Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Irjen Napoleon Sebut Nama Pimpinan DPR Azis Syamsuddin di Sidang Red Notice

Irjen Napoleon Sebut Nama Pimpinan DPR Azis Syamsuddin di Sidang Red Notice azis syamsuddin diperiksa KPK jadi saksi kasus e-KTP. ©2018 Merdeka.com/liputan6.com

Merdeka.com - Mantan Kadiv Hubinter Polri Irjen Napoleon Bonaparte membeberkan percakapan yang ketika dirinya pertama kali dipertemukan oleh Tommy Sumardi saat diperkenalkan oleh Brigjen Prasetijo Utomo. Ketika diminta mengecek status red notice terpidana korupsi cassie Bank Bali Djoko Tjandra.

Napoleon yang saat itu dihadirkan sebagai saksi dalam sidang perkara rednotice atas terdakwa Djoko Tjandra di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Pusat pada Kamis (10/12). Menceritakan perbincangan terkait 'urusan bintang 3, bintang 1 keluar dulu' yang kala itu diucapkan Tommy Sumardi untuk meminta Brigjen Prasetijo keluar.

"Dia (Tommy) bawa tiga nama besar saat itu, mungkin ini yang dia tidak ingin didengar Prasetijo jadi mengatakan 'Ini urusan bintang 3, bintang 1 keluar dulu'. Loh kok mau Prasetijo bintang 1 keluar tapi saya paham Prasetijo adalah pejabat di Bareskrim jadi mau disuruh keluar dan bahasanya sudah seperti teman," kata Napoleon.

Percakapan tersebut berlangsung ketika awal April di ruangannya di Gedung TNCC Mabes Polri yang saat itu menjadi pertemuan awal antara Napoleon dan Tommy Sumardi.

"Saya ingin tahu siapa, jadi orang pertama yang disebut dan katanya betul, dia cerita utusan dan dekat dengan Kabareskrim (Komjen Pol Listyo Sigit Prabowo) dengan menunjukkan foto," ujarnya.

"Selanjutnya dia menunjukkan foto ngelola dapur umum di Tanah Abang dan Menteng katanya untuk korban Covid-19. Setiap hari dia siapkan 6.000 nasi bungkus," sambungnya.

"Terakhir, Dia menelepon Azis Syamsuddin, Wakil Ketua DPR dan menyerahkan HP-nya ke saya. Telepon ini saya pahami, kalau orang ini meyakinkan saya untuk permintaannya tolong dilayani karena pertama membawa jenderal dan menunjukkan kedekatannya dengan Kabareskrim walau saya tahu dia itu adik kelas, kemudian ingin menunjukkan yang lebih besar lagi yaitu Pak Azis Syamsuddin juga petinggi pejabat negara," bebernya.

Dari percakapan tersebut, Napoleon menjelaskan kalau permintaan Tommy Sumardi yaitu untuk meminta dirinya mengecek status red notice Djoko Tjandra di interpol.

"Lalu saya katakan, saya lihat dulu apakah masih masuk di red notice atau tidak, kalau masih terdaftar tidak mungkin saya sampaikan ke dia," ujar Napoleon.

Napoleon Tak Pernah Terima Uang Dari Tommy

Atas perjumpaan tersebut, kemudian majelis hakim menanyakan apakah Napoleon pernah menerima sesuatu dari Tommy Sumardi, termasuk uang yang sebagaimana dalam dakwaan telah diberikan secara berkala dari Tommy.

"Tommy Sumardi sudah kami periksa berikan uang ke saudara beberapa kali, 200 ribu dolar Singapura san USD70 ribu itu setara Rp7 miliar, apakah betul keterangan itu?," tanya Jaksa.

"Tidak pernah terima (uang), tidak terima juga dari bawahan saya. Saya sejak pertama kali mendengar (pemberian) itu sebetulnya ingin punya waktu klarifikasi dengan Tommy. Tapi saat itu saya masih menjabat Kadivhubinter, tapi saya tahu beliau (Tommy) dijaga ketat oleh petugas tidak berseragam anggota Polri," ungkap Napoleon.

"Intinya saudara tidak menerima uang dari Tomny Sumardi artinya, saya ingatkan Saudara sudah disumpah ya?," tanya hakim kembali.

"Ya benar yang mulia saya tidak terima," timpal Napoleon.

Prasetijo Sempat Diminta Keluar oleh Tommy Sumardi

Sebelumnya, setelah adanya permintaan dari Tommy Sumardi untuk diperkenalkan oleh Kadiv Hubinter yang saat itu dijabat Irjen Napoleon Bonaparte. Brigjen Prasetijo Utomo lalu membawa Tommy ke ruang kerja Napoleon di Gedung TNCC Polri. Tiba di ruangan, Prasetijo lantas mengenalkan Tommy pada Napoleon dengan sapaan Pak Haji.

"Mohon izin jenderal seperti apa yang saya telepon ini yang namanya Pak Haji Tommy," tutur Prasetijo di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Pusat, Kamis (10/12).

Tak lama berselang, Prasetijo diminta untuk keluar dari ruangan oleh Tommy. Dalam persidangan, Prasetijo mengaku tidak mengetahui isi pertemuan antara Tommy dan Napoleon.

"Saya ngobrol biasa saja, terus beberapa waktu kemudian saya diminta keluar sama Haji Tommy 'Pras ini urusan bintang 3, bintang 1 keluar dulu," lanjutnya.

