Ini alasan petani cabai rawit di Bantul gratiskan hasil panen
Merdeka.com - Seorang petani cabai rawit, Widiodo (25) menggratiskan warga untuk memetik hasil panennya. Petani asal Dusun Kalipakem, Desa Seloharjo, Kecamatan Pundong, Bantul ini selain meniatkan untuk bersedekah, juga sebagai bentuk keprihatinannya anjloknya harga cabai rawit di pasaran.
"Daripada dijual mending disedekahkan. Sebab dijual pun juga rugi," ungkap Widodo, Sabtu (16/9).
Widodo menuturkan saat ini harga cabai rawit sedang anjlok. Anjloknya harga cabai rawit ini membuat para petani merugi karena biaya menanam hingga panen tidak bisa ditutup dengan hasil penjualan.
-
Di mana petani bawang merah Brebes panen? Sejumlah petani bawang merah melakukan panen di ladangnya di Brebes, Jawa Tengah, Kamis (11/1/2024).
-
Bagaimana Pemkot membantu para petani? Pemerintah melalui PPL (Penyuluh Pertanian Lapangan), membantu mulai dari media tanam, bibit, pupuk, hingga instalasi hidroponik.
-
Bagaimana cara petani Sukomakmur menjual hasil panen? Untuk penjualan, di Desa Sukomakmur para petani sudah punya pembelinya sendiri.
-
Siapa yang membantu petani rempah? “Kami menindaklanjuti MoU dengan Sido Muncul beberapa waktu lalu. Isi kerjasamanya, melingkupi para petani penghasil rempah yang tergabung dalam koperasi akan menjadi bagian dari rantai di industri jamu Sido Muncul,“ kata Menkop dan UKM, Teten di Pabrik Sido Muncul.
-
Apa yang ditemukan oleh petani tersebut? Artefak yang dia temukan berupa batu besar berbentuk agak bulat dan ada tiga retakan terlihat di batu itu sehingga membuat benda itu mirip jamur.
-
Bagaimana petani di DIY mendapat bantuan? Pada tahun 2024 ini, Pemda DIY menggelontorkan Rp131,4 miliar Bantuan Keuangan Khusus (BKK) yang diambil dari Dana Keistimewaan. Dana sebesar itu digunakan salah satunya untuk penanggulangan kemiskinan untuk para buruh tani.
"Tiap satu kilogram cabai rawit hanya dihargai Rp 4 ribu sampai Rp 5 ribu. Harga jual segitu dipastikan para petani merugi. Biaya (tenaga) petik satu orang itu Rp 50 ribu, padahal dalam sehari tukang petik (cabai rawit) maksimal dapat 12 kilogram. Kalau 12 kilogram cabai rawit dikalikan Rp 4 ribu, cuma dapat Rp 48 ribu, buat biaya tukang petik saja tidak cukup," ulas Widodo.
Anjloknya harga jual cabai rawit, lanjut Widodo membuat para petani erugi. Untuk itu diperlukan campur tangan pemerintah karena fenomena anjloknya harga komoditas pertanian selalu terjadi saat panen.
Widodo mengeluhkan biaya produksi yang tinggi untuk komoditas pertanian membuat banyak petani merugi. Biaya produksi yang dimaksud diantaranya adalah harga pupuk, bibit dan ongkos tenaga panen.
"Yang jelas kita butuh perhatian (pemerintah). Masak iya kejadian yang sama terus berulang, apa saja (pas panen raya) harganya anjlok, padahal biaya tanam itu mahal," tutup Widodo.
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Awalnya, petani setempat pesimis dapat menghasilkan cabai yang bagus meski mereka mengikuti caranya bertanam.
Baca SelengkapnyaNormalnya, harga cabai rawit di tingkat petani berkisar antara Rp10.000 hingga Rp15.000 per kilogram.
Baca SelengkapnyaHarga cabai merah turun seiring hasil panen yang melimpah di Boyolali.
Baca SelengkapnyaKisah petani pisang yang buka jalan rezekinya dengan cara bersedekah.
Baca SelengkapnyaHeru Winoto jatuh cinta dengan dunia pertanian karena orang tuanya petani. Kini ia punya satu hektare lahan cabai. Dari modal Rp15 juta kini untung Rp125 juta.
Baca SelengkapnyaSebuah video memperliahtkan seorang petani pepaya california yang panen melimpah tapi tidak ada yang beli.
Baca SelengkapnyaPara petani cabai di Jember tak bisa menikmati hasil panen seutuhnya
Baca SelengkapnyaDari pemanfaatan lahan di kolong Tol Becakayu, warga dapat memanen cabai sebanyak 300 kilogram.
Baca SelengkapnyaYang mengalami kenaikan signifikan adalah cabai merah kini dibanderol Rp60.850 per kg, naik 10,64 persen dari sebelumnya.
Baca SelengkapnyaSeorang pedagang bakso asa Wonogiri merinding saat dagangannya diborong.
Baca SelengkapnyaMenteri Perdagangan Zulkifli Hasan menilai harga cabai rawit sebesar Rp23.000 per kg di pasar Malangjiwan di Karanganyar, Jawa Tengah terlampau murah.
Baca SelengkapnyaKeterlibatan PNM dalam mendorong kemandirian pangan di desa akan terus digenjot.
Baca Selengkapnya