Jarang Terjadi, Pasutri Ini Tarung di Pilkades, Suami Ketakutan Dibikin Keok
Warga tak masalah dengan majunya pasutri dalam kontestasi pilkades karena tidak ada warga yang mau.
Namun demikian, sang suami mengaku optimis bisa menang.
Jarang Terjadi, Pasutri Ini Tarung di Pilkades, Suami Ketakutan Dibikin Keok
Ada hal unik di Pilkada Desa Panca Mulya, Kecamatan Sungai Bahar, Kabupaten Muaro, Jambi. Dua calon kepala desa (kades) merupakan pasangan suami dan istri (Pasutri) kini menjadi rival di pencalonan pilkades serentak.
Total suara penduduk desa Panca Mulya lebih kurang 1.920 suara. Inilah yang keduanya akan perebutkan.
Salah satu calon Kepala Desa Panca Mulya, Ahmad Barizi mengatakan, persiapan maju untuk pilkades saat ini lebih menantang dari tahun sebelumnya karena rivalnya istri sendiri.
"Ia orang rumah saya jadi lawan saya, penuh dengan cemas dan takut jika istri saya yang menang. Tapi saya tetap optimis bisa mengalahkan rival saya masyarakat masih percaya kepada saya," katanya, saat ditemui oleh Merdeka.com pada Rabu (25/10) di Desa Panca Mulya.
Ahmad menjelaskan awal cerita istrinya juga maju sebagai calon kades. Bermula dari sepinya pendaftar sehingga majulah sang istri.
Semula, istri Ahmad juga tak mau. Tetapi seteah dibujuk dengan alasan memajukan desa, akhirnya menerima tawaran itu.
"Jadi mau istri saya karena sudah berembuk untuk memajukan Desa ini," ujarnya.
"Jika pun istri saya menang di Pilkades Panca Mulya ini saya tetap mendukung istri saya. Namun ada sedikit ketakutan juga lawan istri sendiri ini," kata Ahmad.
Pengakuan berbeda disampaikan Sri Rezi Sulasmara. Pengakuannya, ingin maju pilkades karena ingin melawan suaminya.
"Saya maju untuk melawan suami. Karena ingin membuktikan dari kaum perempuan bahwa bisa memimpin dan juga bisa memajukan desa lebih maju lagi," kata Sri.
Dia sangat optimis bisa mengalahkan rivalnya yang tak lain adalah suaminya suaminya. Namun jika pun suami menang, dia tetap mendukung.
Sri mengatakan pagi tadi dirinya datang ke TPS bersama suami.
"Ya kami tadi kesana meminta izin dengan orang tua untuk melakukan pencoblosan di TPS," katanya.
Warga Desa Panca Mulya, Mulyadi (70) tidak adanya pasutri ini maju sebagai pilkades. Apalagi, warga lainnya juga tidak ada yang ingin mju.
"Saya sudah puluhan tahun tinggal di Desa Panca Mulya, baru ini ada pasutri yang ingin menjadi Kepala Desa," katanya saat ditemui pada Rabu (25/10).
Saat ini masyarakat Desa Panca Mulya masih berdatangan ke bilik suara untuk menentukan pilihan mereka, untuk selesai pencoblosan suara akan ditutup pada pukul 02.00 WIB.