Mendengar perkataan dari Tommy, lantas Prasetijo keluar dan tidak mengetahui perbincangan yang dilakukan antara Tommy dan Napoleon.

Dalam perkara ini, Djoko Tjandra didakwa melanggar Pasal 5 ayat (1) huruf a atau b atau Pasal 13 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 Tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP Jo. Pasal 65 ayat (1) dan (2) KUHP.

Selanjutnya, Prasetijo didakwa melanggar Pasal 5 ayat 2 juncto Pasal 5 ayat 1 huruf a atau b Undang-Undang (UU) Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (selanjutnya disebut UU Tipikor) juncto Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP dan/atau Pasal 11 atau Pasal 12 huruf a atau b UU Tipikor juncto Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP.

Kemudian, Napoleon didakwa melanggar Pasal 5 ayat 2 juncto Pasal 5 ayat 1 huruf a atau b Undang-Undang (UU) Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (selanjutnya disebut UU Tipikor) juncto Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP dan/atau Pasal 11 atau Pasal 12 huruf a atau b UU Tipikor juncto Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP.

Sedangkan, Tommy Sumardi didakwa melanggar Pasal 5 ayat (1) huruf a atau b atau Pasal 13 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 Tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP Jo. Pasal 65 ayat (1) dan (2) KUHP.

(mdk/rhm)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
KPK Yakin Dewas Bekerja Profesional Usut Laporan Pihak Hasto Buntut Penyitaan Ponsel
KPK Yakin Dewas Bekerja Profesional Usut Laporan Pihak Hasto Buntut Penyitaan Ponsel

KPK tak mempermasalahkan pelaporan ke Dewas tersebut, karena laporan tersebut adalah hak dan bentuk dari pengawasan masyarakat.

Baca Selengkapnya
KPK Periksa Eks Wakil Ketua DPR Azis Syamsuddin Terkait Kasus Pencucian Uang
KPK Periksa Eks Wakil Ketua DPR Azis Syamsuddin Terkait Kasus Pencucian Uang

Azis Syamsuddin merupakan mantan terpidana kasus korupsi.

Baca Selengkapnya
Respons Puan Maharani Soal Pengakuan Agus Rahardjo Diperintah Jokowi Hentikan Kasus Korupsi e-KTP
Respons Puan Maharani Soal Pengakuan Agus Rahardjo Diperintah Jokowi Hentikan Kasus Korupsi e-KTP

Sebelumnya, Agus Rahardjo mengungkapkan dirinya pernah dipanggil dan diminta Presiden Jokowi untuk menghentikan penanganan kasus korupsi pengadaan e-KTP

Baca Selengkapnya
Wasekjen PDIP Blak-blakan Usai Diperiksa KPK Terkait Kasus DJKA Kemenhub
Wasekjen PDIP Blak-blakan Usai Diperiksa KPK Terkait Kasus DJKA Kemenhub

Yoseph Aryo Adhie menyatakan dirinya baru menjalankan tugas warga negara sebagai saksi di KPK.

Baca Selengkapnya
Ini Nama SYL di Kontak Ponsel Biduan Nayunda, Pakai Singkatan
Ini Nama SYL di Kontak Ponsel Biduan Nayunda, Pakai Singkatan

Nayunda diangkat menjadi pegawai honorer bergaji Rp4,3 juta oleh anak SYL tapi cuma 2 kali masuk kerja

Baca Selengkapnya
Menkominfo Didesak Mundur Buntut PDNS Diretas, NasDem Singgung Menterinya yang Tak Neko-Neko Dicopot
Menkominfo Didesak Mundur Buntut PDNS Diretas, NasDem Singgung Menterinya yang Tak Neko-Neko Dicopot

NasDem menanggapi soal desakan mundur terhadap Menkominfo Budi Arie Setiadi imbas kasus serangan siber pusat data nasional.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Pengacara Hasto PDIP Tak Terima Cara Kasar KPK Geledah dan Sita HP
VIDEO: Pengacara Hasto PDIP Tak Terima Cara Kasar KPK Geledah dan Sita HP

Hasto mengaku sempat berdebat dengan penyidik, karena ada yang bertentangan dengan aturan di dalam KUHAP.

Baca Selengkapnya
Megawati Sentil Penyidik KPK, Nawawi Pomolango Pasang Badan: Kami Pimpinan yang Bertanggung Jawab
Megawati Sentil Penyidik KPK, Nawawi Pomolango Pasang Badan: Kami Pimpinan yang Bertanggung Jawab

Ketua Sementara KPK Nawawi Pomolango siap pasang badan untuk membela anak buahnya

Baca Selengkapnya
VIDEO: Debat Panas KPK Vs Hasto PDIP saat Sita HP Terkait Kasus Harun Masiku
VIDEO: Debat Panas KPK Vs Hasto PDIP saat Sita HP Terkait Kasus Harun Masiku

Dalam pemeriksaan itu, terjadi debat panas saat KPK melakukan penyitaan ponsel milik Hasto

Baca Selengkapnya
Staf Sekjen PDIP Penuhi Panggilan KPK Terkait Kasus Harun Masiku
Staf Sekjen PDIP Penuhi Panggilan KPK Terkait Kasus Harun Masiku

Kusnadi memenuhi panggilan penyidik lembaga antirasuah dengan masih adanya rasa trauma.

Baca Selengkapnya