Jualan sandwich, Rizal sisihkan uang untuk nabung & infak
Merdeka.com - Syarizal Fadillah bocah sebelas tahun yang berjualan sandwich dan jajanan lainnya untuk membantu orangtuanya selalu menyisihkan hasil jualannya untuk menabung dan infak. Hal tersebut diajarkan ayahnya, Johansyah supaya Rizal bisa mengatur keuangannya sendiri.
Setiap hari Rizal membawa uang Rp 170 ribu hingga Rp 200 ribu dari hasil berjualan keliling. Uang tersebut kemudian diberikan kepada Ibunya, Sri untuk disimpan.
"Saya minta paling untuk infak, menabungnya disimpan ibu," katanya pada merdeka.com.
-
Apa yang dijual Rizal? Berbekal tabungan hasil usaha jualan baju bekas sebesar Rp200 juta, Rizal membuka usaha lalapan dan sambal bakar.
-
Kenapa Siti Syahda berjualan risoles? Beberapa waktu lalu, ia diharuskan pindah dan memulai usaha baru untuk menambah pundi-pundi ekonomi. Saat itu kudapan risoles menjadi pilihan Siti, karena di samping rasanya lezat juga memiliki banyak penggemar.
-
Kenapa pedagang takjil senang berjualan? Cuan yang dikantongi dari berdagang Takjil menggiurkan lho ..
-
Dimana dia berjualan? Saat ini ia rutin mangkal di Jalan Bulak Rantai, Kampung Tengah, Kecamatan Kramat jati, Kota Jakarta Timur, Daerah Khusus Ibukota Jakarta.
-
Bagaimana Pak Kempleng awalnya berjualan sate? Dikutip dari kanal YouTube J. Christiono, nama asli Pak Kempleng adalah Pak Sakimin. Ia merintis berjualan sate dengan berkeliling Kota Ungaran sejak tahun 1960-an. Namun pada tahun 1972 Pak Sakimin meninggal dunia. Usaha itu kemudian diteruskan oleh putra keduanya, Pak Mulyono.
-
Siapa yang jualan di sekolah? Aqila tampaknya mengikuti kegiatan di sekolahnya yang mengajarkan siswa menjadi wirausahawan sejak dini.
Tabungannya itu digunakannya untuk keperluannya sendiri. Salah satu hasil tabungannya itu adalah sepeda seharga Rp 700 ribu yang kini digunakannya untuk jualan.
"Kalau sekarang saya menabung untuk beli tas sama Alquran. Soalnya bulan kemarin Alquran dan tas saya dicuri orang di masjid. Mau nabung juga untuk ke Jakarta ikut ujian hafiz di GBK (Gelora Bung Karno)," terangnya.
Tidak hanya uang hasil jualan yang disisihkannya, tapi juga uang jajannya. Dia hampir tidak pernah menggunakan uang jajannya.
"Nggak suka jajan. Kan sudah sarapan di rumah, bawa air minum. Makan siang di rumah. Uang jajannya juga ditabung," tandasnya.
Meski masih kecil, namun Rizal tidak malu berjualan. Bahkan beberapa gurunya justru kerap memesan sandwich atau roti bakar padanya."Kalau teman ada yang jahil, tapi nggak papa, jualan kan halal," tegasnya. (mdk/hhw)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Memulai usaha tak harus menunggu lulus kuliah. Pemuda asal Tulungagung, Jawa Timur ini bertekad memiliki penghasilan sendiri sedini mungkin.
Baca SelengkapnyaSetelah satu tahun usaha sambal bakarnya berjalan, modal awal yang Rizal gunakan untuk membuka usaha tersebut telah kembali.
Baca SelengkapnyaManisnya kesuksesan Rizal tidak didapat secara instan.
Baca SelengkapnyaRela merantau, ia setiap harinya harus menjual dagangan baksonya.
Baca SelengkapnyaAnak-anak seharusnya memang fokus belajar dan bermain. Namun, tidak dengan Jelita. Ia harus berjualan gorengan untuk bantu orang tuanya.
Baca SelengkapnyaSetiap harinya mereka membawa 15 bungkus jajanan yang dijual 10 ribu satu bungkusnya
Baca SelengkapnyaWalau sempat malu, namun tekad kuatnya membalas budi orang tua membuatnya bersemangat dalam berjualan dimsum di pinggir jalan.
Baca SelengkapnyaKisah seorang TNI AD berpangkat kopral dua menjadi perhatian publik. Pasalnya ia tidak gengsi berjualan gorengan pinggir jalan.
Baca SelengkapnyaBanyak warganet yang mengomentari dan memuji anak dalam video ini.
Baca SelengkapnyaBerikut potret seorang bocah penjual jagung rebus yang berhasil memiliki tabungan Rp80 juta.
Baca SelengkapnyaDengan modal terbatas, Dicky merintis usaha martabak di pelataran rumahnya. Dia sempat ragu dan takut memulai usaha.
Baca SelengkapnyaSejak lulus sekolah, ia memang tidak mau bekerja menjadi seorang karyawan. Ia kini berhasil menekuni profesi berdagang dengan hasil jutaan rupiah dalam sehari.
Baca Selengkapnya