Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Jenderal Tito sebut pemblokiran Telegram atas rekomendasi Polri

Jenderal Tito sebut pemblokiran Telegram atas rekomendasi Polri Pengguna WhatsApp eksodus ke Telegram. ©2014 Merdeka.com

Merdeka.com - Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengakui rekomendasi pemblokiran aplikasi percakapan Telegram salah satunya berasal dari Polri. Tito menyebut Polri dan Pemerintah telah melakukan analisis intelijen yang cukup lama sebelum memblokir aplikasi buatan Rusia itu. Telegram disebut sebagai kanal favorit dari para teroris untuk merencanakan aksi teror.

"Iya salah satunya (rekomendasi Polri). Saya hasil analisis intelijen kita yang cukup lama," kata Tito usai acara peresmian Akademi Bela Negara (ABN) Partai NasDem di Pancoran, Jakarta, Minggu (16/7).

Tito menuturkan, saat ini pola pergerakan aksi terorisme terbagi menjadi dua yaitu yang terstruktur dan tak terstruktur. Menurutnya, kelompok terstruktur biasanya memiliki pemimpin dan gerakannya mudah dideteksi lewat unsur intelijen.

"Kalau terstruktur, kekuatan intelijen jadi nomer satu kita lakukan sampai sedetailnya, memonitor sampai melakukan tindakan untuk mencegah atau kalau sudah terjadi cepat diungkap. Seperti Bom Bali dan lain-lain," tegasnya.

Dia melanjutkan, saat ini berkembang gerakan terorisme yang non struktur. Gerakan ini tanpa pemimpin dan bergerak sendiri melakukan aksi terorisme. Fenomena ini muncul setelah keberadaan ISIS. Kelompok ini biasanya terdoktrin paham-paham radikal dengan membaca Telegram dan konten-konten di internet.

"Kedua non struktur atau leaderless jihad, tanpa pemimpin dan self radikalisasi. Lone wolf. Ini mulai berkembang. Di negara barat 10 tahun lalu sudah ada," terangnya.

"Bukunya leaderless jihad, tapi kita mulai 2 -3 tahun ini sejak ada ISIS, yaitu fenomena non struktur yang dilakukan orang-orang dengan membaca telegram, internet, terjadi self radikalisasi, doktrin radilan, latian membuat bom namanya online training," sambung Tito.

Oleh karena itu, pemerintah mengambil langkah pemblokiran telegram untuk memutus komunikasi para pelaku teror. Langkah lainnya yakni dengan mengimunisasi masyarakat agar tidak terpengaruh paham dan ideologi radikal.

"Melakukan kontra radikalisasi, mengimunisasi warga yang rentan terkena ideologi ini agar mereka kuat. Jangan sampai terkena paham radikal, baru kemudian tindakan hukum melalui langkah lain," pungkasnya.

(mdk/bal)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Ukraina Larang Keras Pakai Telegram
Ukraina Larang Keras Pakai Telegram

Otoritas Ukraina melarang penggunaan Telegram di kalangan militer dan orang-orang yang berkaitan dengan keamanan nasional.

Baca Selengkapnya
Menkominfo Ancam Tutup Telegram Jika Tak Respons Surat Peringatan Ketiga
Menkominfo Ancam Tutup Telegram Jika Tak Respons Surat Peringatan Ketiga

Budi mengatakan, sudah banyak bukti jika Telegram kerap mengizinkan konten judi online dalam aplikasinya.

Baca Selengkapnya
Gandeng TNI dan BNPT, Kominfo Blokir 174 Akun Radikalisme
Gandeng TNI dan BNPT, Kominfo Blokir 174 Akun Radikalisme

Kominfo telah memblokir akun-akun yang terindikasi menyebar paham radikalisme.

Baca Selengkapnya
Kapolri Blak-blakan Ungkap Indonesia Rentan Serangan Siber, Begini Upaya Pengamanan Berlapis Dilakukan Polri
Kapolri Blak-blakan Ungkap Indonesia Rentan Serangan Siber, Begini Upaya Pengamanan Berlapis Dilakukan Polri

Menurut Sigit, Polri perlu mempersiapkan seluruh jajaran untuk memperkuat pengamanan siber.

Baca Selengkapnya
Sosok Pensiunan Jenderal Polisi Bergelar Profesor Berkali-kali Dipercaya Jokowi, Terbaru Dipilih untuk Duduki Posisi Penting
Sosok Pensiunan Jenderal Polisi Bergelar Profesor Berkali-kali Dipercaya Jokowi, Terbaru Dipilih untuk Duduki Posisi Penting

Pada tahun 2016 lalu, Jokowi memilih Tito sebagai calon tunggal Kapolri menggantikan Jenderal Badrodin Haiti yang memasuki masa pensiun.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Tito Titip 'Kerjaan Besar' ke Menko Polhukam Hadi: Kasus BLBI & Pelangaran HAM
VIDEO: Tito Titip 'Kerjaan Besar' ke Menko Polhukam Hadi: Kasus BLBI & Pelangaran HAM

Tito Karnavian menitipkan sejumlah pesan kepada Menko Polhukam definitif, Hadi Tjahjanto

Baca Selengkapnya
IPW Desak Polda Metro Tunda Proses Hukum Aiman Witjaksono, Ini Alasannya
IPW Desak Polda Metro Tunda Proses Hukum Aiman Witjaksono, Ini Alasannya

“Mendorong Kapolda metro Jaya Irjen Karyoto menunda sementara proses hukum terhadap Aiman Witjaksono," kata Ketua IPW

Baca Selengkapnya
BLBI Hingga Kasus Pelanggaran HAM Jadi PR Menko Polhukam Hadi Tjahjanto
BLBI Hingga Kasus Pelanggaran HAM Jadi PR Menko Polhukam Hadi Tjahjanto

Hadi Tjahjanto hanya memiliki waktu delapan bulan hingga masa kabinet Jokowi berakhir.

Baca Selengkapnya
Panglima Sebut Banyak Berita Hoaks Ganggu Netralitas TNI Ditakedown Kominfo
Panglima Sebut Banyak Berita Hoaks Ganggu Netralitas TNI Ditakedown Kominfo

Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono mengatakan, jika pihaknya sudah menurunkan beberapa berita atau informasi yang dianggap hoaks atau tidak benar.

Baca Selengkapnya
Menkominfo Ancam Tutup jika Telegram Tidak Kooperatif Ikut Berantas Judi Online
Menkominfo Ancam Tutup jika Telegram Tidak Kooperatif Ikut Berantas Judi Online

Platform digital Telegram tidak kooperatif dalam penanganan judi online.

Baca Selengkapnya
Aplikasi TEMU Sudah Diblokir Kominfo, Kok Masih Muncul di PlayStore?
Aplikasi TEMU Sudah Diblokir Kominfo, Kok Masih Muncul di PlayStore?

Ada rangkaian proses yang mesti dilewati agar aplikasi TEMU tidak muncul lagi di PlayStore.

Baca Selengkapnya
Tito Karnavian, Jenderal Polisi yang Kembali Dipercaya jadi Mendagri
Tito Karnavian, Jenderal Polisi yang Kembali Dipercaya jadi Mendagri

Dikabinet Presiden Jokowi sebelumnya, Tito juga menjabat sebagai Menteri Dalam Negeri (Mendagri).

Baca Selengkapnya