahwa bangkitnya pertanian ini sebenarnya menyebabkan genosida tragis terhadap populasi pemburu-nomaden yang dimusnahkan oleh para petani-pemukim dalam beberapa generasi.
-
Di mana para petani berteduh? Ketiga petani yang tengah bekerja di sawah langsung berteduh di pondok.
-
Di mana tanaman padi terdampak kekeringan? Kepala Bidang Tanaman Dinpertan Kabupaten Cilacap, Mlati Asih Budiarti, mengatakan bahwa luas tanaman padi yang terdampak kekeringan di Kabupaten Cilacap bertambah menjadi 1.010 hektare.
-
Di mana tanaman padi di Banyumas yang terancam kekeringan? “Kami optimistis sebagian besar tanaman padi di Banyumas dapat diselamatkan. Meskipun saat ini msih ada yang panen, bahkan ada pula yang baru tanam khususnya di sekitar kaki Gunung Slamet karena memang di sana air selalu tersedia,“ ujar Jaka dikutip dari ANTARA pada Minggu (13/8).
Saat itu, jelas Ady, ada dua warga lain yang menyaksikan kejadian tersebut. Kedua saksi dengan dibantu warga lainnya, kemudian membawa pulang jasad korban dan melaporkan kejadian tersebut kepada pihak yang berwajib. "Setelah melapor, kemudian jasad kedua warga tersebut dibawa ke RSUD Banyumas untuk diperiksa. Dari hasil pemeriksaan, diketahui keduanya meninggal akibat tersambar petir," ucapnya.
Usai diperiksa, kedua jasad tersebut kemudian diserahkan kepada pihak keluarga untuk dimakamkan di pemakaman desa setempat. Dengan demikian, korban bencana alam yang terjadi di Banyumas, sejak Kamis (17/11) hingga Jumat (18/11) sudah berjumlah tiga orang meninggal, salah satu di antaranya merupakan warga Desa Watuagung Kecamatan Tambak, Silan ditemukan meninggal setelah terbawa arus banjir Sungai Manggis yang meluap pada Kamis (17/11).
Selain itu, lebih dari seratus rumah di kawasan Kecamatan Tambak Banyumas terendam banjir, akibat hujan deras yang terjadi sepanjang Kamis sore hingga malam hari. Dari data yang dirilis Desa Gebangsari, tercatat 300 rumah terendam banjir mulai ketinggian 20 centimeter hingga 50 centimeter.
Banjir juga terjadi di Desa Plangkapan, Prembun, Gumelar Kidul di Kecamatan Tambak. Pada Jumat siang, air banjir mulai surut dan warga yang sebelumnya mengungsi ke tempat aman sudah kembali ke rumah.
Tak hanya kawasan pemukiman, jalur lingkar Sumpiuh sempat ditutup untuk kendaraan roda empat karena beberapa talud penahan tebing ambrol. Kemudian, jalan utama penghubung dusun terpencil di Desa Watuagung, Dusun Plandi sempat tertutup sepanjang 20 meter akibat longsoran dari bukit berketinggian 10 meter. (mdk/eko)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ketiga korban tersambar petir saat menggarap sawah.
Baca SelengkapnyaSaat hujan, keempat santri tengah bermain handphone di dalam pondok pesantren.
Baca SelengkapnyaTiga petani di Desa Tanjung Alam, Lintang Kanan, Empat Lawang, Sumatera Selatan, disambar petir saat berteduh di pondok ketika hujan deras melanda kawasan itu.
Baca SelengkapnyaKeduanya tewas saat mereka mengerjakan pondasi sandaran tembok merajan atau tempat suci di Desa Mas, Kecamatan Ubud.
Baca SelengkapnyaKorban meninggal teridentifikasi atas nama Achir Bagus Dwi Ardhianto (12) dan Imam Suhada (53).
Baca SelengkapnyaTanah longsor menimpa Pesantren At-Taqwiim di Karangasem menyebabkan seorang santri meninggal dunia dan dua lainnya luka-luka.
Baca SelengkapnyaDua prajurit TNI itu tersambar petir saat berjaga di depan Pintu Delta 1 Mabes TNI.
Baca SelengkapnyaBencana longsor tersebut dipicu tingginya intensitas hujan yang menggujur kota Padang tanpa henti sejak Kamis (13/7) malam hingga Jumat (14/7) pagi.
Baca SelengkapnyaKronologinya berawal ketika para korban menggali batu di pertengahan tebing milik Jero Mangku Budi, sekitar pukul 09:00 WITA.
Baca SelengkapnyaSampan yang dinaiki para santri terbalik, tiga orang tenggelam dan dua orang selamat.
Baca SelengkapnyaBerikut potret dua TNI berjibaku selamatkan petani yang terseret arus deras sungai Lekukan.
Baca SelengkapnyaPetani pun harus merogok kocek lebih banyak untuk menyelamatkan tanaman padinya.
Baca Selengkapnya