ICW: Perkara yang ditangani Kejagung terkesan tertutup
Merdeka.com - Indonesia Corruption Watch (ICW) menilai transparansi dalam proses perjalanan perkara yang ditangani oleh Kejaksaan Agung terkesan tertutup. Hal ini justru dianggap akan menghilangkan kepercayaan masyarakat terhadap lembaga Adhyaksa tersebut.
"Sampai saat ini, kita mau akses sulit, penanganan perkara saja sudah sejauh mana kita sulit mengetahuinya. Bagaimana Kejaksaan bisa mendapatkan kepercayaan publik mengenai keterbukaan informasi penanganan perkara yang terintegrasi, dan kita juga menagih janji Jaksa Agung, mengenai Inpres 7 tahun 2015," kata peneliti ICW, Laola Easter, dalam diskusi Hari Bakti Adhyaksa ke-56 bertajuk 'Catatan Terhadap Kejaksaan RI' di kantor ICW, Kalibata, Jakarta Selatan, Minggu (24/7).
Dia menambahkan, seharusnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) tegas dalam mempercepat reformasi birokrasi di Kejaksaan. Selanjutnya pemerintah tidak boleh mengintervensi Kejaksaan dalam menangani sebuah perkara.
-
Kenapa Jokowi reshuffle kabinetnya? Presiden Joko Widodo kembali melakukan reshuffle kabinet menteri dan wakil menteri hari ini Senin (17/7).
-
Bagaimana Jokowi melakukan reshuffle? Presiden Joko Widodo kembali melakukan reshuffle menteri dan wakil menteri hari ini Senin (17/7).
-
Apa tren terbaru di kabinet Jokowi? Presiden Joko Widodo kembali melakukan reshuffle menteri dan wakil menteri hari ini Senin (17/7).
-
Apa yang bisa dilakukan Jokowi untuk kabinet Prabowo? Tak hanya memberikan pendapat, mantan Wali Kota Solo tersebut juga bisa memberikan usulan nama untuk kabinet mendatang.
-
Siapa yang Jokowi minta untuk segera selesaikan RUU Perampasan Aset? Jokowi menyebut, pemerintah telah mengajukan RUU perampasan aset kepada DPR. Kini tinggal DPR untuk menindaklanjuti RUU tersebut.
-
Apa yang Jokowi tunggu untuk pindah ke IKN? 'Juni, Juli, saya nunggu airport-nya jadi, jalan tolnya jadi. Kalau jalan tolnya jadi, airport-nya jadi (berkantor di sini),' tutur Presiden Jokowi.
"Jangan seolah-olah presiden lepas tangan melihat lambatnya proses reformasi di Kejaksaan, khususnya dalam tata kelola di lembaga tersebut," tegasnya.
Lebih jauh, Laola mengatakan, lembaga Kejaksaan tidak boleh diintervensi oleh siapapun. Hal ini untuk menjaga kepercayaan masyarakat terhadap penegakan hukum di Indonesia.
"Tidak boleh ada tekanan dari manapun, sehingga reformasi di Kejaksaan bisa berjalan dengan baik. Kita peduli dengan Kejaksaan, makanya harus ada perubahan," jelas Laola.
Dia menambahkan, Kejaksaan masih memiliki banyak 'pekerjaan rumah' yang harus dituntaskan. Yakni masih rendahnya anggaran perkara korupsi di Kejaksaan, pengawasan, dan kewenangan penanganan perkara.
"Masalah anggaran ini akan berpotensi pada kinerja Kejaksaan yakni kualitas penegakan hukum menjadi tidak maksimal, membuka praktik korupsi, kasus-kasus ditangani Kejaksaan menjadi terbengkalai. Pada akhirnya proses hukum menjadi terhambat," pungkasnya.
(mdk/sho)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dalam kesempatan itu, Jokowi menyoroti banyaknya pejabat dalam negeri ditangkap karena pidana korupsi.
Baca SelengkapnyaJokowi meyakini hal ini dapat memberikan efek jera untuk para koruptor dan mengembalikan kerugian negara.
Baca SelengkapnyaJokowi justru menilai KPK saat ini sudah bagus dan memiliki sistem baik.
Baca SelengkapnyaMenurutnya, kinerja KPK sudah sangat bagus. Sejumlah pejabat mulai ditangkap, melalui operasi tangkap tangan KPK.
Baca SelengkapnyaPresiden Joko Widodo menjawab usulan agar pimpinan KPK dinonaktifkan di tengah kasus dugaan pemerasan Mentan Syahrul Yasin Limpo.
Baca SelengkapnyaJokowi menyebut hingga saat ini masih marak kasus korupsi ditemukan di Indonesia.
Baca SelengkapnyaIsu yang beredar, mulai dari pembatalan kenaikan UKT yang tinggi, hingga masalah yang menyeret Kejaksaan Agung dan Polri
Baca SelengkapnyaRevisi UU Pilkada dinilai menguntungkan individu atau kelompok tertentu sehingga dianggap merupakan bentuk korupsi kebijakan.
Baca SelengkapnyaJokowi mendorong Kejaksaan Agung memanfaatkan kewenangan tersebut secara profesional dan bertanggung jawab.
Baca SelengkapnyaMegawati menilai fungsi MK kini tidak digunakan dengan baik karena intervensi kekuasaan.
Baca SelengkapnyaKejaksaan Agung diminta tidak lengah sekalipun mendapatkan kepercayaan publik tinggi.
Baca SelengkapnyaPresiden Joko Widodo (Jokowi) menjawab isu perombakan kabinet atau reshuffle kabinet yang beredar di publik.
Baca Selengkapnya