Jelang Libur Nataru, Tempat Wisata di Garut akan Disterilkan dari Preman

Merdeka.com - Kapolres Garut, AKBP Wirdhanto Hadicaksono mengatakan pihaknya akan mensterilkan seluruh tempat wisata dari ancaman premanisme. Dalam proses tersebut, tim satuan tugas penegakan hukum akan diterjunkan ke lapangan.

Wirdhanto menjelaskan bahwa terkait larangan premanisme sudah ada dalam surat edaran yang dikeluarkan oleh Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Garut bersama sejumlah unsur lainnya.

“Dalam surat edaran itu salah satunya melarang segala jenis tindakan premanisme, baik yang bisa menghambat arus lalu lintas, upaya pemaksaan terhadap pengguna jalan, termasuk di objek wisata, memaksa dengan mencuci mobil, termasuk menjual air mineral itu dilarang,” jelas Wirdhanto, Jumat (23/12).

Untuk mengantisipasi hal tersebut, pihaknya sudah membuat tim Satgas Penegakan Hukum yang saat ini sudah mulai bertugas. Dalam prosesnya, tim tersebut akan mengedepankan penegakan peraturan daerah kaitan dengan mengganggu ketertiban umum.

Oleh karena itu, dia memastikan akan mensterilkan jalur yang akan dilalui oleh pengguna jalan termasuk tempat wisata dari aksi premanisme.

“Kami sudah berkoordinasi dengan Pengadilan negeri Garut, (pelaku aksi premanisme) akan langsung ditindak pidana ringan, hukumannya tiga bulan kurungan,” tegasnya.

Dia mengungkapkan setiap tindakan yang merugikan masyarakat, termasuk wisatawan apalagi disertai dengan pemaksaan akan ditindak oleh polisi.

“Bila pemilik tempat wisata atau wisatawan ada yang mengetahui atau menjadi korban bisa langsung lapor ke kami. Kita akan tindak semua,” ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Garut AKP Deni Nurcahyadi menyebut bahwa tim Satgas Penegakan hukum dipastikan akan memberantas premanisme di Kabupaten Garut.

“Bahkan dari sebelum dimulainya operasi Nataru, Satgas Gakkum melakukan ops pekat,” sebutnya.

Selama musim libur natal dan tahun baru, Deni mengatakan bahwa tim Satgas Gakkum akan mobile ke daerah-daerah yang sebelumnya sudah dipetakan dan dinyatakan rawan dari ancaman premanisme, khususnya perkotaan Garut dan tempat-tempat wisata.

“Apabila masyarakat menemukan kejahatan jalanan segera melaporkan ke kami,” pungkasnya.