Ini Penyebab Dampak Bencana 2021 Meningkat Signifikan
Merdeka.com - Dampak bencana pada 2021 meningkat signifikan dibandingkan dengan 2020. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat ada tiga penyebabnya.
Pertama, sejumlah bencana yang terjadi tidak dapat diprediksi. Di antaranya gempa Mamuju, Siklon Tropis Seroja Nusa Tenggara Timur, dan awan panas guguran Semeru.
"Kenapa korbannya lebih banyak? Betul tadi karena ada peristiwa unpredictable seperti gempa bumi, siklon tropis, dan sebagainya," kata Sekretaris Utama BNPB, Lilik Kurniawan, dalam konferensi pers yang disiarkan melalui YouTube BNPB Indonesia, Jumat (31/12).
-
Mengapa kemacetan di Jakarta berkurang? Karena, fenomena kemacetan saat jam pulang kerja terjadi karena aktivitas kegiatan menjelang buka puasa.
-
Apa yang dilakukan BNPB untuk antisipasi bencana? Kesiapsiagaan dalam pengecekan perangkat untuk mendeteksi bencana merupakan langkah antisipasi yang dilakukan oleh BNPB dan pihak terkait lainnya.
-
Apa saja jenis bencana alam di Indonesia? Berikut kami rangkum apa saja macam-macam bencana alam dan penyebabnya yang umum terjadi. Daftar Macam-Macam Bencana Alam dan Penyebabnya 1. Tanah Longsor
-
Kapan angka stunting di Cianjur menurun? Berdasarkan data yang diperoleh pemkab, penurunan terjadi sebesar 13 persen, dari sebelumnya 37 persen.
-
Dimana angka stunting di Klungkung turun? “Ini merupakan tanda penghormatan yang ke 6 yang berhasil saya dapatkan. Penghargaan tahun ini diraih berkat berbagai gebrakan yang telah dilakukan dan kerjasama dalam memerangi dan menurunkan angka stunting. Bersama Tim Penggerak PKK dan sejumlah OPD, termasuk juga pembentukan tim percepatan penanganan stunting sehingga angka stunting bisa turun dari 19 persen menjadi 7 persen,“
-
Kenapa bintang jumlahnya berkurang? Apa yang menyebabkan bintang jumlahnya berkurang dan tak indah lagi? Karena bintang terindah ada dimatamu
Penyebab kedua, risiko terdampak bencana terus meningkat, seperti jumlah penduduk. Berdasarkan data statistik, jumlah penduduk yang tinggal di kawasan rawan bencana bertambah setiap tahun.
Ketiga, daya dukung lingkungan menurun sehingga memperparah kejadian bencana. Dia mengambil contoh lingkungan yang mulai rusak dan bangunan rapuh berkontribusi pada meningkatnya korban bencana.
"Daya dukung lingkungan yang cenderung untuk kemudian memperparah bencana-bencana yang ada," ujarnya.
Bencana di 2021 Menurun
Sebelumnya, BNPB melaporkan jumlah kejadian bencana pada 2021 menurun 33,5 persen dari 2020. Pada 2020, kejadian bencana mencapai 4.649, kini hanya 3.092.
Kejadian bencana terbanyak pada 2021 merupakan banjir mencapai 1.298. Kemudian disusul cuaca ekstrem 804, tanah longsor 632, karhutla 265, gelombang pasang dan abrasi 45, gempa bumi 32, kekeringan 15, dan erupsi gunung api 1.
"Sesungguhnya, yang dominan di 2021 adalah bencana hidrometeorologi basah," kata Lilik.
Menurutnya, bencana terbanyak terjadi di Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Aceh. Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Sumatera Utara, Riau, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, dan Sulawesi Selatan juga mencatat kejadian bencana cukup tinggi.
Meski kejadian bencana di 2021 menurun, dampaknya justru meningkat signifikan. Lilik mencatat, korban meninggal dunia akibat bencana pada 2021 naik 76,9 persen. Pada 2020, korban meninggal dunia hanya 376, kini menjadi 665.
Korban luka-luka juga naik signifikan dari 619 pada 2020 menjadi 14.116 di 2021. Korban mengungsi juga meningkat, dari 2020 hanya 6.796.334 menjadi 8.426.609 pada 2021.
"Demikian juga rumah rusak dari 65.744 pada 2020 menjadi 142.179 di 2021," jelasnya.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dalam catatan BPS, garis kemiskinan pada Maret 2024 ditetapkan sebesar Rp582.932 per kapita. Angka ini naik 5,9 persen dibandingkan Maret 2023.
Baca SelengkapnyaDitlantas Polda Riau mencatat ada sebanyak 153.100 kasus pelanggaran lalu lintas. Angka ini turun sebesar 41.706 kasus atau 21,4 persen dibandingkan tahun lalu.
Baca SelengkapnyaBPS Jakarta mencatat angka penduduk miskin di Jakarta pada Maret 2024
Baca SelengkapnyaJumlah penduduk miskin pada Maret 2023 sebesar 25,90 juta orang, menurun 0,46 juta orang terhadap September 2022.
Baca SelengkapnyaAda 711.532 kasus pelanggaran lalu lintas yang terjadi. Hal ini menurun dibanding tahun 2023 yang mencapai 817.069 pelanggaran.
Baca SelengkapnyaJumlah tersebut mengalami kenaikan dibanding tahun 2023, yang hanya berjumlah 57.157.
Baca SelengkapnyaMeski penurunan sudah cukup signifikan, KLHK tidak memungkiri masih marak penebangan hutan di Indonesia.
Baca SelengkapnyaKasus DBD tertinggi yakni Kabupaten Tabanan, Kabupaten Gianyar dan Kabupaten Badung
Baca SelengkapnyaSementara untuk luka berat pada mudik dan lebaran tahun ini mengalami kenaikan. Aan mengungkap trend luka berat pemudik hingga 533.
Baca SelengkapnyaKapolda Jawa Barat, Irjen Akhmad Wiyagus menyatakan bahwa penurunan angka kecelakaan berada di angka 6 persen dibandingkan tahun 2022.
Baca SelengkapnyaHingga minggu ke-12 di tahun 2024, ditemukan sebanyak 43.271 kasus DBD dengan total jumlah kematian sebanyak 343 jiwa.
Baca SelengkapnyaSebanyak 4.785.898 deteksi ancaman daring berhasil diblokir selama periode April hingga Juni tahun ini.
Baca Selengkapnya