Insiden Papua, harusnya polisi persuasif bukan langsung tembak
Merdeka.com - Persekutuan Gereja dan Lembaga Injili Indonesia (PGLII) yang menaungi Gereja Injili di Indonesia (GIDI) angkat bicara soal insiden pembakaran musala di Kabupaten Tolikara, Papua,Jumat (17/7). Ketua Umum PGLII Rony Mandang menegaskan, insiden di Papua bukan pertikaian antar agama.
"Masyarakat di sana merasa tidak jadi tuan sendiri di Papua. Mereka harusnya tampil sebagai anak bangsa," kata Roni di kantor Persekutuan Gereja Indonesia (PGI) Salemba, Jakarta Pusat, Sabtu (18/7).
Rony menuturkan, berdasarkan kronologi yang diperoleh dari Jemaat GIDI di Papua, insiden itu justru dipicu tindakan aparat yang tidak mengedepankan musyawarah saat massa dari GIDI mulai berdatangan ke halaman Koramil 1702/JWY, lokasi yang dipakai menjalankan Salat Id.
-
Siapa korban kebakaran? Atas kejadian itu, mengakibatkan satu orang meninggal dunia atas nama Cornelius Agung Dewabrata (59).
-
Siapa yang menjadi korban serangan udara di masjid? Serangan itu menewaskan 30 orang dan melukai puluhan lainnya, termasuk anak-anak.
-
Siapa korban tewas terbakar? Nasib tragis menimpa Anton (40), warga Dusun Darungan, Desa Kandangan, Kecamatan Srengat, Kabupaten Blitar, yang tewas dalam kebakaran rumahnya.
-
Kenapa polisi bakar polisi? 'Yang menjadi catatan dari peristiwa ini adalah pertama motif. Motifnya adalah saudara Briptu Rian sering menghabiskan uang belanja yang harusnya dipakai untuk membiayai hidup ketiga anaknya, mohon maaf, ini dipakai untuk main judi online,' ujarnya, Minggu (9/6).
-
Apa yang dibakar polisi? 'Yang menjadi catatan dari peristiwa ini adalah pertama motif. Motifnya adalah saudara Briptu Rian sering menghabiskan uang belanja yang harusnya dipakai untuk membiayai hidup ketiga anaknya, mohon maaf, ini dipakai untuk main judi online,' ujarnya, Minggu (9/6).
-
Siapa yang bakar polisi? Dalam kasus ini, Briptu FN sendiri telah ditetapkan sebagai tersangka oleh Penyidik Reknata Ditreskrimum Polda Jatim. Ia pun dijerat dengan pasal tentang Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT).
"Saat mereka datang, aparat tidak mengedepankan berbicara dari hati ke hati. Itu yang kami sayangkan. Mereka katanya langsung membuat tembakan peringatan dan yang menyebabkan 11 warga luka-luka, satu orang tewas. Ini yang memicu kemarahan," jelas Rony.
Pihak kepolisian dianggap melakukan pembiaran atas insiden di Tolikara. Tembakan polisi justru dipandang sebagai tindakan provokatif.
"Aparat mestinya tahu, karena yang dituding menyerang anggota kami (GDII)," katanya.
Terlepas dari itu, pihaknya tetap mengecam insiden Papua karena mencederai kerukunan umat beragama secara nasional. Dia berharap petugas kepolisian mengusut persoalan ini lebih dalam.
"PGLII meminta kepada pemerintah untuk mendalami akar masalah ini. Apakah peristiwa ini merupakan rasa frustasi dari masyarakat yang tersisih? Ini yang harus diketahui terlebih dahulu," tegasnya. (mdk/noe)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Polrestabes mengklaim bahwa kematian siswa SMKN 4 Semarang, karena hendak tawuran.
Baca SelengkapnyaBentrokan dua kelompok warga di di Kompleks Perumahan Pemda, Maluku Tenggara menyebabkan satu pelajar tewas.
Baca SelengkapnyaSeorang warga Kelurahan Tenda, Kecamatan Hulonthalangi, Kota Gorontalo inisial MH (47) meregang nyawa usai terkena peluru panas polisi.
Baca SelengkapnyaAkibat peristiwa itu, anggota Polres Jakpus mengalami luka robek pada bagian kepala.
Baca SelengkapnyaTeror di Papua: Satu Warga Meninggal Terkena Tembakan dan Dua Warga Luka Tembak
Baca SelengkapnyaDalam insiden itu diketahui telah membuat satu orang warga sipil bernama Raden Barus (61) meninggal dunia dan delapan warga lainnya mengalami luka-luka.
Baca SelengkapnyaKedua korban tersebut langsung dievakuasi menuju RSUD Nabire untuk dilakukan penanganan medis lebih lanjut.
Baca SelengkapnyaSaat ini situasi di Distrik Bomakia kembali aman dan kondusif masyarakat kembali aktivitas seperti biasanya.
Baca SelengkapnyaTak hanya anggota polisi, OTK juga menembak seorang warga sipil.
Baca SelengkapnyaDia mengklaim, penembakan itu terjadi saat tawuran di sekitar wilayah Simongan, Semarang Barat, pada Minggu (24/11) dini hari.
Baca SelengkapnyaKKB terus menebar teror. Termasuk pilot Susi Air yang disandera masih mereka tawan. Penyanderaan sudah dilakukan hampir lima bulan.
Baca SelengkapnyaBerikut tampang OPM pembunuh dan pembakar warga sipil di Distrik Paniai Timur Papua.
Baca Selengkapnya