Jurnalis Bogor tuntut anggota TNI AU aniaya pewarta diadili
Merdeka.com - Sedikitnya 50 jurnalis Bogor dari berbagai organisasi wartawan di Kota/Kabupaten Bogor menggelar aksi solidaritas di kawasan Tugu Kujang, Bogor Tengah, Kota Bogor, Selasa (16/8). Mereka mengecam kekerasan dilakukan anggota TNI AU terhadap dua jurnalis Medan saat meliput kasus sengketa lahan, Senin (15/8).
Aksi dimulai pukul 09.30 hingga 10.30 WIB itu dilakukan puluhan wartawan dari berbagai media cetak dan elektronik lokal maupun nasional. Mereka berorasi dan melakukan aksi teatrikal, serta tabur bunga di bundaran Tugu Kujang, Kota Bogor.
Ketua Forum Wartawan Harian Bogor (FWHB), Haryudi mengatakan, aksi ini untuk kesekian kalinya sebagai wujud kekecewaan jurnalis Bogor terhadap pemerintah melalui alat negara (TNI/Polri). Aparat dianggap kerap melakukan tindakan sewenang-wenang saat bertugas berhadapan dengan pewarta.
-
Siapa yang mengkritik Jokowi? Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat mengkritik kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
-
Kenapa Jokowi dikritik? Khususnya terhadap keluarga Jokowi yang ikut dalam kontestasi politik baik Pilpres maupun pilkada.
-
Siapa yang menggugat Jokowi? Gugatan itu dilayangkan Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI)
-
Mengapa persepsi publik terhadap pemberantasan korupsi di era Jokowi menurun? Adapun jika melihat trennya, persepsi positif menurun, sebaliknya persepsi negatif meningkat.
-
Bagaimana Jokowi ekspresikan kemarahan saat parlemen? Di kesempatan sama, Jokowi juga mengekspresikan kemarahan sambil kepalkan tangan.
-
Apa yang diminta anak buah Jokowi? Ramai-Ramai Anak Buah Jokowi Minta Tambah Anggaran Sejumlah menteri dan pimpinan lembaga pemerintah ramai-ramai meminta tambahan anggaran kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
"Kekerasan yang terjadi di Medan oleh oknum TNI AU merupakan peristiwa yang tak pernah ada perhatian dari negara. Ulah oknum TNI AU terhadap dua jurnalis di Medan secara tidak langsung telah mencederai sendi-sendi negara demokrasi yang dibangun, para pendahulu kita," kata Haryudi.
Haryudi mengaku miris dengan aksi premanisme aparat, tanpa memandang profesi jurnalis yang jelas-jelas dilindungi Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers.
"Jelas rekan kita di sana tengah bertugas melakukan peliputan sambil menggantungkan identitas mereka. Tapi nyatanya tetap menjadi korban kekerasan oleh oknum TNI yang melakukan pengamanan. Itu melanggar kebebasan pers," ujar Haryudi.
Haryudi menambahkan, berdasarkan data dari Aliansi Jurnalis Independen (AJI), sejak pemerintahan Presiden Joko Widodo indeks kebebasan pers mengalami penurunan drastis, jika mengacu kepada indeks kebebasan pers dan berekspresi versi World Press Freedom. Selain itu, musuh terbesar insan pers yang dapat mengancam keselamatan pers sendiri selalu aparat penegak hukum.
"Sejak Jokowi menjadi Presiden, kebebasan pers kita menurun. Tidak jarang insan pers yang sedang bertugas justru menjadi korban kekerasan oleh oknum penegak hukum di negara ini," lanjut Haryudi.
Untuk itu, para wartawan se-Bogor mengecam dan mengutuk keras aksi kekerasan dilakukan anggota TNI AU di Medan. Mereka juga meminta pelaku diproses hukum atau peradilan militer, karena telah mencederai kebebasan pers.
"Kita ingin oknum itu di proses! Tidak menutup kemungkinan kita bisa menjadi korban mereka yang selanjutnya. Kita juga ingin pemerintah mencopot oknum tersebut dari jabatannya, karena mereka bukan melindungi tapi malah melukai kita," imbuh Haryudi.
Di sela-sela aksi solidaritas ini, wartawan Bogor juga menggelar aksi teatrikal dan menabur kartu pers. Hal itu sebagai simbol kekecewaan mereka terhadap TNI AU dan matinya kebebasan pers di Indonesia.
(mdk/ary)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
TNI-AL bertanggung jawab untuk melakukan proses pengobatan terhadap korban.
Baca SelengkapnyaAhmad Basarah PDIP mengecam penganiayaan anggota TNI terhadap relawan Ganjar-Mahfud di Boyolali.
Baca SelengkapnyaSebagian isi draft RUU Penyiaran bertentangan dengan UU Pers
Baca SelengkapnyaPDIP Boyolali mengecam keras tindakan kekerasan yang dilakukan terhadap relawan Ganjar Pranowo-Mahfud Md
Baca SelengkapnyaKasad melalui Pangdam IV/Diponegoro, menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat Boyolali atas kejadian ini.
Baca SelengkapnyaDeputi Hukum TPN Ganjar Mahfud, Todung Mulya Lubis menyatakan informasi dari Butet laporan tersebut sudah dicabut
Baca SelengkapnyaMerangkum sejumlah tindak tak terpuji oknum TNI yang terjadi sejak Bulan Agustus hingga kini
Baca SelengkapnyaJokowi tetap menganggap sebuah kritikan sebagai kebebasan berekspresi.
Baca SelengkapnyaSeorang jurnalis mendapat perlakuan tak menyenangkan saat meliput di kawasan konservasi Taman Wisata Alam Teluk Youtefa.
Baca SelengkapnyaLaporan dilayangkan oleh AJV pada Kamis, 5 September 2024 malam.
Baca SelengkapnyaKetua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri bersuara keras terkait kasus dugaan berita bohong yang menjerat Aiman Witjaksono.
Baca SelengkapnyaPada Juli 2023 misalnya, seorang jurnalis media asing yang meliput penambangan nikel di Halmahera Tengah menjadi korban intimidasi petugas keamanan perusahaan.
Baca Selengkapnya