Kaesang dan Erina Hadiri Kirab Pusaka Mangkunegara di Peringatan Malam Satu Suro
Sementara wakil presiden terpilih Gibran tak tampak dalam kirab
Sementara wakil presiden terpilih Gibran tak tampak dalam kirab
Kaesang dan Erina Hadiri Kirab Pusaka Mangkunegara di Peringatan Malam Satu Suro
Kirab pusaka Pura Mangkunegaran dalam rangka memperingati tahun baru Jawa 1 Suro JE 1958, Minggu (7/7) malam berlangsung khidmat.Kirab dimulai pukul 19.30 WIB dilepas KGPAA Mangkunagara X.
Bertidak sebagai cucuk lampah atau pemimpin kirab putra Mangkunagara IX, GPH (Gusti Pangeran Haryo) Paundrakarna Sukmaputra Jiwanegara.
Nampak mengikuti kirab di barisan depan, putra bungsu Presiden Joko Widodo (Jokowi), Kaesang Pangarep.
Dia menggandeng sang istri Erina Sofia Gudono bersama sejumlah tokoh lainnya.
Wakil Wali Kota Solo Teguh Prakosa juga nampak hadir dalam kirab tersebut.
Sementara Wali Kota Solo yang juga wakil presiden terpilih Gibran Rakabuming Raka, tak terlihat datang.
Kirab mengambil rute juga diikuti ribuan sentana, kerabat dan abdi dalem. Mereka mengenakan pakaian Jawa beskap tanpa alas kaki. Sepanjang perjalanan para peserta melakukan tapa bisu (tidak berbicara).Kirab pusaka dimulai dari Pura Mangkunegaran menuju ke Jalan Diponegoro, Jalan Slamet Riyadi, Jalab Kartini, Jalan R.M. Said, Jalab Teuku Umar kembali ke Jalan Slamet Riyadi, Jalan Diponegoro dan kembali ke Pura Mangkunegaran.
Berdasarkan pantauan merdeka.com, ada 5 pusaka yang ditandu para abdi dalem.
Lima pusaka tersebut dilakukan jamasan sebelum diarak keliling tembok luar pura.
Setelah itu, pusaka dikeluarkan dari Ndalem Ageng Pura Mangkunegaran dan diarak. Ribuan warga kemudian berebut air sisa jamasan.Berbeda tahun sebelumnya, Bhre mengungkapkan jika rute kirab tahun ini diperpanjang hingga jalan Slamet Riyadi dan kawasan Ngarsapura.
Perpanjangan rute ini pernah juga diadakan ketika masa kepemimpinan Mangkunegara IX, Gusti Pangeran Harya Sujiwakusuma atau yang lebih dikenal Gusti Jiwo.
"Rute untuk kirab 1 Suro tahun ini akan diperpanjang dari biasanya. Kalau biasanya memutar tembok Puro, tahun ini kita akan menarik sedikit lebih jauh ke Ngarsopuro dan Slamet Riyadi. Rute ini sebelumnya pernah dilakukan oleh Mangkunegara IX," kata Gusti Bhre Cakrahutomo.
Bhre menambahkan, peringatan malam 1 Suro ini merupakan salah satu cara menjaga dan melestarikan kebudayaan Jawa yang sudah turun temurun di jalani oleh seluruh masyarakat.
"Ini menjadi suatu kebudayaan masyarakat Jawa khususnya yang sudah turun temurun. Harapannya kita bisa terus jaga, kita terus lestarikan dan ke depan acaranya bisa lebih baik lagi dan terbuka dengan masyarakat," katanya.